Memahami 4 Konsep Gaya Hidup Asketik dalam Islam

Gaya Hidup Asketik

oleh Muhamad Husni TamamiLiputan6.com diperbarui 26 Nov 2022, 10:30 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2022, 10:30 WIB
Ilustrasi berdoa. ©Pixabay/SuleymanKarakas
Ilustrasi berdoa. ©Pixabay/SuleymanKarakas

Liputan6.com, Jakarta - Asketisme merupakan ajaran-ajaran yang menganjurkan umatnya untuk menanamkan nilai-nilai agama dan kepercayaan kepada Tuhan, dengan melakukan latihan-latihan serta praktik-praktik rohani melalui pengendalian tubuh dan jiwa.

Berdasarkan penjelasan oleh Dr. Fahrudin Faiz yang dilansir dari channel Youtube @Petunjuk Hati, ada beberapa gaya hidup asketik dalam Islam yang dapat mempengaruhi diri kita sebagai manusia.

Mengutip laman Kementerian Agama, dalam tradisi Islam, bahasan asketik bersumber pada konsep zuhud yang lahir dari tradisi tasawuf. Dalam perjalanan spiritual, zuhud merupakan langkah awal bagi orang-orang yang berjuang untuk mendapatkan kesempurnaan dan bermakrifat kepada Allah SWT.

Dalam persepktif historitas Islam, praktik askestik dalam Islam pada hakekatnya sudah ada sejak Rasulullah SAW melakukan aktivitas bertahannust di Gua Hira, ketika menerima wahyu pertama.

Hal ini merupakan suatu bukti bahwa praktik asketisme dalam Islam sebagai langkah awal lahirnya kehidupan zuhud Sedangkan zuhud itu berarti tidak merasa bangga atas kemewahan dunia yang telah mereka miliki dan tidak merasa sedih karena kehilangan kemewahan dari dirinya.

Berikut ini adalah empat konsep asketik dalam Islam.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

1. Qanaah

Pengertian paling mudah dalam artian Qanaah adalah “merasa cukup” ridho dengan apapun yang sedang dijalani, tidak ada rasa mengeluh dengan apapun yang telah Allah berikan kepadanya.

Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash bahwa Rasulullah SAW bersabda.

“Sungguh sangat beruntung orang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rezeki yang secukupnya dan Allah menganugerahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezeki yang Allah berikan kepadanya.”(HR: Muslim)

Menurut Imam Ghazali dalam prosedur jiwa yang cukup harus diawali dengan ridho dilanjutkan dengan ikhtiar disambung dengan doa serta dilaksanakan dengan sabar,istiqomah serta diakhiri dengan tawakal.

2. Zuhud

Zuhud adalah jiwa yang tidak lagi terikat dengan hal hal yang berhubungan dengan materi dengan kata lain zuhud ini adalah gaya hidup yang meninggalkan segala sesuatu dan sibuk hanya dengan Allah saja.

Menurut Syekh Al-Junaid al-Baghdadi zuhud itu menganggap kecil dunia dan segala isinya serta menghapus pengaruhnya di hati. Dengan garis besar pengertian zuhud adalah hati yang sudah tidak lagi terpesona oleh duniawi dan hanya fokus terhadap Allah saja. Bukan berarti kita tidak memiliki harta atau tidak bekerja tetapi kita tidak terikat dan tidak mencintai itu semua.

Ciri seseorang yang sudah zuhud adalah :

  1. Selalu menganggap bahagia di dunia itu hanya sementara dan akhirat adalah lebih baik dan kekekalan yang nyata
  2. Melepaskan diri terhadap ketergantungan kepada makhluk dengan menggantungkan diri kepada Allah saja
  3. Orang zuhud menganggap harta dan jabatan itu adalah amanah yang diberikan oleh Allah untuk kebermanfaatan diri dan orang banyak
  4. Menjaga diri yang dapat menjauhkan diri kita dari Allah

3.Uzlah

Menarik diri dari keramaian dalam rangka mendidik jiwa agar tidak terlalu cinta kepada dunia dan isinya,karena dengan jiwa yang tidak terdidik itu akan sulit untuk dikendalikan.

“Manusia itu ibarat obat yang dengan mereka kita bisa menyembuhkan beberapa penyakit,tetapi hari ini banyak manusia yang menjadi penyakit dan sulit mencari penawarnya maka dari itu larilah dari manusia banyak sebagaimana kamu lari dari seekor singa”. (Syekh Ibnu Shomad)

4.Riyadah

Kata riyadah berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti pengajaran atau pelatihan. Secara istilah riyadah didefinisikan sebagai bentuk amalan spiritual berupa perbuatan ibadah dan dzikir dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Riyadah dapat didukung melalui 4 kebiasaan ini yaitu:

  1. Menyedikitkan tidur
  2. Menyedikitkan makan/tahan lapar
  3. Menyedikitkan Bicara
  4. Menyedikitkan campur dengan orang lain

Penulis : Putry Damayanty

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya