Liputan6.com, Jakarta Jadwal imsak hari ini Rabu 29 Mei 2019 berbeda dari satu kota dengan kota yang lainnya di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh perbedaan zona waktu yang ada di Indonesia.
Baca Juga
Jadwal imsak hari ini Rabu 29 Mei 2019 digunakan sebagai patokan batas makan sahur bagi umat Muslim yang akan menjalankan ibadah puasa Ramadan. Umumnya, waktu imsak ditentukan dari 10 menit sebelum waktu Subuh tiba.
Advertisement
Santap sahur saat sedang berpuasa ini dianjurkan dilakukan untuk membantu memberikan energi pada tubuh agar siap menjalankan puasa. Santap sahur dianjurkan oleh Rasulullah selama melaksanakan ibadah puasa.
Nah, agar kamu dapat memperkirakan seberapa lama kamu santap sahur hari ini, sudah sebaiknya kamu mengetahui terlebih dahulu jadwal imsak hari ini Rabu 29 Mei 2019.
Berikut jadwal imsak hari ini, Rabu 29 Mei 2019 dilansir Liputan6.com dari laman Kementerian Agama Republik Indonesia, Rabu (29/5/2019).
Jadwal Imsak Hari Ini Rabu 29 Mei 2019
Berikut jadwal imsak hari ini Rabu 29 Mei 2019, 24 Ramadan 1440 H di kota-kota besar Indonesia:
Jakarta: 04.26 WIB
Bandung: 04.24 WIB
Surabaya: 04.04 WIB
Yogyakarta: 04.14 WIB
Solo: 04.12 WIB
Aceh: 04.52 WIB
Padang: 04.44 WIB
Jambi: 04.32 WIB
Medan: 04.42 WIB
Palembang: 04.29 WIB
Pontianak: 04.06 WIB
Samarinda: 04.36 WITA
Denpasar: 04.56 WITA
Makassar: 04.34 WITA
Ambon: 04.57 WIT
Bima: 04.42 WITA
Kupang: 04.25 WITA
Jayapura: 04.05 WIT
Advertisement
Sunah Menjalankan Sahur
Salah satu Sunnah dalam berpuasa adalah melakukan santap sahur. Sebelum berpuasa, umat Muslim dianjurkan untuk makan sahur. Sahur adalah sebuah istilah Islam yang merujuk kepada aktivitas makan yang dilakukan pada dini hari bagi yang akan menjalankan ibadah puasa.
Makan sahur memang bukanlah sebuah ibadah yang diwajibkan dalam Islam atau sebuah aktivitas yang harus dilakukan. Namun, melihat dari manfaatnya, makan sahur sangat dianjurkan, karena bisa memberikan energi untuk tubuh agar mampu menjalankan ibadah puasa seharian.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
“Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan,” (HR al-Bukhari).
Aktivitas sahur sendiri dapat berupa menyantap sesuatu walaupun hanya seteguk air. Waktu sahur yang disunnakan adalah selepas tengah malam. Utamanya, ia diakhirkan selama tidak sampai masuk waktu yang diragukan: apakah masih malam atau sudah terbit fajar. Dalam hadis lain, Rasulullah menandaskan:
لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا أَخَّرُوا السَّحُورَ وَعَجَّلُوا الْفِطْرَ
Artinya, “Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka,” (HR Ahmad).
Pahala Berpuasa di Bulan Ramadan
Di bulan Ramadan seluruh amal ibadah dilipatgandakan pahalanya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah mengungkapkan:“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman:
“Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)
Makna dari hadits di atas adalah, Rasulullah mengatakan bahwa setiap amalan kebaikan manusia akan dilipatgandakan pahalanya 10 kali lipat bahkan hingga 700 kali lipat.
Namun, hal ini berbeda dengan amalan puasa. Pahala dalam puasa tidak dilipatgandakan dengan cara tersebut, melainkan, pahala pada orang yang berpuasa akan dilipatgandakan menjadi tak terhingga oleh Allah.
Hal ini karena, dalam berpuasa manusia berusaha untuk meninggalkan segala syahwat karena Allah semata. Allah juga begitu memuliakan orang yang berpuasa sehingga diibaratkan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari bau minyak kasturi.
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah di Lathaif Al-Ma’arif mengatakan,
“Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding amalan lainnya, maka puasa di bulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya. Ini semua bisa terjadi karena mulianya bulan Ramadhan dan puasa yang dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya. Allah pun menjadikan puasa di bulan Ramadhan sebagai bagian dari rukun Islam, tiang penegak Islam.”
Pahala puasa Ramadan akan lebih berlipat karena bulan Ramadan adalah bulan yang paling mulia. Selain itu puasa Ramadan juga merupakan puasa yang diwajibkan oleh Allah SWT. Maka dari itu, siapa saja yang menjalankan puasa Ramadan akan mendapatkan pahala yang berlimpah.
Advertisement