Liputan6.com, Jakarta - Nabi Isa Alaihissalam (AS) diyakini oleh umat Islam masih hidup. Sosok yang dibunuh dan disalib oleh orang-orang kafir Bani Israil bukanlah Nabi Isa AS sebenarnya, melainkan orang yang membocorkan keberadaan Nabi Isa AS kemudian Allah menjadikannya mirip.
Sementara, Allah SWT menyelamatkan Nabi Isa AS. Putra dari Maryam ini diangkat ke langit kemudian akan diturunkan kembali ke muka bumi. Umat Islam meyakini bahwa Nabi Isa AS akan turun ke bumi saat akhir zaman menjelang kiamat tiba.
Namun, Allah SWT mengutus kembali Nabi Isa AS ke muka bumi bukan untuk menyebarkan syariat baru, melainkan meneruskan ajaran Rasulullah SAW. Kedatangan Nabi Isa AS juga akan membersihkan aliran-aliran yang sesat dan menghancurkan salib.
Advertisement
Baca Juga
Disebutkan dalam hadis riwayat (HR) Abu Dawud, Nabi Isa AS akan turun dari langit dengan perawakan tubuh sedang dan kulit putih kemerah-merahan. Nabi Isa AS akan turun dengan memakai dua lapis pakaian yang dicelup dengan warna merah, kepalanya seakan-akan meneteskan air walaupun ia tidak basah.
Nabi Isa AS akan turun ke bumi ketika kondisi dunia penuh dengan kezaliman, kesengsaraan, dan peperangan besar yang melibatkan seluruh penduduk dunia. Imam Mahdi yang menjadi pemimpin kaum muslim akan menghadapi Dajjal yang menyebarkan fitnah kepada umat Islam.
“Sekelompok dari umatku akan tetap berperang dalam kebenaran secara terang-terangan sampai hari kiamat sehingga turunlah Isa bin Maryam. Maka, berkatalah pemimpin mereka (Al-Mahdi), 'Kemarilah dan imamilah shalat kami.' Ia menjawab, 'Tidak. Sesungguhnya, sebagian kamu adalah sebagai pemimpin terhadap sebagian yang lain, sebagai suatu kemuliaan yang diberikan Allah kepada umat ini (umat Islam).''' (HR Muslim dan Ahmad).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Misi Nabi Isa AS
Selain mengajak umat manusia untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW, Nabi Isa AS akan menjalankan misi lain. Mengutip asysyariah.com dan sumber lainnya, berikut adalah misi Nabi Isa AS saat diturunkan kembali ke bumi.
1. Menyelamatkan Fitnah Ya’juj dan Ma’juj
Ketika turun kembali ke bumi, Nabi Isa AS akan menyelamatkan umat Nabi Muhammad SAW dari fitnah Ya’juj dan Ma’juj. Sebagaimana diriwayatkan Thabrani, fitnah Ya’juj dan Ma’juj amat besar dan jumlah mereka sangat banyak.
2. Menjadi Hakim yang Adil
Imam An-Nawawi rahimahullahu menerangkan, “Yakni beliau turun sebagai hakim dengan (hukum) syariat ini, bukan turun sebagai nabi yang membawa risalah tersendiri atau syariat yang menghapus (syariat Nabi Muhamad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, -pent.). Bahkan beliau adalah salah seorang hakim di antara hakim-hakim umat ini." (Syarah Muslim, 2/366. Demikian pula Ibnu Hajar rahimahullahu menerangkan dalam Fathul Bari, 6/491).
Advertisement
Misi Berikutnya
3. Menghancurkan Salib
Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Maksudnya, beliau akan melenyapkan agama Nasrani dengan cara menghancurkan salib hingga tak tersisa, serta menghilangkan keyakinan kaum Nasrani yang amat mengagungkannya (salib).” (Fathul Bari, 6/491)
4. Membunuh Babi
An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Pada lafaz hadits ini terdapat dalil bagi mazhab kami (mazhab asy-Syafi’i) dan mazhab mayoritas para ulama, yaitu apabila kita menemukan babi di sebuah negeri yang dilanda perang atau negeri yang aman dan kita mampu membunuhnya, hendaknya kita membunuhnya.” (Syarh an-Nawawi, 2/367)
5. Menghapus jizyah
Jizyah adalah semacam upeti yang dibebankan kepada Ahli Kitab yang hidup di negeri kaum muslimin dan tidak mau memeluk agama Islam. Dengan jizyah tersebut mereka boleh tinggal di negeri kaum muslimin dan akan mendapatkan jaminan keamanan.
Akan tetapi, dengan diturunkannya Nabi Isa alaihis salam ke muka bumi, Islam tidak lagi menerima jizyah. Artinya, tidak ada apa pun yang bisa diterima dari Ahli Kitab kecuali keislaman mereka.
An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Makna yang benar adalah bahwa beliau (Nabi Isa) tidak akan menerima jizyah, tidak akan menerima apa pun dari orang kafir kecuali Islam. Adapun orang kafir yang tetap ingin membayar jizyah, mereka tidak akan dilindungi. Bahkan, beliau hanya mau menerima keislaman (orang kafir). Jika enggan, ia akan dibunuh. Demikian yang dikatakan oleh Abu Sulaiman al-Khaththabi rahimahullah dan para ulama selain beliau.” (Syarh an–Nawawi, 2/367)
Wallahu’alam.