Liputan6.com, Madinah - Jemaah haji Indonesia mulai menikmati fasilitas jalur khusus kepulangan yang disebut Eyab pada hari ini. Di awal pelaksanaan, 3 kloter jemaah haji Indonesia yang akan mendapatkan layanan Eyab.
Ketiganya yakni Embarkasi Jakarta JKS-61 sebanyak 410 orang, Embarkasi Surabaya SUB 55 sebanyak 450 jemaah dan SUB 57 sebanyak 450 orang.
Baca Juga
Pemerintah Arab Saudi menetapkan sebanyak 28 kelompok terbang (kloter) jemaah haji Indonesia mendapatkan fasilitas Eyab.
Advertisement
Layanan Eyab ini berlangsung di Bandara Prince Mohammed bin Abdulaziz, Madinah. Layanan ini berlangsung mulai 4 September hingga 11 September 2019.
"Rencananya ada sekitar 3 kloter untuk hari pertama. Setiap hari itu, ada 2 sampai 4 kloter," ujar Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Arsyad Hidayat di Madinah, kemarin.
Dia menuturkan jika jumlah kloter yang mendapatkan layanan Eyab berkurang dari rencana awal 32 kloter menjadi 28 kloter. Dengan jumlah jemaah turun dari 13.500 menjadi 12 ribu.
Meski ada perubahan, dia menilai jumlah jemaah haji Indonesia yang mendapatkan fasilitas yang baru pertama diberikan ini sudah sangat besar.
"Saya kira masih sangat banyak sekali ya meski terkurangi sekitar 1.600 dari total sebelumnya yaitu sebanyak 13.500," lanjut dia.
Dia menuturkan berdasarkan pantauan di lapangan hingga saat ini, persiapan layanan Eyab dari Pemerintah Arab Saudi sudah mencapai 80 persen. Penyiapan fasilitas dinilai berlangsung intens.Â
"Mereka berharap sekali untuk Madinah ini bisa jauh lebih baik dari pelaksanaan Eyab pada saat di Bandara King Abdul Aziz," kata dia.
Nantinya, dalam fasilitas Eyab ini, Pemerintah Arab Saudi ingin menampilkan berbagai atraksi maupun informasi tentang kebudayaan yang dimilikinya. Selain berbagai kenyamanan fasilitas bagi jemaah haji.
Â
Layanan Eyab di Madinah Bagian dari Visi 2030 Arab Saudi
Jemaah haji Indonesia menjadi satu-satunya yang bisa mendapatkan layanan khusus kepulangan di Bandara Prince Mohammed bin Abdulaziz, Madinah.
Ali Abdalla, dari Tecnology Control Company (TCC) mengungkapkan layanan Eyab bagian dari Visi 2020 Pemerintah Arab Saudi.
"Saudi Arabia mempunyai banyak program untuk Visi 2030 dan ini adalah salah satu programnya," jelas dia yang juga perwakilan dari GACA.
Dia menuturkan, ada alasan khusus hanya jemaah haji Indonesia yang dapat layanan Eyab. Hal itu karena menilai pengelolaan jemaah haji Indonesia yang sangat baik. Â
Adapun layanan Eyab di Bandara Madinah ada tiga. Pertama, berkaitan dengan keramah-tamahan di mana Pemerintah Arab Saudi akan memberikan informasi tentang kebudayaan di negara ini.
Kedua, percepatan proses imigrasi dengan mengaplikasikan teknologi. "Seperti yang kalian lihat di Jeddah setelah pemeriksaan sidik jari, jemaah boleh meninggalkan Saudi," tutur dia.
Ketiga, kata dia, berkaitan dengan angkutan bagasi dari hotel ke bandara. Jemaah haji datang ke bandara tanpa membawa koper bagasi dan hanya tas kabin.
"Layanan ini lah yang diberikan oleh Eyab. tahun ini sebagai percontohan, kami berharap inovasi ini sukses dan memperluasnya untuk jamaah haji yang lebih besar," jelas dia.
Dia menuturkan ide layanan Eyab sudah terpikirkan sejak 6 bulan lalu. Pihaknya bahkan melakukan workshop untuk memikirkan tentang hospitality, teknologi, pergerakan jamaah haji di Jeddah dan Madinah.
Layaan ini pun dipastikan mendapatkan dukungan dari Gubernur Madinah Putra Raja Salman, Pangeran Faishol bin Salman bin Abdulaziz Bin Saud.
Advertisement