Amalan Untuk Wanita Haid Agar Tetap Dapat Pahala di Bulan Ramadhan

Liputan6.com, Jakarta Berpuasa merupakan ibadah wajib bagi umat muslim yang telah memenuhi syarat-syaratnya. Puasa Ramadhan sendiri termasuk kedalam rukun Islam ke-3. 

Pada bulan Ramadhan, umat muslim diperintahkan untuk beribadah puasa dan beramal soleh. Ramadhan adalah saat dimana Allah akan melipatgandakan pahala juga mengampuni dosa para hamba-Nya. 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ - ١٨٣

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS. Al-Baqarah : 183)

بني الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Artinya: "Islam dibangun atas lima pilar; syahadat bahwa tidak ada tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, haji, dan puasa di bulan Ramadhan." (HR. Bukhori dan Muslim).

Namun, kesempatan untuk memperbanyak ibadah tak bisa dirasakan setiap orang. Karena sebagian orang memiliki udzur yang menyebabkan dirinya tidak dapat beribadah secara maksimal saat Ramadhan. 

Salah satu diantara orang yang mungkin tidak bisa maksimal menjalankan ibadah puasa Ramadhan adalah lansia, wanita hamil, orang yang sedang sakit dan wanita haid. 

Akan tetapi, hal tersebut tidak serta merta membiarkan para wanita tidak mampu beribadah dan mendapatkan pahala yang besar saat Ramadhan. 

Mengutip dari ceramah Ustadz Asi Hidayat dalam chanel Youtube pribadinya, ia menjelaskan tentang Amalan Pengganti puasa Ramadhan bagi yang sedang haid. 

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa seorang perempuan yang tidak puasa karena haid, tidak perlu meng-Qadha puasa tersebut. 

"Dalam sebuah hadis dijelaskan, bahwa apapun yang didapatkan oleh orang-orang Islam itu yang sudah jelas untuk diikuti maka tidak perlu lagi mempersoalkan, diantaranya perempuan yang sedang haid itu dia meng-qadha puasanya, dan kemudian tidak perlu meng-qadha shalatnya," Ujarnya.

Adapun dalil lain yang lebih kuat tentang hukum wanita yang haid ini yaitu dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah :184 

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗوَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗوَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui," 

"Dalam hadis diatas ada yang termasuk golongan yang uzur karena sakit, maka haid itu dapat dikategorikan sedang sakit, maka dia perlu meng-qadha puasanya di waktu yang lain," Tambahnya.

Kemudian, wanita yang sedang haid juga bisa mengerjakan amalan-amalan lain agrmar tetap mendapatkan pahala. 

"Bisa juga mengerjakan amalam-amalan lain seperti belajar tajwid, baca tafsir, kalau baca Qur'an tidak bisa, tetapi kalau dalam konteks belajar boleh, selain itu bisa juga belajar hukum-hukum bacaan dan sejarah Islam," jelas UAH. 

Penulis: Fatiyah Nurjanah