Liputan6.com, Fakfak - Masjid Tua Patimburak adalah sebuah masjid tua bersejarah yang terletak di Pulau Ugar, Distrik Kokas, Fakfak, Papua Barat.
Masjid ini merupakan salah satu peninggalan sejarah Islam di Papua dan menjadi salah satu pusat agama Islam di Kabupaten Fakfak.Â
Advertisement
Baca Juga
Menurut catatan sejarah, masjid ini telah berdiri lebih dari 150 tahun yang lalu, bahkan merupakan masjid tertua di Kabupaten Fakfak. Bangunan yang masih berdiri kokoh dan berfungsi hingga saat ini dibangun pada tahun 1870.
Ada dua versi tentang pendiri masjid yang pertama orang bernama Abuhari Kilian yang merupakan imam pertama masjid atau raja ke-7 Petuanan Wertuar.
Menurut beberapa literasi lain mesjid ini di bangun dari proses penyebarluasan kekuasaan Sultan Bacan dari Tidore menurut manuskrip-manuskrip kuno di Jazirah Onin (Patimunin-Fakfak) menyebutkan bahwa agama Islam masuk di Fakfak pada tahun 1606.
Sejarah Papua menyebutkan bahwa tempat inilah awal pertama peradaban Papua dimulai dengan masuknya Islam di Fakfak dengan dibangunnya masjid ini.
Â
Saksikan Video Pilihan ini:
Dipengaruhi Arsitektur Belanda dan Jawa
Pada masa penjajahan jepang masjid ini pernah diterjang bom oleh tentara jepang yang mengakibatkan adanya lubang bekas peluru di pilar masjid patimburak sampai saat ini. Dalam segi arsitektur aura tradisional muncul saat menyambangi lokasi masjid tua ini.
Sekilas bangunan masjid seluas tidak lebih dari 100 meter persegi ini tampak biasa. Namun coba perhatikan lebih saksama. Masjid ini memiliki keunikan pada arsitekturnya, yaitu perpaduan bentuk masjid dan gereja.
Musa Heremba mengaku bangunan masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Meski mempertahankan bentuk aslinya, tetapi material asli yang belum diganti adalah empat buah pilar penyangga yang terdapat di dalam masjid.
Masjid Tua Patimburak memiliki arsitektur yang dipengaruhi arsitektur Belanda dan Jawa yang sangat kental, hal ini dapat dilihat pada kubah masjid yang menyerupai model atap gereja-gereja di Eropa. Ventilasi masjid juga berbentuk lingkaran, dan kayu di dinding masjid seperti bangunan kolonial.
Di dalam masjid juga terdapat empat buah tiang penyangga yang diprediksikan telah berusia lebih dari satu abad yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh ajaran Islam. Adapun bangunan yang khas berbentuk segi enam melambangkan rukun iman dalam kepercayaan Islam sebagai pondasi dalam beragama.
Sedangkan atas kubahnya berbentuk segi delapan yang melambangkan delapan arah mata angin, di mana mata angin barat ditandai dengan mihrab sebagai kiblat shalat dalam ajaran agama Islam.
Advertisement
Filosofi Satu Tungku Tiga Batu
Masjid Tua Patimburak juga dibangun oleh masyarakat setempat secara gotong-royong. Selain mendapat julukan masjid tertua di tanah Papua masjid ini juga menjadi wujud filosofi satu tungku tiga batu yang merupakan sebuah konsep toleransi antar umat beragama di Fakfak.
Adapun filosofi tiga batu menjadi lambang tiga agama besar di Kabupaten Fakfak yang hidup berdampingan yakni, Islam, Kristen Protestan, dan Katolik.
Ketiga batu tersebut menjadi tungku dan diletakkan secara melingkar dan berjarak. Ketiganya harus seimbang untuk menopang kehidupan dalam keluarga yang diibaratkan sebuah periuk.
Adapun di depan pelataran masjid ada sebuah pohon mangga yang dari ukuran batangnya bisa dipastikan usia pohon raksasa ini tak terpaut jauh dengan usia masjid, bahkan perlu empat rentang tangan orang dewasa untuk merengkuh keseluruhan batang pohon ini.
Penulis : Putry Damayanty
Â
Â