Naskah Ceramah Pendek Kultum Ramadhan: Meningkatkan Kualitas Sholat

Naskah Ceramah Pendek Kultum Ramadhan: Meningkatkan Kualitas Sholat

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Apr 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2023, 08:30 WIB
Ilustrasi Sholat Tarawih (Istimewa)
Ilustrasi Sholat Tarawih (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan amal dan ibadah pada bulan Ramadhan. Salah satunya yakni sholat.

Selain sholat lima waktu yang sudah menjadi kewajiban dan merupakan rukun Islam, banyak sholat sunah yang bisa dilakukan selama Ramadhan.

Tak hanya sekadar kuantitas, pada Ramadhan ini umat Islam juga dianjurkan untuk meningkatkan kualitas sholat.

Berikut ini adalah naskah ceramah singkat, yang bisa dibaca atau disampaikan pada bulan Ramadhan. Contohnya saat kultum atau sesi ceramah lainnya.

Naskah ceramah pendek berjudul asli 'Mimbar Dakwah Sesi 200: “Kualitas Sholat”' ini dususun oleh Yudi Yanshah, MH, Penyuluh KUA Kecamatan Kalapanunggal, Kemenag Sukabumi, dinukil dari laman jabar.kemenag.go.id.

Semoga menjadi amal jariyah untuk penyusun, pemublikasi, dan membawa manfaat dan berkah untuk yang memanfaatkannya. Amin.

 

Materi Ceramah: Kualitas Sholat

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ اِلاَّ عَلى الظَّالِمِيْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سيِّدَنا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَا بَعْدُ فَيَاعِبَادَاللهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَاتَّقُوْا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ 

Hadirin rohimakumulloh

Puji syukur kita sampaikan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan nikmat, karunia dan ampunannya. Sholawat dan salam sebagai perwujudan kecintaan kepada baginda  pembawa pelita kebenaran, penebar lentera keselamatan, pengibar risalah kedamaian dan keadilan, Nabi Muhammad SAW.,  yang senantiasa mengalun merdu dari setiap muslimin.

Hadirin rohimakumulloh

Dalam meningkatkan kualitas sholat di laksanakan dengan ketentuan fiqih, khusyu, khidmat dan akhirnya dapat mencegah kemungkaran. Firman Alloh Swt :

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepada mu, yaitu Al-Qur’an dan dirikan sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat), lebih besar keutamaanya dari ibadah yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Ankabut : 45)

Hadirin rohimakumulloh

Rasulullah SAW menegaskan bahwa shalat sebagai  kenikmatan, permata hati, pelipur lara, penghapus duka, tempat menuju Allah dari kesedihan, kesusahan dan kebingungan hingga ia merasakan adanya bantuan.

Kita harus mampu mentranspormasikan nilai-nilai sholat dalam realitas kehidupan, sehingga tercipta  tatanan kehidupan aman, nyaman, tentram, steril dari noda dan dosa.  Sholat harus menyentuh titik kualitas yang mampu memantulkan implikasi positif dan konstruktif dalam pembentukan karakter dan akhlak mulia.

 

Hadirin rohimakumulloh

Kiat sholat berkualitas menurut Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumudin, sebagai berikut : Pertama, khudhurul qalbi ialah menghadirkan jiwa saat kita sholat, konsentrasi terfokus menghadap Allah yang kita sembah dan mengesampingkan persoalan duniawi  jangan sampai kita masuk dalam kategori orang sholat tetapi masih celaka. Firman Alloh Swt :

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ  الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ 

“Maka celakalah orang-orang yang shalat,yaitu orang-orang yang lalai terhadap sholatnya”. (QS.Al-Ma'un : 4-5)

Kedua, At-Tafahum ialah menghayati yang di kerjakan dalam sholat, baik berupa bacaan maupun pekerjaan anggota badan karena didalamnya terkandung pernyataan kesiapan janji kepasrahan secara total kepada Allah Swt, fokus ingatan hanya kepada Allah Swt.

اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tiada Tuhan yang hak selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku”. (QS.Toha : 14)

Ketiga, At-Ta‘zhim ialah sikap mengagungkan Allah sebagai tuhan yang disembah, menyadari sepenuhnya bahwa dirinya adalah manusia yang sangat lemah dihadapan sang penciptanya.

Keempat, Al-Haibah ialah rasa takut kepada Allah Swt, yang maha kuasa, perkasa yang sangat pedih siksa-Nya yang bisa berbuat apa saja menurut kehendakNya.

اِنَّ الَّذِيْنَ هُمْ مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُّشْفِقُوْنَ ۙ

Sungguh, orang-orang yang karena takut (azab) Tuhannya, mereka sangat berhati-hati. (QS.Al-Mu’minun : 57)

Kelima, Ar-Raja’ ialah harapan untuk mendapatkan rahmat dari ridho Allah Swt.,  dialah tuhan yang maha pengasih dan maha penyanyang.

Keenam, Al-Haya’ ialah rasa malu kepada Allah Swt, karena apa yang disembahkan kepadanya belum sebanding dengan rahmat dan karunia yang di berikan kepadanya. Rasulullah SAW bersabda:

َاْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ َاْلإِيْمَانُ.

''Iman itu lebih dari 70 (tujuh puluh) atau 60 (enam puluh) cabang, cabang iman yang tertinggi adalah mengucapkan 'La ilaha illallah', dan cabang iman terendah adalah membuang gangguan (duri) dari jalan, dan rasa malu merupakan cabang dari iman.'' (HR.Bukhari dan Muslim)

 

Hadirin rohimakumulloh

Kita berusaha maksimal menghayati makna yang dikerjakan dalam sholat, sehingga secara gradual dapat memadukan antara ibadah ritual dengan nilai-nilai yang terkandung didalam shalat, akan terbiasa merefleksikan dalam prilaku sosial. Nabi Muhmmad SAW bersabda : "Barang siapa yang sholatnya tidak mampu mencegah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar, maka dalam pandangan Allah dia tidak mendapat tambahan apa-apa dari sholatnya itu, melainkan kebencian dan semakin jauh dari-Nya."

Kita senantiasa mendambakan  ketenangan, ketentraman, baik dalam konteks kehidupan pribadi maupun dalam kemasyarakatan. Maka kita harus berusaha melangkah dan berikhtiar untuk mewujudkannya. Sebagai langkah awal dengan menghayati serta menjiwai ibadah yang kita laksanakan. Dari sana nantinya akan tumbuh kesadaran kolektif antar sesama yang berujung pada terciptanya masyarakat religius baik secara spiritual, moral maupun sosial dalam kehidupan yang kita dambakan.

Demikianlah semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tim Rembulan

Saksikan Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya