Ramadan Berkah, Lamang Kandangan Laris Manis di Banjarmasin

Makanan khas Kandangan ini, kini marak dijumpai selama Bulan Ramadan, terutama di Pasar-pasar Wadai (kue) di wilayah Kalimantan Selatan.

oleh Aslam Mahfuz diperbarui 30 Mar 2023, 02:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2023, 02:00 WIB
Lamang Kandangan Kalimantan Selatan Kalsel
Maspah, pedagang Lamang Kandangan di Pasar Wadai Pemprov Kalsel di Banjarmasin

Liputan6.com, Banjarmasin Nusantara kaya akan cita rasa dan aneka macam makanan yang khas. Lamang salah satunya, selain khas di Sumatera Barat juga khas di Kalimantan Selatan khususnya Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Makanan tradisional itu sejenis makanan yang terbuat dari beras ketan atau dikenal juga dengan nama pulut. Kemudian proses memasaknya termasuk unik karena menggunakan media ruas Bambu dengan cara dibakar.

Makanan khas Kandangan ini, kini marak dijumpai selama Bulan Ramadan, terutama di Pasar Wadai (kue) di wilayah Kalimantan Selatan.

“Lamang Kandangan, Lamang Kandangan, Lamang Kandangan ada di Banjarmasin,” ucap Maspah, salah satu pedagang Lamang kepada pengunjung di Pasar Wadai yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa sore (28/3/2023).

Maspah menyebutkan dirinya sudah 20 tahun menggeluti berdagang Lamang. Berdagang di Pasar Wadai sampai hari keenam disebutkan dagangannya laris manis.

“Alhamdulillah selama bulan ramadan dari awal sampai sekarang sudah enam hari, Alhamdulillah laris manis kita jualan di sini,” lanjutnya.

Lamang yang dijual seharga Rp20 ribu per potong atau Rp25 ribu per paket dengan tambahan satu butir telur asin dan sambal sate. Kemudian juga ada tapai atau tape beras ketan dan singkong dengan kemasan sama dan harga yang sama, masing-masing Rp20 ribu.

Pembuatannya juga langsung dilakukan di Kandangan. Selain bahan bakar kayu dan bahan bambu lebih muda ditemukan di Kandangan.

Selanjutnya Lamang di kirim ke Banjarmasin menggunakan mobil angkutan. Hal ini menjadi pertimbangan jika pembuatannya dilakukan di Banjarmasin, maka kemungkinan besar bambu yang digunakan itu berasal dari Kandangan.

“Mudah-mudahan makanan tradisional ini selalu diabadikan dan dilakukan oleh UMKM sehingga bisa bertahan makanan-makanan khas Banjar seperti ini,” harap Maspah.

Sementara itu, Adi Sinaga warga asal Sumatera Utara yang berdomisili Banjarmasin ini hendak mencoba makanan Lamang Kandangan didampingi istri. Menurutnya selama empat tahun di Banjarmasin membuatnya untuk sebaiknya mencoba untuk mencicipi.

“Sekarang lagi mencari bukaan, sedangkan Lamang ini belum pernah mencoba dan segera untuk dicoba, katanya ini dari Kandangan” kata Adi Sinaga.

Meski baru pertama kali belanja makanan tersebut, dirinya berharap Lamang yang dibelinya itu sesuai dengan seleranya. Sekaligus berharap jika pas dengan selera dia akan kembali lagi untuk membeli.

Kemudian dengan pembeli lainnya, Titin pengunjung Pasar Wadai menyempatkan membeli tape singkong.

“Ini beli tape singkong sebagai bahan campuran untuk es campur,” kata Titin yang didampingi suami.

“Keberadaan pasar wadai seperti saat ini lumayan membantu kita, sehingga tidak masak juga di rumah, pokoknya bermanfaat bagi orang banyak, terutama ibu-ibu yang bekerja dan tentu mempermudah jika tidak memasak di rumah,” harap Titin.

Simak juga video pilihan berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya