Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menaruh perhatian besar pada mudik Lebaran 2022 ini.
Salah satunya Menhub Budi meminta operator sarana dan prasarana transportasi laut mengutamakan aspek keselamatan dengan mengantisipasi daerah dengan tingkat penumpang yang tinggi.
Advertisement
Baca Juga
Hal tersebut disampaikan saat melakukan inspeksi ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu, dalam rangka mengecek kesiapan transportasi laut dalam menghadapi masa mudik Lebaran 2022.
"Dalam rakor, telah diidentifikasi daerah yang mengalami peningkatan penumpang. PT Pelni tadi menyampaikan ada satu daerah yang sudah 100 persen keterisiannya, untuk itu saya minta dilakukan rerouting kapal-kapal di daerah yang padat, sehingga diharapkan tidak terjadi kelebihan muatan," ujar Menhub Budi, melansir Antara, Senin (11/4/2022).
Kemudian dia mengungkapkan, ada sejumlah daerah yang rawan terjadi kelebihan muatan, di antaranya yaitu Madura, Selayar, Samarinda, Banjarmasin, Pangkalan Bun, dan Batam.
Untuk memastikan aspek keselamatan pelayaran terpenuhi, Menhub Budi secara tegas meminta dilakukannya uji petik atau pemeriksaan kelaikan kapal-kapal yang beroperasi pada masa mudik, termasuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada awak kapal.
Lebih lanjut, ia menjelaskan untuk menekan tingginya angka pemudik yang akan menggunakan sepeda motor, maka akan disiapkan program mudik gratis melalui kapal.
"Orangnya bayar tiket kapal, motornya bisa diangkut secara gratis, dengan tujuan ke Semarang dan Surabaya," ucap Menhub Budi.
Tak hanya itu, Menhub Budi pun mengapresiasi rencana kolaborasi antara Indonesian National Shipowners Association (INSA) dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), yang mendukung penyediaan kapal-kapal untuk menunjang distribusi logistik melalui jalur laut, menyusul adanya kebijakan pembatasan angkutan logistik melalui jalur darat pada masa mudik.
Â
Prediksi Mudik Lebaran 2022
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memprediksi, jumlah orang yang mudik lebaran 2022 akan meningkat pasca Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempersilakan warganya.
"Dari hasil survei online Litbang Kementerian Perhubungan, pada awalnya kita lakukan survei tercatat 20 persen penduduk akan lakukan perjalanan mudik, 55 juta," ujar Menhub Budi Karya dalam focus group discussion transportasi angkutan lebaran, Kamis 31 Maret 2022.
Menurut hasil penelitian selanjutnya, ia mengutarakan, jumlah pemudik bahkan bertambah pasca pemerintah menghapus kebijakan syarat antigen dan PCR untuk perjalanan jarak jauh.
"Yang terjadi adalah, jumlah mudik bergerak naik jadi 29 persen, atau 79 juta. Ini suatu jumlah besar, harus kita sikapi dengan baik," imbuh Menhub.
Budi Karya Sumadi menekankan, penyelenggaraan angkutan lebaran tahun ini harus mendapat perhatian serius, dengan mempertimbangkan seluruh aspek secara holistik. Juga kolaborasi antar instansi wajib dipermuat, baik pemerintah maupun stakeholder terkait.
"Oleh karena itu, harus bisa menciptakan transportasi yang aman, tertib, lancar, dan tak lupa menerapkan protokol kesehatan Covid-19," ungkap Menhub Budi.
Â
Advertisement
Masyarakat yang Hendak Mudik Lebaran Diimbau Vaksinasi Booster Sejak Jauh Hari
Vaksinasi booster jadi syarat untuk mudik Lebaran. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau agar masyarakat sejak jauh-jauh hari segera melakukan vaksinasi booster.
Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, tujuan Pemerintah umumkan lebih awal vaksin booster menjadi syarat mudik Lebaran agar masyarakat dapat mempersiapkan diri ke sentra vaksinasi. Walau gerai vaksinasi akan disiapkan di sejumlah titik lokasi mudik, masyarakat tetap diimbau sudah lebih dulu mendapatkan booster.
"Kenapa jauh-jauh hari Pemerintah sudah mengumumkan syarat booster untuk mudik? Bahkan sebelum surat edaran Satgas Penanganan Covid-19 keluar, Presiden mengumumkan kita udah boleh mudik, tapi harus booster," ucap Nadia.
Upaya menyegerakan vaksinasi booster sebelum perjalanan mudik juga demi mengantisipasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Jika pemudik merasakan KIPI saat di tengah perjalanan, hal tersebut dapat mengganggu kenyamanan dan keselamatan.
"Jangan sampai di tengah jalan merasakan efek samping, demam, mual gitu ya. Kan enggak enak banget, padahal kita mau enjoy ya kalau mudik, berkumpul dengan keluarga," pungkas Nadia.
Â
Vaksinasi Covid-19 Aman saat Puasa
Mengenai vaksinasi saat berpuasa, dokter spesialis penyakit dalam yang juga vaksinolog Dirga Rambe Sakti mengatakan, vaksinasi yang dilakukan saat berpuasa itu aman.
"Tidak ada bukti bahwa vaksinasi yang dilakukan pada saat berpuasa memberikan risiko efek samping tambahan," kata Dirga beberapa waktu lalu.
Mengenai reaksi pascavaksinasi seperti nyeri atau pegal di bekas suntikan, demam, sakit kepala, dan lainnya, merupakan sesuatu yang wajar.
Dirga mengatakan bahwa kondisi ini tanda bahwa tubuh sedang bereaksi dalam rangka membentuk antibodi. Ingat, bahwa reaksi tersebut bisa terjadi pada saat berpuasa maupun tidak.
"Reaksi pascavaksinasi umumnya berlangsung singkat dan dapat terjadi baik bagi orang yang berpuasa ataupun tidak," kata Dirga.
Secara medis, kata Dirga, berpuasa selama beberapa jam sehari dikenal sebagai intermitent fasting (IF).
Berpuasa dapat dilakukan karena alasan religius seperti halnya puasa Ramadhan ataupun karena alasan kesehatan. Dan, rupanya berpuasa memberikan manfaat baik bagi kesehatan.
"Pada orang yang berpuasa, terjadi peningkatan aktivitas neutrofil, monosit, dan sel natural killer; yang semuanya berperan dalam meningkatkan imunitas kita," terang Dirga.
Mengutip laporan dari Integr Food Nutr Metab tahun 2020, Dirga mengatakan bahwa produksi sel B yang berperan untuk menghasilkan antibodi juga meningkat saat berpuasa. Lalu, tak makan dan minum selama beberapa jam juga mengurangi reaksi inflamasi dan Stress oksidatif.
IF juga meningkatkan proses autofagi sehingga sistem imunitas lebih efektif melawan berbagai macam mikroorganisme.
Melihat fakta yang ada dari berbagai studi, berpuasa justru dapat meningkatkan imunitas tubuh. Komponen- komponen yang berperan dalam sistemimunitas, seperti sel B dan makrofag, berespons lebih baik pada saat berpuasa.
"Secara teoretis, kondisi ini juga dapat meningkatkan efektivitas vaksin," terang Dirga yang mengambil master vaksinologi di University of Siena, Italia itu.
Advertisement