Refleksi Kehidupan: Meningkatkan Kesabaran Diri

Memaknai kesabaran dalam hidup

oleh Muhamad Husni TamamiLiputan6.com diperbarui 16 Des 2022, 16:30 WIB
Diterbitkan 16 Des 2022, 16:30 WIB
Ilustrasi Muslim - Image by İbrahim Mücahit Yıldız from Pixabay
Ilustrasi Muslim - Image by İbrahim Mücahit Yıldız from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Manusia adalah makhluk perasa. Seringkali perasaan gundah ketika mendapatkan masalah. Kesabaran selalu diuji saat tertimpa musibah dalam hidupnya.

Maka dari itu wajib bagi kita untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan, menambah ibadah, menguatkan keimanan, serta memantapkan keyakinan kepada-Nya.

Dalam implementasi ketaqwaan tidak hanya ibadah shalat, berdzikir, dan ibadah-ibadah lainnya saja, namun bisa dilakukan dengan banyak cara, diantaranya adalah dengan bersabar ketika Allah memberikan suatu musibah. Karena sejatinya, semua musibah yang menimpa manusia merupakan bagian dari ketentuan-Nya yang tidak bisa dihindari. Berkaitan dengan ini, Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an:

 مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya : “Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS At-Taghabun [64]: 11).

Ketabahan hati, kesabaran, dan kesadaran diri bahwa semua yang terjadi adalah takdir dari Allah merupakan satu-satunya cara yang paling ideal untuk bisa menerima semua takdir yang Allah berikan kepada kita semua. Dengan bersabar, seseorang akan menyadari bahwa semua musibah yang menimpanya adalah bagian dari kepastian yang sudah tertulis.

 

Saksikan Video Pilhan ini:

Makna Sabar

Imam Ibnu Katsir Ad-Dimisyqi dalam kitab tafsirnya, Tafsir al-Qur’anil Azim, juz VIII, halaman 137, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ayat ini adalah siapa saja yang mendapat musibah dari Allah, kemudian ia menyadari bahwa semuanya sudah menjadi kepastian dari-Nya, dan memasrahkan semua itu pada takdir-Nya, maka Allah akan memberikan hidayah kepada hatinya, mengangkat derajatnya, memberikan pahala, dan akan mengganti segala sesuatu yang hilang darinya dengan yang lebih baik dari sebelumnya. 

Oleh karena itu, orang-orang yang bisa bersabar tidak hanya mendapatkan pahala dari Allah, ia juga akan mendapatkan ampunan dari-Nya, sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman: 

“Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterimakasih.  Dan jika Kami berikan kebahagiaan kepadanya setelah ditimpa bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, ‘Telah hilang bencana itu dariku.’ Sesungguhnya dia (merasa) sangat gembira dan bangga, kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (QS Hud [11]: 9-11).

Yang dimaksud dengan sabar atas suatu musibah bukan berarti tidak merasakan rasa sakit yang menimpanya, bukan pula dengan cara senang atas musibah yang menimpanya, karena hal itu tidak mungkin terjadi pada manusia, sabar atas musibah adalah dengan cara mengontrol diri sendiri agar tidak menampakkan sebuah kegelisahan, hal ini sebagaimana perkataan Imam an-Naisaburi dalam kitab tafsirnya, juz I, halaman 373, ia mengatakan:

“Sabar atas suatu musibah bukan berarti tidak merasakan sakitnya (musibah) yang tidak disenangi, karena hal itu tidak mungkin. Sabar atas musibah adalah kemampuan untuk mengontrol diri sendiri agar tidak larut dalam menampakkan kegelisahan.” 

Menurut Imam an-Naisaburi, menangis ketika terjadi musibah bukan berarti tidak menerima terhadap takdir yang Allah berikan, karena Rasulullah sendiri menangis ketika putranya, Sayyid Ibrahim meninggal. Kemudian ia ditanya oleh para sahabat perihal tangisannya atas kematian putranya, nabi menjawab bahwa menangis saat itu adalah sebuah rahmat dari Allah, kemudian ia bersabda:

 الْعَيْنَ تَدْمَعُ وَالْقَلْبَ يَحْزَنُ وَلا نَقُولُ إِلا مَا يَرْضَى رَبُّنَا 

Artinya : “Mata menangis, hati bersedih, dan kami (Rasulullah) tidak berkata kecuali perkataan yang diridhai oleh Tuhan kami.” (HR Bukhari)

Maka dari itu kita harus senantiasa sabar dalam segala macam musibah yang menimpa sehingga Allah akan melembutkan hati kita untuk senantiasa bersabar dan semoga kita juga selalu diberikan kelapangan hati yang besar oleh-Nya. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin

Penulis : Putry Damayanty

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya