Euforia Timnas U-22 Juara SEA Games 2023

Kabar baik menggema di seluruh pelosok nusantara, seperti diketahui, Timnas Indonesia menang 5-2 atas Thailand di final yang berlangsung sampai perpanjangan waktu dan terjadi hujan kartu merah. Meski menang sebaiknya jangan disikapi secara berlebihan.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mei 2023, 22:30 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2023, 22:30 WIB
SEA Games 2023 - Kolase Foto Pertandingan Timnas Indonesia U-22 vs Thailand
SEA Games 2023 - Kolase Foto Pertandingan Timnas Indonesia U-22 vs Thailand (Bola.com/Decika Fatmawaty)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar baik menggema di seluruh pelosok nusantara usai Timnas Indonesia menang 5-2 atas Thailand di final yang berlangsung sampai perpanjangan waktu dan terjadi hujan kartu merah.

Benar, medali emas SEA Games 2023 ini sangat spesial karena sudah 32 tahun Indonesia tak mendapatkannya. Terakhir kali Indonesia menjadi yang terbaik di sepak bola putra SEA Games di tahun 1991.

Medali emas ini membuat euforia di tengah masyarakat. Para pecinta bola merayakan dengan berbagai acara, yang bahkan bisa berlangsung berjilid-jilid.

Meski demikian, sebaiknya kemenangan ini tidak perlu disikapi dengan cara yang berlebihan. Lalu bagaimana pandangan Islam dalam menyikapi sesuatu yang berlebihan?

Seperti dilansir NU Online, sikap berlebihan merupakan sifat ekstrem, yakni melampaui batas. Atau dalam Islam disebut dengan ghuluw. Ghuluw sama sekali tidak akan mendatangkan kebaikan bagi pelakunya; juga tidak akan membuahkan hasil yang baik dalam segala urusan. Baik dalam urusan agama maupun duniawi.

Allah berfirman:

قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لَا تَغْلُوا۟ فِى دِينِكُمْ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوٓا۟ أَهْوَآءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا۟ مِن قَبْلُ وَأَضَلُّوا۟ كَثِيرًا وَضَلُّوا۟ عَن سَوَآءِ ٱلسَّبِيلِ

Qul yā ahlal-kitābi lā taglụ fī dīnikum gairal-ḥaqqi wa lā tattabi'ū ahwā`a qauming qad ḍallụ ming qablu wa aḍallụ kaṡīraw wa ḍallụ 'an sawā`is-sabīl.

Katakanlah: Hai ahli kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus (Qs Al Ma'dah: 77). Redaksi ayat di atas menegaskan kepada kita semua, agar tidak berlebihan dan hanya mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah tersesat di masa lalu.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Hikmah Mencintai dan Membenci secara Berlebihan

Kisah fanatiknya pendukung bola yang saling bentrok dan tawuran, sudah sering terjadi, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Begitupun dengan aparatnya yang kadang dalam menyelesaikan masalah terlalu berlebihan hingga mencederai rakyat sipil.

Sebaiknya hilangkanlah fanatik buta yang hanya menganggap dirinya, instansi dan kelompoknya yang paling benar, sedangkan yang lainnya salah. Lebih buruknya lagi jika fanatisme sudah menghalalkan berbagai cara, apapun akan dilakukan, mau benar ataupun salah.

Jika apa yang kita dukung menang, cintailah sewajarnya, dan jika yang kita dukung kalah, bencilah sewajarnya. Karena memang, manusia tidak akan pernah menghilangkan rasa benci terhadap kekalahan.

Abu Hurairah ra, meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

احبب حبيبك هوناما، عسى ان يكون بغيضك يوماما وابغض بغيضك هونا ما، عسى ان يكون حبيبك يوماما

Ahbib habiibaka haunammaa, asa’an yakuuna baghidhaka yaumammaa wa abghidh baghidhaka haunammaa, asa’an yakuuna habiibaka yaumamma.

Artinya: Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai (HR At-Tirmidzi No 1997)

Redaksi ayat di atas memberikan hikmah bahwa mencintai dan membenci sesuatu yang berlebihan belum tentu baik dan bahagia. Sebab hanya Allah-lah sumber dari segala kebaikan dan kebahagiaan. Dan yang perlu ditanamkan kepada kita semua, bahwa segala kemenangan dan kekalahan atas kehendak Allah semata. Manusia hanya berencana, tetapi Allah-lah yang berkehendak.

Sikap Fanatik akan Membuat Menderita

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 216:

وَعَسٰۤى اَنۡ تَكۡرَهُوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ خَيۡرٌ لَّـکُمۡ‌‌ۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تُحِبُّوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمۡؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ

Artinya:…..tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Nabi Muhammad SAW mengatakan, Ahbib ma ahbabta fainnaka mufariquhu, wa'isy ma syi-ta fainnaka mayyitun wa'mal ma syi-ta fainnaka mujziun bih.

Artinya: Cintailah apa atau siapa saja, tapi sadarilah bahwa anda akan berpisah dengan semuanya itu, hiduplah sesuka Anda, tapi yakinlah bahwa Anda pasti mati. Dan berbuatlah sesuka Anda, tapi ingatlah bahwa Anda akan dapat balasan atas perbuatan Anda itu. (HR Al-Thabrani).

Maka dari itu, janganlah bersikap fanatik, baik mencintai ataupun membenci sesuatu secara berlebihan, karena semua itu hanya akan membuat kita menderita. Karena tidak sedikit fanatisme mendatangkan duka dan korban nyawa. Tidak terima atas kekalahan yang diidolakan, padahal tidak menerima kehendak takdir dan menyalahkan yang lainnya merupakan sudah menduakan Allah swt. Karena Allah-lah yang mengatur segala sesuatu di alam semesta, dan Ia juga yang menghendaki segala sesuatu tersebut.

Penulis: Nugroho Purbo

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya