Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadan adalah bulan penuh keberkahan dan rahmat. Ramadan adalah bulan mulia yang disebut-sebut Allah dalam Al-Quran. Pada bulan Ramadan ini, waktunya untuk beribadah. Namun, sejarah juga mencatat banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadan. Berikut Liputan6.com kumpulkan dari berbagai sumber enam peristiwa penting tersebut.
1. Turunnya Al-Quran
Baca Juga
Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama saat Nabi mencapai usia 40 tahun, Allah mengutusnya untuk alam semesta, mengeluarkan mereka dari sesatnya kebodohan menuju terangnya pengetahuan. Tepatnya peristiwa penting ini terjadi pada tanggal 17 Ramadan 13 tahun sebelum Hijriah.
Advertisement
Pakar astronomi, Syekh Mahmud Basya menuturkan, waktu itu bertepatan dengan awal Februari tahun 610 Masehi. Mendekati masa-masa turunnya wahyu pertama, Nabi sangat sering berkhalwat di Gua Hira, menjauh dari manusia dan beribadah khusyuk di sana selama beberapa hari. Terkadang 10 hari, terkadang lebih sampai satu bulan. Ritual ibadah Nabi di gua Hira mengikuti tata cara yang dipakai kakeknya, Nabi Ibrahim As.
Di tengah-tengah peribadatannya di Gua Hira, Nabi didatangi sosok yang tak pernah dikenalnya. “Bergembiralah wahai Muhammad, aku Jibril. Dan engkau adalah utusan Allah untuk umat ini,” tutur sosok malaikat itu.
Kemudian Jibril menyuruh Nabi membaca, Nabi menjawab tidak bisa. Perintah itu sampai diulang tiga kali oleh Jibril, jawaban Nabi sama “Mâ anâ bi qarî’in, aku tidak bisa membaca.” Kemudian Jibril membacakan wahyu pertama, Surat al-Alaq ayat 1 sampai 5.
Wafatnya Khadijah
2. Wafatnya Khadijah
Khadijah RA wafat pada hari ke-11 bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Khadijah wafat dalam usia 65 tahun, saat usia Rasulullah berusia sekitar 50 tahun.
Ketika Khadijah wafat, Rasulullah amat terpukul. Apalagi hari kematian Khadijah tidak berselang lama dari kematian paman kesayangan Nabi, Abu Thalib. Oleh karena itu, masa-masa ini disebut sebagai tahun berkabung bagi Nabi Muhammad SAW. Dalam banyak riwayat disebutkan kalau Rasulullah baru menikah lagi setelah Khadijah wafat.
Bagi Rasulullah sendiri, Khadijah sangat istimewa. Diriwayatkan, ketika Khadijah sakit menjelang ajal, Beliau berkata kepada Rasululllah SAW, “Aku memohon maaf kepadamu, Ya Rasulullah, kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu.”
Rasulullah menjawab, "Jauh dari itu ya Khadijah. Engkau telah mendukung dakwah Islam sepenuhnya,” jawab Rasulullah.
Khadijah memang telah mengorbankan semuanya. Kekayaannya, kebangsawanannya, dan kemuliaannya dalam mendukung dakwah Nabi Muhammad. Khadijah adalah orang yang mula-mula masuk Islam. Dia pula yang pertama kali diajari salat dan wudu oleh Nabi Muhammad SAW.
Advertisement
Lailatul Qadar
3. Lailatul Qadar
Lailatul Qadr merupakan istilah yang digunakan untuk memperingati malam di mana Al-Quran diturunkan langsung dari Allah SWT secara keseluruhan baitul izzah (semacam ruang ilahiyat) yang kemudian dibawa Jibril secara berangsur kepada Rasulullah SAW. Malam itu adalah malam mulia, malam penuh berkah yang tidak boleh diragukan lagi. Karena Allah SWT sendiri menyebutnya dalam surat ad-Dukhan ayat 3.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Q.S. Al-Qadr: 1-5).
Meskipun malam Lailatul Qadar ini tidak diketahui kapan datangnya, umat Islam sudah bisa menanti sejak 10 hari terakhir di bulan Ramadan.
“Rasulullah bersabda: “Carilah malam lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Imam Bukhari).
