Liputan6.com, Jakarta - Sepeninggal Rasulullah SAW wafat, umat menunjuk Abu Bakar Asshidiq sebagai khalifah. Dia memikul tanggung jawab besar dan berbahaya, yaitu gelombang kemurtadan yang hendak menghancurkan agama yang baru berkembang ini.
Kabar tentang pembangkangan kaum dan suku-suku di Jazirah Arab ini dari waktu ke waktu semakin mengkhawatirkan Khalifah Abu Bakar.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu yang paling berbahaya, kala itu, adalah Maslamah bin Habib atau Musailamah al-Kazzab, atau Musailamah si pembohong. Dia terlahir dari Bani Hanifah, salah satu suku terbesar di jazirah Arab dengan wilayah domisili di Yamamah dan menjadi penguasa.
Saat Nabi Muhammad masih hidup, Musailamah menyatakan masuk Islam. Bahkan, juga sempat membangun masjid di Yamamah.
Namun, di saat bersamaan Musailamah juga mempelajari sihir dan dan menyatakannya sebagai mukjizat. Musailamah melalui kemampuan sihirnya membuat orang-orang percaya bahwa ia juga seorang nabi. Musailamah juga menyatakan bahwa ia juga memperoleh wahyu dari Allah SWT dan berbagi wahyu dengan Nabi Muhammad, di Yamamah.
Bahkan, Musailamah al Kazzab menyebut dirinya sebagai Rahman, dan menyatakan dirinya memiliki sifat ketuhanan. Setelah itu, beberapa orang menerimanya sebagai nabi bersama dengan Nabi Muhammad. Perlahan-lahan pengaruh dan wewenang Musailamah meningkat terhadap orang-orang dari sukunya.
Setelah itu Musailamah berusaha menghapuskan kewajiban untuk melaksanakan salat serta memberikan kebebasan untuk melakukan seks bebas dan konsumsi alkohol. Ia juga kemudian menyatakan sebagai utusan Allah bersama dengan Nabi Muhammad, dan menyusun ayat-ayat, yang dinyatakan sebagai tandingan ayat Alquran. Sebagian besar ayat-ayat buatan Musailamah memuji keunggulan sukunya, Bani Hanifah, atas Bani Quraisy.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Musailamah kemudian menyatakan perang kepada Khalifah Abu Bakar. Ia juga menghimpun ribuan pasukan dari berbagai suku.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Musailamah Tewas Ditombak Wahsyi
Di Madinah, Khalifah Abu Bakar membentuk 11 korps pasukan untuk menumpas pemberontak. Abu Bakar menugaskan Ikrimah bin Abu Jahal untuk memimpin salah satu korps.
Ikrimah bin Abu Jahal ditugaskan untuk menumpas Musailamah al-Kazzab, tetapi tidak sampai bertempur. Kemudian Khalifah Abu Bakar menugaskan Khalid bin Walid untuk menumpas Musailamah al-Kazzab, setelah ia berhasil menumpas pemberontak di tempat lain.
Tugas Ikrimah dalam perang Yamamah ini adalah untuk memastikan Musailamah al-Kazzab tetap di Yamamah hingga Khalid bin Walid datang untuk memimpin pasukan menumpas Musailamah al-Kazzab.
Setelah kedatangan Khalid bin Walid, pasukan Muslim kemudian maju kearah Yamamah untuk menumpas Musailamah al-Kazzab. Pertempuran ini, pasukan Muslim dan pasukan Musailamah berjalan dengan seimbang dalam waktu cukup lama.
Khalid bersama pasukannya mengambil posisi di dataran bukit-bukit pasir Yamamah, dan menyerahkan bendera perang kepada komandan-komandan pasukannya.
Musailamah al-Kazzab berserta 7.000 pasukannya kemudian mundur ke benteng pertahanannya. Pasukan Muslim tetap maju untuk menumpas Musailamah hingga ke benteng pertahanannya dan berhasil menjebol pertahanan pasukan Musailamah.
Akhirnya Musailamah dan pasukannya berusaha mempertahankan diri dengan terus melawan. Pada akhirnya Musailamah dapat ditombak oleh Wahsyi dan seluruh pasukannya dapat dikalahkan dalam pertempuran ini.
Tim Rembulan
Advertisement