Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan telah tiba. Kamis, 23 Maret 2023 ini adalah hari pertama puasa Ramadhan di Indonesia dan sejumlah negara lainnya.
Salah satu rukun puasa adalah niat. Niat puasa menjadi komponen penting yang tak bisa dipisahkan dari puasa Ramadhan dan memengaruhi sah atau tidaknya puasa tersebut.
Lazimnya, umat Islam berniat puasa Ramadhan tiap hari. Biasanya, di waktu sahur.
Advertisement
Baca Juga
Namun, ada pula yang mengucapkan lafal niat puasa sebulan penuh. Salah satu tujuannya adalah mengantisipasi lupa, atau penyebab lain sehingga seseorang tidak niat puasa.
Niat puasa sebulan penuh ini diadopsi dari pandangan mazhab maliki. Namun begitu, tiga mazhab lain di luar malikiyah, wajib mengulangi niat di setiap puasa.
Demikian dilansir dari laman NU, yang mengutip mengutip artikel berjudul 'Lafal dan Cara Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh'.
Sementara, Malikiyah membolehkan untuk mengumpulkan niat puasa sebulan di malam pertama bulan Ramadhan. Alias tidak perlu mengulangi niat di hari berikutnya.
Berikut ini adalah lafal niat puasa Ramadhan sebulan penuh, beserta artinya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Lafal Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh dan Artinya
Ulama kharismatik yang Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH A Idris Marzuqi di dalam karyanya Sabil al-Huda mencontohkan lafazh niatnya sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Taala” (terjemahan dari penulis).
Kendati telah membaca niat puasa Ramadhan sebulan penuh, umat Islam tetap dianjurkan untuk membaca niat di hari-hari berikutnya.
Bacaan niat sebulan penuh dilakukan sebagai langkah antisipasi bila mana di kemudian hari lupa niat, puasanya tetap sah dan bisa diteruskan. Sebab dicukupkan dengan niat puasa sebulan penuh di awal Ramadhan
Advertisement
Indonesia Mayoritas Syafi'i tapi Adopsi Malikiyah
Di Indonesia, pendapat Malikiyah ini banyak diadopsi, meskipun penduduknya mayoritas penganut mazhab Syafi’i.
Hal ini, tentu di bawah bimbingan para kiai dan masyayikh, salah satunya dengan merujuk kalam Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH A Idris Marzuqi di dalam karyanya Sabil al-Huda yang berisikan himpunan wadhifah dan amaliah.
“Untuk berjaga-jaga agar puasa tetap sah ketika suatu saat lupa niat, sebaiknya pada hari pertama bulan Ramadhan berniat taqlid (mengikut) pada Imam Malik yang memperbolehkan niat puasa Ramadhan hanya pada permulaan saja. Dan adanya cara tersebut bukan berarti membuat kita tidak perlu lagi niat di setiap harinya, tetapi cukup hanya sebagai jalan keluar ketika benar-benar lupa,”demikian bunyi kalam KH A Idris Marzuqi dalam Kitab Sabil al-Huda, halaman 51. (Sumber:nu.or.id)
Tim Rembulan