Liputan6.com, Jakarta Pasien diabetes atau diabetesi boleh maksanakan ibadah puasa ketika Ramadan tiba. Namun, sebelum berpuasa, hendaknya diabetesi berkonsultasi lebih dulu dengan dokter.
Dokter spesialis gizi klinik dari RS Pondok Indah-Pondok Indah Juwalita Surapsari menjelaskan hal tersebut.
Baca Juga
"Idealnya, sebelum berpuasa datang konsultasi dulu. Paling tidak enam sampai delapan minggu sebelum memulai puasa untuk evaluasi terlebih dulu. Tapi jarang pasien melakukan itu," kata Juwalita, di Jakarta.
Advertisement
Dalam periode tersebut, diabetesi akan diperiksa terlebih dulu riwayat kesehatannya. Mulai dari apakah dia pernah mengalami hipoglikemia berulang dalam tiga bulan terakhir, kenaikan gula darah tidak terkontrol, atau ada komplikasi akut yang dialami sebelumnya.
"Kalau dalam kondisi seperti itu. Biasa kami menyebutnya, very high risk group (kelompok berisiko tinggi)," kata Juwalita menambahkan.
Dalam konsultasi itulah, pasien akan mendapatkan berbagai penyesuaian terkait pola makan dan pengobatannya. Termasuk rencana apa yang harus dia konsumsi selama bulan Ramadan.
Tidak hanya itu, Juwalita mengatakan bahwa apabila pasien memiliki alat cek gula darah mandiri, rajinlah mengontrol kadarnya secara teratur. Apabila kurang dari 70 atau lebih dari 300, demi kesehatan dan keselamatan, puasa harus segera dibatalkan.
Â
Perlu Menyadari Kondisi Tubuh
Ketut Suastika, ahli endokrinologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, dalam kesempatan yang berbeda menuturkan hal yang sama. Orang dengan diabetes boleh berpuasa namun harus sadar kondisi tubuhnya.
"Hanya saja karena ini masalah ibadah kan masalah rasa. Terkadang kalau tidak dilakukan ada perasaan tidak enak. Tapi ini kan harus diperhitungkan ada risikonya," kata Ketut ditemui seusai temu media dan blogger beberapa waktu yang lalu oleh Health Liputan6.com.
Ketut sendiri berharap agar meskipun memiliki diabetes, umat Muslim yang mengalami kondisi itu tetap bisa menjalani puasa dengan baik. Yang pasti, Anda harus tetap meminta saran dokter terkait kondisi kesehatan sebelum berpuasa.
"Perlu diperhitungkan plus minusnya, untuk kesehatan sendiri dan juga untuk ibadahnya."
"Kalau memang tidak bisa berpuasa, mungkin bisa mengisinya dengan cara ibadah yang lain," Ketut menyarankan.
Â
Advertisement