Niat dan Doa Puasa Ramadan hingga Hukumnya

Lantas, apa hukumnya, saat kita membaca niat puasa Ramadan?

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Apr 2020, 13:20 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2020, 13:20 WIB
Amalan di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan
Membaca Alquran / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Bulan cuci Ramadan, bukan hanya sekadar bulan istimewa, melainkan bulan yang penuh kemuliaan di mana banyak sekali berkah. 

Dalam Islam, puasa Ramadan adalah menahan diri dari dua syahwat, yakni perut dan juga kemaluan. Dilakukan dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari atau hingga waktu buka puasa.

Untuk menjalankan ibadah puasa, seorang muslim diwajibkan untuk membaca niat dan berdoa. Membaca niat puasa dapat dilakukan ketika sebelum memulai puasa, sebelum melaksanakan sahur ataupun dapat dilakukan ketika malam hari setelah melaksanakan salat tarawih.

Lantas, apa hukumnya, saat kita membaca niat puasa Ramadan?

Dengan niat menjalankan puasa dengan ikhlas, Allah SWT bermaksud menanamkan ketakwaan dan menguatkan daya inderawi dan mendidik jiwa umat Nabi Muhammad SAW.

Keistimewaan bulan Ramadan yang lain harus diwakili dengan niat. Jika pada puasa lain niat bisa dilakukan sebelum atau saat pelaksanaan, niat puasa Ramadan harus dilakukan sejak malam sebelumnya.

Niat puasa bahkan menjadi salah satu rukun sebelum melaksanakan ibadah puasa Ramadan. Jika seseorang tidak niat puasa Ramadan, maka nilai ibadahnya tak dapat dihitung.

Terdapat dua rukun utama untuk menjalankan puasa. Selain puasa Ramadan atau puasa sunah, doa dan niat harus diucapkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Niat dan doa puasa Ramadan

Ayat Tentang Puasa
Membaca Alquran / Sumber: iStockphoto

Niat dan doa di bulan Ramadan merupakan tahapan penting dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Niat dilakukan sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Niat doa puasa Ramadan diucapkan sebelum fajar tiba. Beberapa hadist menjelaskan juga bahwa niat bisa diucapkan malam harinya sebelum sahur atau setelah sholat tarawih.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan." (Muttafaqun 'alaihi).

Dalam hadist lain yang diterima dari Siti Hafshah, Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang tidak berniat akan berpuasa pada malam hari sebelum terbit fajar, maka tidaklah ia berpuasa."

Atas dasar tersebut, karena puasa termasuk ibadah, maka niat untuk mengerjakannya termasuk ke dalam rukun puasa. Niat puasa Ramadan harus yang tulus dengan tujuan untuk mendapatkan ridho dan berkah dari Allah SWT.

Niat puasa Ramadhan"Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta'aala."

Yang artinya:

"Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah Ta'ala."

Kekeliruan yang terjadi dalam melafalkan niat puasa tak secara langsung dapat berpengaruh pada sah atau tidaknya puasa, selama terbesit dalam hati masing-masing untuk melakukan ibadah puasa pada keesokan harinya.

 

 

Menahan Diri

Rukun puasa Ramadan yang kedua adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar sampai waktu berbuka puasa.

Rukun puasa Ramadan ini sesuai dengan firman Allah pada surah Al Baqarah ayat 187, yang berbunyi:

"Wa kul wasyrab att yatabayyana lakumul-khaiul-abyau minal-khaiil-aswadi minal-fajr, umma atimmu-iyma ilal-lal"

Yang artinya:

"Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam." (QS. Al Baqarah: 187).

 

Reporter: Dwiyana Pangesthi

Sumber: Brilio.net 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya