Kiamat Pasti Datang, Ini Janji Allah Tentang Hari Akhir dalam Surah Al-Hajj Ayat 7

Kepastian adanya hari kiamat diterangkan dalam Al-Qur’an. Surah Al-Hajj ayat 7 menerangkan bahwa hari akhir itu akan datang, tidak diragukan lagi.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 18 Des 2022, 18:30 WIB
Diterbitkan 18 Des 2022, 18:30 WIB
Ilustrasi kiamat
Ilustrasi kiamat (manataka.org)

Liputan6.com, Bogor - Suatu hari nanti bumi beserta isinya akan hancur. Manusia akan dibangkitkan dari alam kubur kemudian dikumpulkan di Padang Mahsyar. Peristiwa itu terjadi pada hari kiamat atau hari akhir kehidupan manusia di dunia.

Seorang muslim wajib mempercayai hari kiamat. Sebab, percaya pada hari kiamat adalah Rukun Iman kelima, yakni iman kepada hari akhir.

Peristiwa hari kiamat tidak diketahui pasti kapan terjadinya. Hanya Allah SWT yang mengetahui hari akhir itu. Sebagai hamba-Nya, hanya diberi tahu tanda-tanda mendekati kiamat.

Kepastian adanya hari kiamat diterangkan dalam Al-Qur’an. Surah Al-Hajj ayat 7 menerangkan bahwa hari akhir itu akan datang, tidak diragukan lagi.

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ

Artinya: “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.”  (Ayat Al-Qur’an terkait dapat dilihat di sini)

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Tafsir Surah Al-Hajj Ayat 7

Ilustrasi Islam, Al-Qu'ran
Ilustrasi Islam, Al-Qu'ran. (Sumber: Pixabay)

Mengutip tafsir Tahlili via NU Online, surah Al-Hajj ayat 7 menjelaskan, setelah Allah mengemukakan proses perkembangan manusia dan tumbuh-tumbuhan itu pada ayat-ayat yang lalu, maka pada ayat-ayat berikut ini disimpulkan lima hal. 

Pertama, Tuhan yang diterangkan pada ayat-ayat di atas adalah Tuhan yang sebenarnya, Tuhan Yang Mahakuasa, yang menentukan segala sesuatu. Tidak ada seorang pun yang sanggup menciptakan manusia dengan proses yang demikian itu, yaitu menciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi mani, nutfah (zygat), sel-sel, mudhgah, janin, kemudian lahir ke dunia, lalu menjadi dewasa, berketurunan, bertambah tua, akhirnya meninggal dunia menjadi makhluk yang mati kembali. 

Siapakah yang sanggup membuat proses kejadian manusia seperti itu. Siapakah yang sanggup mengubah tanah yang mati dan tandus menjadi tanah yang subur serta ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam. Siapakah yang membuat ketentuan dan aturan-aturan yang demikian rapi dan teliti itu, selain dari Allah yang wajib disembah? 

Kedua, Dialah yang menghidupkan yang mati. Menghidupkan yang mati berarti memberi nyawa kepada yang mati itu, di samping memberi kelengkapan untuk kelangsungan hidup makhluk itu, baik kelangsungan hidup makhluk itu sendiri atau pun kelangsungan hidup jenisnya. 

Kemudian Dia mematikannya kembali. Zat yang dapat menghidupkan yang mati, kemudian mematikannya, tentu Zat itu sanggup pula menghidupkannya kembali pada hari Kebangkitan. Menghidupkan makhluk kembali itu adalah lebih mudah dari menciptakannya pada kali yang pertama. 

Ketiga, Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia berbuat sesuatu menurut yang dikehendaki-Nya; tidak ada sesuatu pun yang dapat mengubah dan menghalangi kehendak-Nya itu. 

Keempat, hari kiamat yang dijanjikan itu pasti datang; tidak ada keraguan sedikit pun, agar orang-orang yang ingkar itu mengetahui. 

Kelima, bahwa setelah kiamat manusia akan dihidupkan kembali untuk diperiksa amal-amalnya dan menerima balasan amal-amal itu.

Wallahu’alam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya