Liputan6.com, Jakarta - Mungkin banyak anggapan bahwa pendakwah ulung hanyalah berasal dari kaum laki-laki, namun, tentu saja hal tersebut keliru. Paman zaman dahulu ada seorang wanita yang memiliki keilmuan sangat luas serta pemahaman yang mendalam juga sekaligus menjadi penceramah ulung, beliau adalah Fatimah binti Abbas.
Fatimah binti Abbas terkenal sebagai wanita ahli ibadah yang sangat taat. Beliau juga sangat masyhur sebagai pendakwah wanita dengan ciri khas gayanya sendiri. Bahkan, ceramah-ceramah yang beliau sampaikan mampu menembus hati orang-orang yang mendengarkannya.
Kota Baghdad menjadi salah satu kota yang beruntung telah memiliki seorang wanita sepertinya, sehingga menjadikan kota kelahirannya ini disegani dan dimuliakan oleh bangsa-bangsa lain.
Advertisement
Baca Juga
Seperti ungkapan, citra suatu bangsa tergantung pada wanitanya, jika baik, maka baiklah bangsanya, dan sebaliknya jika buruk,maka akan buruk pula bangsa tersebut.
Kelahiran dan keberadaannya di kota ini menjadikan Baghdad sebagai salah satu kota yang paling dicari oleh para wanita seantero negeri, sebagai tempat untuk memperoleh ilmu dan memahami ajaran Islam secara mendalam.
Fatimah binti Abbas merupakan seorang guru, namun tugasnya tidak hanya sebatas mengajar. Beliau selalu siap memberikan arahan kepada murid-muridnya, hingga benar-benar paham.
Saksikan Video Pilihan ini:
Hijrah Hingga Akhir Hayat di Kairo Mesir
Nama lengkapnya adalah Fatimah binti Abbas bin Abil Fatah bin Muhammad al-Baghdadiyah al-Qahirah al-Mishriyah. Namanya diabadikan dalam kitab sejarah, akan tetapi sayangnya tidak ada catatan khusus dari para ulama ahli sejarah perihal tahun kelahirannya
Syekh Salahuddin as-Shafadi di dalam kitab yang beliau tulis menyebutkan bahwa Fatimah binti Abbas dilahirkan pada abad ke-6 hijriyah.
Pendakwah masyhur ini, dilahirkan di kota Baghdad. Tetapi pada akhir hayatnya sebelum wafat, ia bersama keluarganya pindah ke Mesir, tepatnya di kota Kairo. Selain untuk menyebarkan ajaran agama Islam juga untuk menambah pengalaman spiritual kepada para ulama masa itu yang hidup di kota Kairo.
Diketahui, majelis yang dihadiri beliau selalu dipenuhi dengan ribuan jamaah untuk menimba ilmu darinya. Pada masa itu, umat Islam benar-benar cinta dan senang akan nasihatnya. Bahkan, pada masa itu tidak ada yang dapat menandinginya.
Namun di saat yang bersamaan Allah lebih cinta kepada wanita ahli ibadah ini. Tepat pada tahun 714 H. Fatimah meninggal dunia di Kairo, bertepatan dengan hari Arafah, yaitu hari ke-9 pada bulan Dzulhijjah dan merupakan hari ke-2 dalam ibadah haji.
Penulis : Putry Damayanty
Advertisement