Liputan6.com, Jakarta - Raden Makdum Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan Bonang merupakan salah satu ulama walisongo yaitu penyebar syiar Islam di Jawa pada abad ke-14 Masehi.
Sunan Bonang adalah seorang ulama sekaligus seniman yang berdakwah dengan menggunakan sejumlah perangkat seni pada masanya salah satunya gamelan dan karya sastra.
Baca Juga
Sunan Bonang lahir di Rembang pada tahun 1465 dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Beliau adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila yang berarti beliau adalah keturunan ke-24 Nabi Muhammad SAW.
Advertisement
Dakwah Sunan Bonang dimulai dari Kediri, Jawa Timur. Ia mendirikan langgar atau tempat ibadah di tepi Sungai Brantas, tepatnya di Desa Singkal. Masjid Astana itulah nama masjid yang hingga kini masih berdiri kokoh.
Dari masjid kecil yang terletak di bagian kompleks makam Sunan Bonang inilah pada masa lampau menjadi tempat mengajar, ibadah, dan sekaligus markas dakwahnya. Diceritakan, Sunan Bonang sempat mengislamkan Adipati Kediri, Arya Wiranata Pada, dan putrinya.
Usai dari Kediri, Sunan Bonang bertolak ke Demak, Jawa Tengah. Oleh Raden Patah, pendiri sekaligus pemimpin pertama Kesultanan Demak, Sunan Bonang diminta untuk menjadi imam Masjid Demak.
Saksikan Video Pilihan ini:
Menyebarkan Islam melalui Media Seni dan Budaya
Diketahui Sunan Bonang menyebarkan Islam melalui media seni dan budaya. Beliau menggunakan alat musik gamelan untuk menarik simpati rakyat.
Konon, Sunan Bonang sering memainkan gamelan berjenis bonang, yaitu perangkat musik ketuk berbentuk bundar dengan lingkaran menonjol di tengahnya. Jika tonjolan tersebut diketuk atau dipukul dengan kayu, maka akan muncul bunyi merdu.
Raden Makdum Ibrahim alias Sunan Bonang memainkan alat musik ini yang membuat penduduk setempat penasaran dan tertarik. Warga berbondong-bondong ingin mendengarkan alunan tembang dari gamelan yang dimainkan Sunan Bonang.
Ia mengubah sejumlah tembang tengahan macapat, seperti Kidung Bonang, dan sebagainya. Hingga akhirnya, banyak orang yang bersedia memeluk agama Islam tanpa paksaan.
Sunan Bonang juga terkenal dalam hal ilmu kebatinannya. Ia mengembangkan ilmu (dzikir) yang berasal dari Rasulullah SAW, kemudian dikombinasikan dengan kesimbangan pernapasan yang disebut dengan rahasia Alif Lam Mim ( ا ل م ) yang artinya hanya Allah SWT yang tahu.
Sunan Bonang juga menciptakan gerakan-gerakan fisik atau jurus yang ia ambil dari seni bentuk huruf Hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf dimulai dari huruf Alif dan diakhiri huruf Ya'. Ia menciptakan Gerakan fisik dari nama dan simbol huruf hijaiyyah dengan tujuan yang sangat mendalam dan penuh dengan makna.
Penekanan keilmuan yang diciptakan Sunan Bonang adalah mengajak murid-muridnya untuk melakukan sujud atau sholat dan dzikir. Hingga sekarang ilmu yang diciptakan oleh Sunan Bonang masih dilestarikan di Indonesia oleh generasinya dan diorganisasikan dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Silat Tauhid Indonesia.
Selain itu, Sunan Bonang juga mahir memainkan wayang serta menguasai seni dan sastra Jawa. Dalam pertunjukan wayang, Sunan Bonang menambahkan ricikan, yaitu kuda, gajah, harimau, garuda, kereta perang, dan rampogan untuk memperkaya pertunjukannya.
Advertisement