Kini Jemaah Umrah Bisa Beli Tikar dan Tisu Basah Buatan Indonesia di Arab Saudi

Selama ini para jemaah selalu membeli produk buatan China untuk memenuhi kebutuhan mereka selama berada di Tanah Suci.

oleh Nurmayanti diperbarui 14 Nov 2019, 17:40 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2019, 17:40 WIB
Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Anggito Abimanyu. Merdeka.com/Yayu Agustini R
Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Anggito Abimanyu. Merdeka.com/Yayu Agustini R

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Anggito Abimanyu, menyebutkan pihaknya bekerja sama dengan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) akan menyediakan produk untuk para jemaah haji dan umrah asal Indonesia di Arab Saudi.

Selama ini para jemaah selalu membeli produk buatan China untuk memenuhi kebutuhan mereka selama berada di Tanah Suci. Di antaranya seperti tikar, hingga tisu basah.

"Sekarang ada tikar buatan Tasikmalaya yang istimewa untuk mabit, untuk tidur, untuk berdiam di Arafah. Buatan Indonesia sendiri," kata dia, di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Dia mengungkapkan akan bekerja sama dengan para agen travel perjalanan umrah untuk memasarkan produk tersebut. Tikar biasanya digunakan untuk mabit atau bermalam di Mina yang merupakan salah satu rangkaian dari ibadah.

"Daripada beli (tikar) buatan China," ujarnya sambil memamerkan tikar tersebut.

Adapun tikar tersebut kata dia, memiliki keistimewaan dapat berubah sesuai iklim. Ketika cuaca panas akan menjadi sejuk dan ketika cuaca dingin akan menjadi hangat. Bentuknya juga cukup ringkas karena dapat dilipat menjadi bentuk kecil.

"Harganya Rp 30 ribu, kalau di sana 11 real. Bisa ditenteng dan dibawa pulang ke Indonesia," ujarnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Produk Lain

Selain tikar, ada juga produk makanan siap saji mulai dari rendang, hingga ayam penyet.

Dia mengungkapkan, selama ini banyak jemaah asal Indonesia yang sering sakit ketika sedang berada di Tanah Suci karena makanan yang tidak cocok dengan perut mereka.

Selain itu, saat ini disana ada kebijakan baru yang melarang adanya open kitchen atau dapur terbuka karena dinilai berdampak buruk pada kesehatan. Sehingga makanan yang disajikan semuanya berbentuk makanan instant atau siap saji.

"Beberapa pengusaha membuat makanan seperti untuk tentara, siap saji, gak perlu dipanasin cukup pakai energi uap atau steam, 2 menit jadilan makan rendang, ayam penyet," jelasnya.

Sementara itu, tisu basah yang dijual juga dibuat secara halal dan bebas alkohol. "Tisu basah bebas alkohol dan halal namanya Seeka, daripada beli produk China," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya