Liputan6.com, Jakarta - Seorang calon haji asal Bekasi diduga mengalami depresi hingga berjalan tersasar ke permukiman warga Makkah di kawasan Jiad Mashafi.
Kepala Sektor Khusus Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Muh Yamin mengatakan, petugas haji pada Sabtu sore, 27 Juli 2019 menerima kabar bahwa ada anggota jemaah Indonesia yang terpisah dari rombongannya.
Baca Juga
“Rohamah merupakan anggota jemaah calon haji dari Kloter JKS-65 dari embarkasi Bekasi yang tinggal di hotel nomor 704 di sektor tujuh. Informasi keberadaan jemaah tersebut sebelumnya disampaikan oleh orang setempat,” katanya seperti dikutip dari Antara, Senin (29/7/2019).
Advertisement
Setibanya di lokasi, tiga petugas haji perempuan langsung mengevakuasi Rohamah. Saat petugas sempat akan menggendongnya, karena lokasi penemuannya ada di lokasi yang menanjak cukup tinggi, Rohamah menolak dan ingin berjalan kaki sendiri.
M Yamin menuturkan setelah berhasil dievakuasi, Rohamah langsung dibawa ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Ia menambahkan semula Rohamah tidak mau dievakuasi. Menurut laporan warga setempat, dia sudah berada di permukiman warga sejak pagi hari. “Nenek Rohamah diajak turun oleh warga setempat tidak mau," tuturnya.
Rohamah selalu bilang ingin naik ke puncak gunung. Dari logat bicaranya, Rohamah hanya bisa menggunakan bahasa Sunda.
Yamin menduga anggota jemaah haji ini mengalami depresi dan shock setelah tiba di Makkah. "Karena maunya naik puncak gunung. Bilangnya mau naik ke puncak Bogor," kata Yamin.
Dokter spesialis kejiwaan KKHI Mekkah Dr Herlina Pohan Sp.KJ menuturkan butuh bantuan banyak orang untuk bisa membawa Rohamah sampai ke bangsal perawatan.
“Setelah dilakukan pemeriksaan, hasil laboratorium menunjukkan pasien tersebut mengalami gangguan elektrolit,” katanya.
Gangguan tersebut dipicu dehidrasi, sehingga memicu seseorang menjadi gaduh dan gelisah. “Rohamah ditemukan di bawah terik panas matahari,’’ kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Minta Pulang ke Tanah Air
Perawatan utama yang dilakukan adalah dengan memberikan cairan. Herlina berharap setelah asupan cairannya pulih, jemaah haji tersebut bisa kembali ke hotelnya.
Petugas belum bisa memastikan apakah ada penyakit penyerta seperti diabetes atau sejenisnya. Dia menegaskan jika sebatas dehidrasi, maka pemulihannya relatif lebih cepat.
Calon haji lain yang gelisah ketika baru datang di Makkah adalah Masadah Iksan. Calon haji usia 77 tahun itu berhaji bersama Nakhis, anak sulungnya, dan tergabung dalam Kloter SOC-63 embarkasi Solo.
Masadah sempat menjalani perawatan sehari penuh di KKHI Makkah Sabtu (27/7).
Sebelum pulang ke pemondokan, Nakhis menceritakan ibunya merasa bingung dan ingin cepat pulang. “Pingin ketemu Zamroni. Dia adalah anak bungsu," ujarnya.
Dia berkali-kali menyampaikan ke Masadah bahwa sudah berada di Makkah dan sedang melaksanakan ibadah haji.
Nakhis menceritakan, dia mendarat di Jeddah pada Kamis (25/7) malam. Kemudian Jumat pagi (26/7) melakukan ibadah umrah wajib bersama ibunya. Sabtu pagi (27/7) ibunya mulai gelisah dan terus-menerus meminta pulang karena ingin bertemu Zamroni.
Advertisement