Di Ramadan Ini, Pangsa Pasar Fesyen Muslim Turun Akibat Corona

Beberapa produsen fesyen muslim masih mengalami kenaikan penjualan secara online.

oleh Tira Santia diperbarui 10 Mei 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2020, 20:00 WIB
Koleksi Busana Muslim Dian Pelangi di JFW 2015
Kacamata kucing yang melengkapi koleksi itu memberi sentuhan fesyen yang kental dalamnya, Jakarta, Sabtu (1/11/2014). (Liputan6.com/Panji Diksana)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus corona atau covid-19 memukul banyak sektor industri, bahkan saat Ramadan seperti sekarang ini. Salah satunya yaitu sektor Industri Kecil Menengah (IKM) fesyen muslim.

“Kondisi IKM Fesyen muslim saat pandemi covid-19 ini, gencar melakukan promosi online melalui media sosial, sebagai langkah meningkatkan penjualan,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih dikutip Minggu (10/5/2020).

Menurut Gati memang adanya pandemi covid-19 ini maka pemanfaatan online marketing ini sangat mendukung IKM, yang didukung dengan permintaan pasar yang tinggi. Apalagi saat ini ia menyebut IKM fesyen muslim melakukan inovasi dan beralih memproduksi masker non-medis.

“Kemudian yang terjadi adalah kapasitas produksi mereka itu menurun, ini berimbas pada hasil produksi sehingga akibatnya menurun. Hampir antara 70-90 persen marketnya drop sekali,” ujarnya.

Kendati omzet penjualan fesyen muslim menurun, Gati mengatakan ada beberapa yang masih mengalami kenaikan penjualan secara online, ada yang naik juga hingga 600 persen. Ia menilai mungkin pelaku industri fesyen tersebut memiliki spesifik produk yang bisa menaikkan produknya.

“Sebenarnya kita ingin memperkuat supply chain daripada industri fesyen muslim, itu mulai dari  supplier bahan baku dan aksesoris seperti kain, benang, kancing. Kemudian ide kreatif perencanaan pola dan produksi seperti sekolah mode, asosiai, tren, komputer dan teknologi,” ujarnya.

Jurus Kemenperin Jadikan Indonesia Kiblat Fesyen Muslim Dunia

Bisnis fesyen muslim, ternyata tengah merajalela dan alternatif para selebritas Indonesia ketika fakum dari dunia hiburan.
Bisnis fesyen muslim, ternyata tengah merajalela dan alternatif para selebritas Indonesia ketika fakum dari dunia hiburan.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian terus berupaya mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pusat fesyen muslim dunia. Hal ini kami realisasikan melalui berbagai program untuk mendorong pertumbuhan industri fesyen muslim, antara lain program Modest Fashion Project (MOFP) yang telah kami gelar sejak tahun 2018.

Setelah pada tanggal 12 November 2019 kemarin telah diselenggarakan Inagurasi Modest Fashion Project (MOFP) dan Soft Launching dari program II-Motion, sekarang tiba pada penghujung acara MOFP 2019 untuk mengumumkan siapa finalis yang menjadi juara pada ajang kompetisi MOFP dan Kompetisi Startup kosmetik 2019. 

"Harapan besar pada program MOFP ini dapat menjadi kegiatan yang bisa melahirkan startup di industri fesyen muslim secara berkelanjutan dan berdaya saing”, ujar Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih, di FX Sudirman, Jakarta, Sabtu (16/11).

Gati menjelaskan, Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia yaitu mencapai 222 juta jiwa atau 87 persen dari total penduduk dan diproyeksikan pada tahun 2030 jumlahnya mencapai 238 juta jiwa. 

Hal ini tentunya akan meningkatkan permintaan produk fesyen muslim nasional. Peluang pasar produk fesyen muslim juga terus mengalami peningkatan. Hal inilah yang menjadi pemacu bagi seluruh stakeholder industry fesyen untuk berperan aktif mewujudkan mimpi Indonesia menjadi salah satu kiblat fesyen muslim dunia 2020.

"Untuk menghadapi proses perjalanan menuju itu semua, Kementerian Perindustrian berperan aktif dan telah menyiapkan berbagai langkah strategis. Bukan hanya mendeklarasikan Indonesia layak menjadi kiblat fesyen dunia, namun juga menyiapkan Indonesia sebagai friendly halal tourism yang di dukung dengan industri halal tanah air," papar Gati.

Seleksi program Modest Fashion project (MOFP) dilakukan melalui kompetisi desain dan konsep bisnis. 20 finalis terbaik selanjutnya mendapat pelatihan serta diberikan fasilitasi izin usaha, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) serta akses pasar.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya