6 Keistimewaan Masjid Al Aqsha dalam Sejarah Islam yang Perlu Diketahui

Masjid Al Aqsha menjadi saksi perjalanan Isra Miraj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Disinilah tempat persinggahan Nabi Muhammad setelah melakukan perjalanan jauh dari Masjidil Haram.

oleh Maria FloraLiputan6.com diperbarui 28 Mei 2020, 11:45 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2020, 11:45 WIB
Kompleks masjid Al-Aqsa Yerusalem akan ditutup untuk umum mulai 23 Maret 2020 demi pencegahan meluas Virus Corona COVID-19. (AHMAD GHARABLI / AFP)
Kompleks masjid Al-Aqsa Yerusalem akan ditutup untuk umum mulai 23 Maret 2020 demi pencegahan meluas Virus Corona COVID-19. (AHMAD GHARABLI / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Masjid Al Aqsha menjadi situs suci dari tiga agama, termasuk Islam, yang memiliki sejarah penting dalam perkembangan agama Islam. Maka tidak heran jika banyak orang ingin datang dan beribadah langsung di masjid ini.

Masjid Al Aqsha juga menjadi saksi perjalanan Isra Miraj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Disinilah tempat persinggahan Nabi Muhammad setelah melakukan perjalanan jauh dari Masjidil Haram yang berada di Makkah.

Peristiwa ini pun terkandung dalam QS Al Isra’ ayat 1, yang berbunyi:

"Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." 

Selain menjadi saksi sejarah perjalanan Isra Miraj, Masjid Al Aqsha juga memiliki beberapa keistimewaan lain yang tidak kalah penting. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kiblat Pertama bagi Umat Muslim

Keistimewaan Masjid Al Aqsha yang pertama yaitu merupakan kiblat pertama bagi umat muslim dalam melaksanakan salat fardu atau salat 5 waktu. Sebelum hijrah ke Madinah, konon Rasulullah melaksanakan salat dengan menghadap ke Masjid Al Aqsha.

Kemudian setelah melakukan perjalanan Isra Miraj, yaitu berkisar 1 bulan, Rasulullah mendapatkan wahyu berupa perintah salat 5 waktu yang menghadap ke Kakbah Mekah. Hal ini sesuai dalam QS Al Baqarah ayat 44, di mana Allah berfirman:

"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu mengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkahlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya, dan Allah sekali-kali tidak lengah dengan apa yang mereka kerjakan."

Sejak peristiwa ini, Rasulullah mulai berdakwah untuk menyerukan perintah salat 5 waktu menghadap ke Kakbah kepada para sahabat dan pengikutnya.

Meskipun awalnya Rasulullah masih melakukannya secara sembunyi-sembunyi, kemudian Allah membukakan jalan dan memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan perintah tersebut kepada seluruh umat secara terang-terangan.

Masjid Kedua yang Diletakkan Allah di Muka Bumi

Keistimewaan Masjid Al Aqsha dalam sejarah Islam selanjutnya tidak lain adalah sebagai masjid kedua yang diletakkan Allah di muka bumi.

Seperti diketahui, Masjid Al Aqsha menjadi masjid kedua yang ada di kehidupan manusia setelah Masjidil Haram yang berada di Makkah. Hal ini sebagaimana dikisahkan dalam Hadist Riwayat Ahmad, yaitu sebegai berikut:

Abu Dzar pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, masjid apakah yang pertama diletakkan oleh Allah di muka bumi?" Beliau bersabda "Al Masjil Al Haram". Abu Dzar bertanya lagi, "Kemudian apa?" Beliau bersabda "Kemudian Al Masjid Al Aqsha. Berkata Abu Muawiyah "Yakni Baitul Maqdis". Abu Dzar bertanya lagi "Berapa lama antara keduanya?" Beliau menjawab "Empat puluh tahun"

Selain itu, diketahui bahwa Masjid Al Aqsha telah ada sejak Nabi Adam, As. Kemudian masjid ini dibangun turun temurun oleh nabi-nabi setelahnya, khususnya nabi yang diutus oleh kaum Bani Israil.

Seperti Nabi Yaqub bin Ishaq, kemudian dilanjutkan dengan keturunan berikutnya yakni Nabi Daud. Dan kembali diperbarui oleh putra Nabi Daud, yaitu Nabi Sulaiman.

Punya Keutamaan Tersendiri

Berikutnya keistimewaan Masjid Al Aqsha yang tidak kalah penting untuk diketahui yaitu mempunyai keutamaan tersendiri.

