7 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Menghadapi Pengadilan Allah di Hari Kiamat

Mempersiapkan bekal pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT di hari kiamat

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mar 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2023, 06:30 WIB
Ilustrasi Kiamat Nibiru
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Semua makhluk akan mati saat hari kiamat tiba. Lantas, mereka akan dibangkitkan dan dikumpukan di Padang Mahsyar, sebuah tempat lapang, tak bertepi lagi tanpa naungan.

Mulai hari dibangkitkan itu, manusia akan menghadapi penentuan nasibnya di akhirat, surga atau neraka. Manusia akan menghadapi hari hisab, penimbangan, dan hari pembalasan. Sungguh, suasananya begitu mencekam.

Pada hari itu, manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama di dunia. Tiap manusia akan menghadapi pengadilan Allah SWT.

Sebagai mukmin, tentu kita berharap timbangan kebaikan akan lebih berat dari kejelekan. Jika itu yang terjadi, maka amal kebaikan itu, dengan rahmat Allah SWT, akan mengantar kita ke surga.

Sebelum menghadapi pengadilan di hari kiamat, umat Islam dianjurkan untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya selama masih diberi umur. Apa saja bekal pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

7 Bekal yang Dipersiapkan Sebelum Pengadilan Allah

Berikut bekal-bekal yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Pengadilan Allah SWT, mengutip penjelasan Prof Dr H Sofyan Sauri, MPd, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, di gontornews.com:

1. Mengusahakan amal shalih dan ibadah terbaik. Allah SWT berfirman:

وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ

“Dan manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.” (QS An-Najm: 39)

2. Janganlah mengikuti sesuatu yang tidak diketahui

Allah SWT berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS Al-Isra’: 36)

3. Menginfakkan harta di jalan Allah dan berbuat baik

Allah SWT berfirman:

وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-Baqarah: 195)

4. Bertakwa dan memperhatikan perbuatan yang akan dilakukan

Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr: 18)

 

5. Memohon pertolongan dengan sabar dan shalat

Allah SWT berfirman:

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ(٤٥)

الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَاَنَّهُمْ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ ࣖ (٤٦)

“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS Al-Baqarah: 45-46)

6. Bertakwa dan tidak menyombongkan diri

Allah SWT berfirman:

تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan (maksiat) di (muka) bumi, dan kesudahan (yang baik) itu (surga) bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS al-Qashash: 83).

7. Menyiapkan amalan yang terus mengalir pahalanya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan doa anak yang shalih.” (HR Muslim No. 1631).

Berikut adalah doa yang dipanjatkan Rasulullah agar mendapatkan kemudahan saat hisab di hari kiamat.

اَللَّهُمَّ حَاسِبْنِى حِسَابًا يَسِيرًا

“Ya Allah, hisablah aku dengan hisab yang mudah.” (HR Ahmad 6/48).

 

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya