Liputan6.com, Jakarta - Tim Sanitasi Kementerian Kesehatan Daerah Kerja (Kemenkes Daker) Madinah berhasil mencegah terjadinya kemungkinan keracunan makanan pada kelompok terbang (kloter) yang tinggal di Maktab 50 Mina.
Mereka adalah jemaah haji kloter BDJ 09 asal Kota Banjarmasin. Pencegahan itu terjadi pada Senin, 12 Agustus 2019 malam waktu setempat.
Baca Juga
Berdasarkan siaran tertulis Kementerian Kesehatan, tim sanitasi menemukan makanan yang diduga sudah tidak layak dan tak aman bagi kesehatan jika dikonsumsi oleh jemaah haji Indonesia.
Advertisement
Menurut Penanggung Jawab Tim Sanitasi Kemenkes Daker Madinah Ali Wardana, pihaknya mendapatkan laporan dari Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) melalui Sistem Informasi Kesehatan Jamaah Haji Indonesia (Siskohatkes) bahwa terdapat temuan makanan yang diduga tidak layak dikonsumsi.
"Kami langsung melakukan verifikasi melalui pemeriksaan organoleptik pada sampel makanan serta melakukan pemeriksaan higienis dengan menggunakan ATP meter pada sekitar jam 23 tadi malam," ujar Ali, seperti dilansir Antara, Kamis (15/9/2019).
Dia mengatakan, tim Sanitasi Kemenkes selanjutnya berkoordinasi dengan Seksi Katering Kementerian Agama untuk melakukan pemeriksaan cepat.
"Lalu diputuskan menarik seluruh kotak makanan yang diduga memiliki potensi atau dapat menjadi faktor risiko timbulnya permasalahan bagi kesehatan jemaah apabila tetap dikonsumsi. Berikutnya pihak katering segera memberikan makanan pengganti," papar Ali.
Dugaan sementara kejadian ini disebabkan karena ketiadaan pasokan listrik ketika terjadi hujan lebat di Mina pada Senin, 12 Agustus 2019 sore.
Saat itu, pihak katering dalam proses penyediaan makanan bagi jemaah haji, sehingga akibatnya proses pengolahan dan pengiriman menjadi terganggu.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Minta Evaluasi
Ali pun menyarankan kepada tim Kemenag untuk segera mengevaluasi dan memantau seluruh maktab yang bertanggungjawab terhadap konsumsi yang ada di Mina untuk memastikan kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Agar kejadian yang sama tidak terulang, Ali mengimbau kepada TKHI dan jemaah haji agar lebih memerhatikan kondisi makanan yang akan dikonsumsi.
"TKHI untuk lebih waspada lagi dalam hal pemantauan dan pendistribusian makanan sebelum ke jamaah haji. Lakukan tes organoleptik terlebih dahulu sehingga sebelum sampai kepada jemaah, betul-betul makanan tersebut terjamin baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya," kata Ali.
Ali menganjurkan kepada jemaah haji segera mengonsumsi makanan dan tidak membiarkan melewati batas toleransi yang sudah ditentukan.
"Meski demikian, ketika masih dalam batas waktu yang tertera pada label kotak katering, jemaah tetap harus memerhatikan dulu dari sisi bau, rupa dan rasa (organoleptik)," ucap dia.
Proses pemeriksaan dan pengawasan makanan dari katering, baik pada aspek pengolahan dan pendistribusian menjadi tugas dari Tim Sanitasi Kemenkes.
Upaya deteksi dini yang mereka lakukan terhadap potensi keracunan makanan menunjukkan peran vital tim sanitasi bagi kesehatan jamaah haji Indonesia.
Mulai 2019, Tim Sanitasi Kemenkes dilengkapi peralatan baru yang dapat lebih menunjang kemampuan pengawasan dan deteksi dini mereka.
Advertisement