Pada malam tersebut, terdapat banyak keutamaan bagi umat muslim.
Perang Badar
4. Perang Badar
Perang Badar atau biasa disebut Ghazwah Badr al-Kubra adalah perang yang menjadi pembeda, menandai awal kejayaan kaum Muslimin. Dengannya Allah memuliakan Islam, meninggikan menaranya, dan mengikis berhala-berhala.
Dalam peperangan ini, Nabi membawa 313 pasukan Muslim, menghadapi 950 pasukan non-Muslim. Perbedaan jumlah pasukan yang mencolok tersebut tidak lantas mengecilkan nyali tentara Muslim. Dengan tekad yang kuat membela Nabi, kaum Muslimin berhasil memporak-porandakan pasukan kafir. Allah menguatkan mereka dengan malaikat-malaikat. Kaum kafir Quraisy lari sejadi-jadinya, kaum Muslim mengejar mereka, membunuh, dan menawan.
Dari pasukan Muslim, gugur 14 orang syahid. Dari pasukan kafir, yang terbunuh dan tertawan masing-masing 70 orang. Di antara yang terbunuh adalah Abu Jahal.
Advertisement
Pembebasan Kota Makkah
5. Pembebasan Kota Makkah
Tanggal 20 Ramadhan tahun 8 Hijriah merupakan waktu yang bersejarah dalam Islam. Di tanggal tersebut, Rasulullah dan para sahabatnya berhasil menaklukkan Kota Makkah dalam sebuah peperangan yang disebut dengan perang Fathu Mekah (penaklukan Makkah).
Peperangan tersebut dipicu oleh perlakuan orang Quraisy yang merusak satu perjanjian dari beberapa perjanjian Hudaibiyyah. Orang Quraisy bersekongkol dengan kabilah lainnya untuk memerangi orang-orang yang berdamai dengan Rasul.
Dalam pertempuran itu, Nabi mengerahkan 10.000 pasukan Muslim. Rasul mengutus sahabat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dan memerintahkannya agar tidak memulai menyerang sebelum diserang. Bersama mereka, Nabi berperang dalam keadaan berpuasa, kemudian berbuka di tengah jalan karena mengalami keberatan (masyaqqah).
Rasulullah membagi dua pasukannya untuk memasuki Kota Makkah. Khalid bin Walid ditempatkan di sayap kanan untuk memasuki Makkah dari dataran rendah, sementara Zubair bin Awwam memimpin pasukan sayap kiri dan membawa bendera Nabi SAW melalui dataran tinggi. Lalu, Nabi Muhammad mengitari Kakbah dan bertakbir di setiap sudutnya. Dia menyatakan sejak saat itu Makkah menjadi kota suci dan kaum Quraisy dimuliakan oleh Allah.
Wafatnya Ali bin Abi Tholib
6. Wafatnya Ali bin Abi Tholib
Suatu ketika pada 17 Ramadan tahun 661 yang bertepatan dengan peristiwa Nuzulul Quran, terjadi insiden yang akan selalu dikenang pengikut Sayyidina Ali. Pada tanggal mulia tersebut terjadi peristiwa di mana Khalifah Ali ditikam pada subuh menjelang salat. Penikamnya bukanlah orang kafir, melainkan sesama kaum muslim.
Ialah Abdurrahman bin Muljam. Seorang muslim taat yang menghabiskan waktunya untuk berpuasa dan juga menghafal Alquran. Ibnu Muljam ini merupakan salah seorang yang berada di kelompok yang kontra dengan kepemimpinan Sayyidina Ali.
"Tidak ada hukum kecuali milik Allah, bukan milikmu dan bukan teman-temanmu, wahai Ali!" seru Ibnu Muljam sembari menyabet Khalifah Ali di bagian kepala. Ia menyabet dengan pedang yang dilapisi dengan racun.
Akibat luka-luka tersebut, menantu Rasulullah SAW itu meninggal dunia setelah lima tahun memimpin umat Islam. Sayyidina Ali merupakan khalifah ketiga secara berturuut-turut setelah Umar dan Utsman yang juga dibunuh.
Sumber: Islami.nu.co.id, Brilio.com, dan Dream.com
Advertisement