Berkah Ramadan, Pedagang Kelapa Muda di Rangkasbitung Kebanjiran Pesanan

Omzet pedagang kelapa muda di Rangkasbitung hingga 10 hari bulan suci Ramadan meningkat mencapai 100 persen dibandingkan hari normal.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mei 2020, 01:20 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 01:20 WIB
Resep Kelapa Muda/pexels
Resep Kelapa Muda/pexels

Liputan6.com, Jakarta - Selama Ramadan, pedagang kelapa muda di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten terpaksa harus mendatangkan komoditas pertanian itu dari wilayah Lebak bagian selatan.

Hal tersebut dikarenakan tingginya permintaan kelapa muda saat Ramadan seperti ini.

"Akibat permintaan kelapa muda meningkat, saya memesan ke Lebak selatan yang merupakan sentra kelapa," ujar Adang (50), seorang penampung kelapa muda di Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung, Lebak, seperti dilansir Antara, Rabu (6/5/2020).

Dia mengaku kewalahan melayani permintaan pesanan kelapa muda. Kebanyakan pemesan, kata Adang, merupakan pedagang eceran.

Para pedagang pengecer tersebut diperkirakan mencapai puluhan di sejumlah lokasi di Rangkasbitung karena menggelar dagangannya di tepi jalan.

"Kami selama bulan Ramadan bisa menghabiskan sebanyak 1.000 kelapa muda dengan harga Rp 5.000/butir dan jika diakumulasikan mendapat sebesar Rp 5 juta/hari," papar Adang.

Diakuinya omzet pedagang kelapa muda di Rangkasbitung hingga 10 hari bulan suci Ramadan meningkat hingga mencapai 100 persen dibandingkan hari normal.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Wilayah Lebak Jadi Pusat Kelapa Muda

ilustrasi air kelapa muda/pexels
ilustrasi air kelapa muda/pexels

Menurut Adang, wilayah selatan Lebak yang menjadi sentra kelapa, di antaranya dipilih untuk memenuhi permintaan tersebut.

Sebab, dirinya yang biasa mendatangkan kelapa muda dari wilayah Lebak tengah, seperti Kecamatan Cimarga, Leuwidamar, Muncang, Bojongmanik, Cirinten dan Gunungkencana, namun kini mulai kekurangan.

"Kami merasa kewalahan melayani permintaan para pedagang kelapa muda itu, karena selama Ramadhan relatif meningkat," jelas Adang.

Sementara itu, Udin (45) seorang pedagang pengecer di Jalan Hardiwinangun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengatakan, omzet pendapatan berjualan kelapa muda selama Ramadan meningkat hingga 70 persen dibandingkan hari normal.

Biasanya, kata dia, pendapatan pada bulan normal mencapai Rp 400 ribu, namun selama Ramadan bisa mencapai Rp 700 ribu/hari.

"Pendapatan Rp 700 ribu bisa meraup keuntungan bersih Rp 200 ribu setelah dipotong modal dan bayar upah pekerja," cerita Udin.

Menurut dia, kelapa muda hingga kini masih diburu masyarakat. Terlebih kelapa kopyor karena minuman alami yang menyehatkan dan bisa mematikan racun dalam tubuh, juga tidak memiliki efek samping.

Selama ini, dirinya berjualan kelapa muda untuk dijadikan sebagai minuman berbuka puasa juga dicampur es.

"Kami berjualan kelapa muda itu dengan mendatangkan dari penampung," kata Udin.

 

Beragam Permintaan Pembeli

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Sementara itu, menurut Memed (45), seorang pedagang pengecer di Jalan Sunan Kalijaga Rangkasbitung, selama bulan puasa permintaan kelapa muda naik drastis sehingga mengakibatkan omzet penjualan meningkat.

Ia menjelaskan, kebanyakan konsumen membeli kelapa muda meminta untuk dibelah dan sari maupun buah kelapanya dimasukkan ke plastik untuk dibawa pulang sebagai bahan buka puasa.

Selain itu, kata Memed, ada juga yang membeli masih berupa buah kelapa muda tanpa dibelah.

"Kami menjual kelapa muda itu Rp10.000 per butir dan setiap hari menjual sebanyak 200 butir," tutup Memed.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya