Liputan6.com, Jakarta Ketika memasuki bulan Ramadan hal yang selalu menjadi daya tarik tersendiri ketika melaksanakan puasa adalah ngabuburit. Ngabuburit sendiri adalah istilah yang biasa dilakukan untuk menunggu datangnya waktu berbuka puasa.
Banyak orang di Indonesia yang menggunakan istilah ngabuburit untuk mencari takjil atau hanya sekadar berjalan-jalan. Namun, saat ini, di tengah pandemi Covid-19, tentu kegiatan ngabuburit yang dilakukan lebih bersifat virtual.
Baca Juga
Meski demikian, tahukah Anda berasal dari mana tradisi yang sudah menjadi kebiasaan bagi seluruh masyarakat Indonesia di kala menunggu waktu berbuka puasa tiba?
Advertisement
Ayo tebak?
Â
Merupakan Istilah Penanda Waktu dalam Bahasa Sunda
Istilah ngabuburit merupakan penggalan dari kata Burit yang artinya menunjukan sebuah waktu tertentu (isuk-isuk; pagi-pagi, beurang; siang hari, burit; sore hari, peuting; malam hari). Namun istilah burit sendiri lebih familiar digunakan untuk menunjukan waktu sore hari menjelang maghrib.
Versi Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh LBSS atau Lembaga Basa dan Sastra Sunda, istilah ngabuburit sendiri diartikan sebagai Ngalantung Ngadagoan Burit, yang artinya kurang lebih bersantai-santai sambil menunggu waktu Maghrib
Advertisement
Selalu Menggunakan Istilah Nga
Istilah Nga sendiri merupakan kata kerja yang biasa dipakai oleh orang Sunda dalam melakukan segala aktivitas. Semisal mendengarkan jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Sunda adalah Nga-Denge, Nga = Men, Denge = Dengar.
Selain itu, terdapat kesamaan struktur morfologis dengan kata ngabuburit lainnya selain Mendengarkan, di antaranya: betah= ngabebetah (nyaman), nyeri= nganyenyeri (sakit), deuket= ngadeudeket (dekat).
Sebagai Pengalih Rasa Lapar Anak dalam Berpuasa
Sebenarnya istilah Ngabuburit sudah di gunakan oleh orang tua masyarakat Sunda zaman dulu. Istilah Ngabuburit dahulu dipakai oleh orang tua untuk menyuruh anak-anaknya pergi mengaji pada sore hari selepas salat Ashar ke surau yang lokasinya tidak jauh dari rumah.
Tujuannya sendiri adalah agar anak anak tersebut lupa akan rasa lapar yang mereka rasakan selama berpuasa.
Â
Reporter : Huyogo Simbolon
Advertisement