Mengerjakan salat di Masjid Al Aqsha ini mempunyai keutamaan 1000 kali lipat dibandingkan salat di masjid lainnya. Hal ini sebagaimana dalam Hadist Riwayat Ahmad:

"Sesunggunya Maimunah pembantu Nabi berkata, "Ya Nabiyallah, berilah kami fatwa tentang Baitul Maqdis". Maka Rasulullah menjawab, "Bumi tempat bertebaran dan tempat berkumpul. Datangilah ia, maka salatlah di dalamnya, karena sesungguhnya salat di dalamnya seperti seribu kali salat dari salat di tempat lain." (HR Ahmad).

Namun, angka tersebut masih menjadi perdebatan. Di mana terdapat hadist lain yang mengatakan bahwa mengerjakan salat di Masjid Al Aqsha mempunyai keutamaan 500 kali lipat dibandingkan salat di masjid lainnya.

"Salat di Masjidil Haram lebih utama seratus ribu kali lipat daripada salat di masjid-masjid lainnya. Salat di Masjid Nabawi lebih utama seribu kali lipat. Dan salat di Masjidil Aqhsa lebih utama lima ratus kali lipat." (HR Ahmad)

Tempat Ziarah yang Dianjurkan Rasulullah

Sebagai tempat ziarah yang dianjurkan Rasulullah, salah satu keistimewaan Masjid Al Aqsha yang perlu diketahui.

Dalam Hadist Riwayat Muslim, Rasulullah bersabda bahwa Masjid Al Aqsha menjadi tempat yang perlu dikunjungi setelah Masjidil Haram di Mekah, Masjid An Nabawi di Madinah.

"Tidak dikerahkan melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Makkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina)".

Berdasarkan hadis ini, tidak heran jika banyak umat muslim menginginkan untuk datang dan melaksanakan ibadah langsung di Masjid Al Aqsha. Inilah yang membuat negara Palestina, tempat berdirinya Masjid Al Aqsha, menjadi negara yang sering dikunjungi sebagai wisata religi, khususnya bagi umat muslim.

Tempat Singgah Rasulullah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Masjid Al Aqsha merupakan tempat di mana Rasulullah bersinggah setelah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram, Makkah.

Di masjid inilah, Rasulullah diberikan wahyu yang luar biasa oleh Allah, yaitu perintah melaksanakan salat 5 waktu yang perlu ditunaikan oleh seluruh umatnya. Di sini pula Allah mengangkat Nabi Muhammad ke langit ke tujuh atau Sidratul Muntaha untuk menunjukkan wahyu tersebut kepadanya.

Hal tersebut yang membuat Masjid Al Aqsha mempunyai keistimewaan tersendiri. Di mana masjid ini menjadi tempat pilihan dari Allah yang menjadi saksi di mana Nabi Muhammad mendapatkan wahyu untuk melaksanakan perintah salat 5 waktu.

Dikatakan, sebelum naik ke Sidratul Muntaha, Rasulullah pun sempat mendirikan salat 2 rakaat di masjid ini.

"Aku telah didatangi Buraq. Yaitu seekor binatang yang berwarna putih, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bighal. Ia merendahkan tubuhnya sehingga perut buraq tersebut mencapai ujungnya. Beliau bersabda lagi: "Maka Aku segera menungganginya sehingga sampai ke Baitul Maqdis."

Beliau lalu bersabda lagi:

"Kemudian Aku mengikatnya pada tiang masjid sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para Nabi. Sejurus kemudian Aku masuk ke dalam masjid dan mendirikan salat sebanyak dua rakaat. Setelah selesai aku terus keluar." (HR Muslim).

Permohonan Nabi Sulaima

Masjid Al Aqsha menjadi salah satu permohonan Nabi Sulaiman, yang turut memperbaiki dan memperbarui bangunan masjid bersejarah ini.

Dikatakan bahwa Nabi Sulaiman pernah berdoa kepada Allah dan mengajukan tiga permohonan. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam Hadist Riwayat An Nasa’i, di mana Rasulullah bersabda:

"Sesungguhnya ketika Nabi Sulaiman bin Daud membangun kembali Baitul Maqdis, ia meminta kepada Allah ’azza wa jalla tiga perkara. Yaitu meminta kepada Allah agar (diberi taufiq) dalam memutuskan hukum yang menepati hukum-Nya, lalu dikabulkan; dan meminta kepada Allah dianugerahi kerajaan yang tidak patut diberikan kepada seseorang setelahnya, lalu dikabulkan; serta memohon kepada Allah bila selesai membangun masjid, agar tidak ada seorang pun yang berkeinginan shalat di situ, kecuali agar dikeluarkan kesalahannya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya (dalam riwayat lain: Lalu Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: "Adapun yang kedua, maka telah diberikan. Dan aku berharap, yang ketiga pun dikabulkan)."

 

Reporter: Ayu Isti Prabandari

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya