Ini Efek Buruk Skutik yang Jarang Ganti Oli Gardan

Beda dengan motor bebek atau sport, motor tipe matik menggunakan dua jenis oli, yakni untuk mesin dan gardan atau transmisi.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 27 Apr 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2020, 16:30 WIB
Bagian CVT Honda Beat
Bagian CVT Honda Beat

Liputan6.com, Jakarta - Beda dengan motor bebek atau sport, motor tipe matik menggunakan dua jenis oli, yakni untuk mesin dan gardan atau transmisi. 

Kedua jenis oli tersebut memiliki peran penting, sehingga harus selalu diperhatikan kondisinya dan perlu penggantian secara berkala. Periode penggantion oli yang lebih lama dibandingkan oli mesin, tak jarang membuat pemilik lupa.

Bila pergantian oli mesin berada di jarak 2.000 km (tergantung kondisi jalan dan kebiasaan pengendaranya), penggantian oli gardan dilakukan setiap 8.000 km sekali.

Lalu apa efek buruk yang ditimbulkan jika pemilik kendaraan sering telat mengganti oli gardan?

Setiap kendaraan atau part yang membutuhkan pelumasan jika sering telat melakukan pergantian oli gardan dalam waktu yang cukup lama, akan berdampak pada kerusakan gear ratio.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Timbul Suara Kasar

Biasanya kerusakan akan diawali dengan adanya suara kasar dari dalam boks CVT motor matik.

Suara kasar timbul akibat oli transmisi tidak bisa bekerja secara maksimal, karena kekentalan oli sudah berkurang sehingga akan menimbulkan gesekan antar komponen.

Karena itu pemilik motor matik sebaiknya selalu memperhatikan pergantian oli gardan agar performa dan usia kendaraan bisa berjalan maksimal.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya