Amalan I'tikaf Saat Ramadan yang Dapat Dilakukan Agar Dapat Keberkahan

Amalan i'tikaf saat Ramadan penting untuk dipahami.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 30 Mei 2019, 03:45 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2019, 03:45 WIB
Ilustrasi Ramadan. (Pixabay)
Ilustrasi Ramadan. (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Amalan i'tikaf saat Ramadan dapat menjadi satu dari sekian banyak sumber berkah bulan suci. I’tikaf dalam konteks ibadah Islam adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridhaan Allah SWT dan bermuhasabah atas perbuatan-perbuatannya.

Selama berdiam diri di masjid, ada amalan i'tikaf saat Ramadan yang dapat dijalankan. Amalan i'tikaf saat Ramadan ini adalah amalan yang dianjurkan dan dapat menambah keberkahan Allah. I’tikaf saat Ramadan adalah aktivitas rutin yang dilakukan Rasulullah. Amalan i'tikaf saat Ramadan penting untuk dipahami.

I’tikaf dapat dilakukan setiap saat, termasuk pada waktu-waktu yang diharamkan salat. Melakukan i'tikaf saat Ramadan amat erat kaitannya dengan kemuliaan malam lailatul qadar. Dipercaya bahwa malam Lailatul Qadar datang pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan, oleh sebab itu amat dianjurkan untuk menjalankan i'tikaf pada waktu tersebut. Beritikaf tidak hanya sekadar diam di masjid tak melakukan apapun. Anda dapat menjalankan amalan i'tikaf saat Ramadan.

Jika Anda juga ingin mendapatkan malam Lailatul Qadar, tak ada salahnya jika beritikaf dan melakukan amalan i'tikaf saat Ramadan. Berikut amalan i'tikaf saat Ramadan yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (22/5/2019).

I'tikaf saat Ramadan

Ketahuilah Pengertian Itikaf dan Waktu Pelaksanaanya
Inilah pengertian Itikaf dan waktu pelaksanaanya sebelum dikerjakan secara langsung di Masjid.

I'tikaf berasal dari kata 'akafa' yang bermakna 'memenjarakan'. Sedangkan secara istilah fikih, iktikaf artinya berdiam di dalam masjid dengan tata cara tertentu dan disertai niat. I'tikaf yang disyariatkan ada dua macam yaitu I'tikaf sunah dan wajib.

I'tikaf sunnah adalah i'tikaf yang dilakukan secara sukarela semata-mata untuk mendekatkan diri dan mengharapkan ridha Allah SWT seperti i'tikaf 10 hari terakhir pada bulan Ramadan. Sementara i'tikaf wajib adalah i'tikaf yang dikarenakan bernazar (janji). Selain memperoleh pahala, itikaf juga menciptakan suasana hati yang tenang dan nyaman.

Itikaf saat bulan Ramadan dijelaskan dalam hadits:

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Waktu i’tikaf yang lebih afdhol adalah di akhir-akhir ramadhan (10 hari terakhir bulan Ramadhan) sebagaimana hadits ‘Aisyah, ia berkata,

أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.”

Waktu yang dianjurkan untuk i'tikaf Ramadan

20160627-Mencari Berkah di Akhir Ramadan-Jakarta
Seorang umat muslim membaca Al Quran di masjid Istiqlal Jakarta, Senin (27/6). 10 hari jelang akhir Ramadan, sejumlah umat muslim dari berbagai daerah melakukan itikaf di masjid Istiqlal Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

I’tikaf dapat dilakukan setiap saat, termasuk pada waktu-waktu yang diharamkan salat. Hukum asalnya adalah sunnah, tapi bisa menjadi wajib apabila dinazarkan. I’tikaf harus dilaksanakan di masjid sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:

“Dan janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid” (QS. Al Baqarah : 187)

Melakukannya pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, lebih diutamakan utama dibanding pada waktu-waktu yang lain, demi menggapai keutamaan Lailatul Qadar yang waktunya dirahasiakan Allah. Karena dirahasiakan itulah, maka siapa pun kita harus senantiasa mengisi malam-malam Ramdhan dengan berbagai amaliah, baik wajib maupun sunnah, dengan tujuan agar tidak terlewatkan.

Amalan i'tikaf saat Ramadan

Mencari Berkah di Akhir Ramadan
Umat muslim membaca pada hari ke-28 bulan suci Ramadan di pelataran Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (12/6). Sejumlah umat muslim meningkatkan ibadah mereka dengan itikaf di Masjid Istiqlal jelang berakhirnya Ramadan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelum menjalankan itikaf, diharuskan untuk membaca niat i'tikaf. Niat ini untuk membedakan antara itikaf dengan aktivitas mengobrol di masjid semalaman. Berikut niat i'tikaf.

Nawaitu an i’tikafa fi hadzal masjidi sunnatal lillaahi ta’ala

Artinya: “ Saya niat berdiam diri di dalam masjid, sunah karena Allah ta’ala”

Berdasarkan riwayat dari Aisyah RA, Rasulullah Muhammad SAW akan mengencangkan ikat pinggang dan membangunan keluarganya di 10 malam terakhir Ramadan. Rasulullah akan berdiam diri di masjid hingga Ramadan berakhir.

Selama beritikaf, ibadah-ibadah sunah maupun wajib dapat dilakukan. Hendaknya ketika beri’tikaf, seseorang menyibukkan diri dengan melakukan ketaatan seperti berdo’a, dzikir, bershalawat pada Nabi, mengkaji Al Qur’an dan mengkaji hadits. Dan dimakruhkan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat.

Berikut amalan i'tikaf saat Ramadan yang dianjurkan:

Salat

Karena inti dari i'tikaf adalah mencari ridha Allah, salat sangat dianjurkan saat i'tikaf. Salat dapat berupa salat wajib maupun sunah, berjamaah maupun sendirian. Salat sunah yang dapat dilakukan adalah salat tarawih, salat malam, salat witir, salat sunnah sebelum salat subuh, salat Dhuha, salat sunnah rawatib dan lainnya.

Membaca Alquran

Kegiatan belajar, membaca, memahami, dan menghayati Alquran merupakan amalan i'tikaf saat Ramadan yang dapat dilakukan. Rasulullah Saw. bersabda, “Bacalah oleh kalian Alquran. Karena sesungguhnya Alquran itu akan datang menghampiri kalian di hari kiamat sebagai syafaat.” (HR Muslim)

 

Amalan i'tikaf saat Ramadan

Dzikir dan doa

Saat i'tikaf dianjurkan untuk banyak berdzikir dan berdoa. zikir yang dianjurkan seperti bertasbih, bertahmid dan tahlil, istighfar dan sebagainya. Semua bentuk zikir sangat dianjurkan untuk dibaca pada saat i’tikaf. Namun lebih diutamakan zikir yang lafaznya dari Alquran atau diriwayatkan dari sunnah Rasulullah SAW secara shahih.

Bershalawat

Bershalawat menjadi salah satu sebab turunnya rahmat Allah tak terkecuali saat bulan Ramadan. Rasulullah Saw. bersabda,

“Siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah memberinya rahmat sepuluh.” (HR Muslim)

Berikut beberapa contoh shalawat:

Wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muhammadin wa ‘alā ālihī wa shahbihī wa sallama

Allāhumma shalli wa sallim wa bārik ‘alā sayyidinā Muhammadin wa ‘alā ālihī wa shahbihī

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya