Liputan6.com, Jakarta - Arafah, Muzdalifah, dan Mina menjadi tempat yang akan dikunjungi jemaah saat melaksanakan puncak ibadah haji. Momen wukuf di Padang Arafah ini akan berlangsung saat matahari tergelincir pada tanggal 9 Zulhijah.
Seperti apa persiapan di ketiga tempat tersebut menghadapi puncak ibadah Haji 2022?
Dubes RI untuk Kerajaan Arab Saudi, Abdul Aziz Ahmad mengatakan, persiapan di Arafah sudah mencapai 75 persen untuk tenda dan listrik. Namun demikian tetap perlu ada pengecekan lagi untuk tenda dan AC, minimal H-2 atau H-3.
Advertisement
Baca Juga
"Jangan sampai hanya angin keluar, walaupun baru kan sering juga barang baru ada macetnya juga. Kita harus cek satu per satu sampai betul-betul itu digunakan bukan hanya untuk para petugas terutama untuk jemaah. Terutama ini musim panas bisa sampai 45-46, kadang-kadang 47 derajat celcius," kata dia saat menyambangi Arafah bersama Tim MCH pada Sabtu 25 Juni 2022.
Didampingi Kepala Daerah Kerja Makkah, Mukhammad Khanif dan sejumlah petugas PPIH Mekah, Abdul Aziz meninjau sejumlah tenda. Abdul Aziz juga meminta keterangan seorang petugas haji yang menjadi pekerja lapangan di Arafah.
Nurcholis bin Turmudzi koordinator pembangunan tenda jemaah Indonesia PPIH Makkah menerangkan, tenda di Arafah ada yang berukuran 10x25 meter dan bisa menampung sekitar 200 jemaah.
Ada pula tenda yang berukuran 7x15 meter. Dia menjelaskan, untuk urusan kapasitas tenda jemaah dipegang dari muasasah.
Â
Dipasang AC Berukuran 30 Ton
Untuk tenda ukuran 10x25 meter akan menggunakan AC listrik berukuran 30 ton air conditioner otomatis (1 ton setara dengan dengan 12.000 BTU/jam atau 3,5 kW). Untuk tenda berukuran lebih kecil yakni berukuran 7x15 meter menggunakan AC berkekuatan 12 ton, masing-masing 6 ton.
"Sekarang Arafah tenda baru, AC baru yang di Arafah. Masyair sekarang ikut Arab Saudi. Pemerintah Saudi memberi ruang dipersempit untuk menampung AC, jadi supaya kapasitas AC supaya mencukupi, karena musim panas bisa mencapai 52 derajat," kata dia.
Abdul Aziz kembali mengingatkan agar persiapan terus dicek. Jangan sampai ada AC yang tidak jalan. Jangan juga nanti tenda terlalu berdesakan walaupun AC-nya bagus di tengah hawa panas.
"AC-nya juga satu per satu di cek supaya kita yakin AC-nya berjalan dengan baik," kata Abdul Aziz.
Kunjungan selanjutnya adalah Muzdalidah. Di tempat ini, jemaah akan mabit atau bermalam atau beristirahat setelah wukuf di Arafah. Kunjungan hanya sebentar melewati tempat ini.
Â
Advertisement
Persiapan di Mina
Lokasi selanjutnya yang dituju adalah Mina. Di tempat ini, sejumlah tenda dan toilet yang nantinya akan dipakai jemaah dicek.
Abdul Aziz Ahmad mengatakan, yang harus dipantau penyelesaiannya adalah di Arafah. "Kalau di Muzdalifah relatif sudah kita bayangkan flow jemaah akan bisa lebih mudah, tapi kami tetap harap agar tidak terulang antrean bus itu sampai siang hari," kata dia.
Dia berharap, proses pengambilan kerikil di Muzdalifah bisa dilaksanan tanpa melewati batas, misalnya subuh. Supaya jemaah bisa leluasa melakukan pelemparan jumrah pada saat setelah sampai di Mina.
Dia juga berharap, dengan jumlah WC dan kamar mandi bertambah maka tidak terlalu banyak masalah di Mina. Sebab, yang perlu antisipasi nanti ke depan bila haji normal kembali, terutama di Muzdalifah.
"Di Muzdalifah tempat sempit dan antrean panjang. Proses mobilisasi jemaah harus secepat mungkin," kata dia.
Â
Jemaah Diimbau Jaga Kesehatan
Abdul Aziz mengimbau jemaah menjaga kesehatan menghadapi puncak ibadah haji. Patuhi apa yang jadi imbauan pemerintahan Indonesia dan Arab Saudi karena cuaca sedang panas.
"Cuaca seperti ekstrem ini memerlukan adaptasi yang luar bisa dari jemaah kita, terutama yang sepuh di atas 60. Yang 50 tahun tapi komorbid juga hati-hati terutama yang punya diabates, itu sudah harus siap obat, bawa sendiri," kata dia.
"Di sini saya sudah lihat, Makkah Madinah jemaah peroleh asupan baik, mudah-mudahan di Arafah dan Mina juga dapat asupan makanan yang sama baik sebagaimana Makkah Madinah," kata dia.
Â
Advertisement