Jemaah Haji Lansia Rawan Alami Dimensia saat Tiba di Tanah Suci, Begini Penanganannya

Pemerintah tengah memberikan perhatian besar kepada jemaah lanjut usia (lansia) pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M. Itu karena jumlah jemaah haji lansia tahun ini cukup besar hingga mencapai 76.000 orang atau 30 persen dari kuota 221.000 jemaah.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 26 Mei 2023, 14:08 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2023, 14:02 WIB
Petugas Layani Jemaah Haji Lansia
Jemaah haji Indonesia kelompok terbang (kloter) pertama terus berdatangan di Bandara Amir Mohammed bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Rabu (24/5/2023). (Foto:Liputan6/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah tengah memberikan perhatian besar kepada jemaah lanjut usia (lansia) pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 Hijriah atau 2023 Masehi. Itu karena jumlah jemaah haji lansia tahun ini cukup besar hingga mencapai 76.000 orang atau 30 persen dari kuota 221.000 jemaah.

Sebagian besar dari mereka merupakan lansia yang mengalami kondisi pikun. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan saat menangani lansia dengan kondisi dimensia.

Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, dr Imran mengatakan, jemaah lansia cukup rawan mengalami dimensia saat tiba di Tanah Suci.

Dimensia merupakan suatu kondisi menurunkan cara berpikir dan daya ingat seseorang yang biasanya dialami oleh lansia dengan usia 65 ke atas.

"Orang pikun ini begitu tiba di Madinah, dia melihat suasana yang benar-benar baru. Tidak ada satu pun bangunan ataupun orang yang bisa mengembalikan ingatan ketika di Tanah Air, sehingga dia sesaat akan disorientasi tempat, waktu," kata Imran di Madinah.

Kondisi ini biasanya dipicu oleh banyak faktor, selain memang memiliki gangguan dari sisi memori akibat faktor usia. "Yang kedua itu bisa dipicu oleh kelelahan dan dehidrasi," ujar Imran.

Untuk penanganannya, para petugas haji atau jemaah yang lain bisa mengajaknya bercerita untuk me-recall ingatannya.

"Paling tidak suruh dia ungkap ingatan dia di kampung untuk me-recall ingatannya. Tujuannya dari Tanah Air ke Tanah Suci itu apa," ujar Imran memberikan tips.

Selanjutnya, bisa diberikan asupan air minum yang cukup. Sebab, serangan dimensia ini juga bisa dipicu akibat dehidrasi. Apalagi saat ini kondisi cuaca di Arab Saudi cukup panas, sehingga ia meminta para jemaah lebih sering minum air, sekalipun belum haus.

Jemaah Haji Lansia yang Alami Dimensia Harus Terus Didampingi

Petugas Layani Jemaah Haji Lansia
Jemaah haji Indonesia kelompok terbang (kloter) pertama terus berdatangan di Bandara Amir Mohammed bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Rabu (24/5/2023). (Foto:Liputan6/Nafiysul Qodar)

Lantas berapa lama pemulihannya setelah mendapatkan penanganan awal ini?

"Tergantung kondisinya. Kalau pemicunya kekurangan cairan maka terapi utamanya adalah mengembalikan cairan tubuhnya. Kalau berat kita akan rujuk (ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia)," ujar Imran.

Selain memberikan asupan air, jemaah haji lansia ini juga harus terus didampingi. Pendampingnya tersebut yang akan selalu mengingatkan ingatannya.

"Kalau capek lagi, dehidrasi bisa terjadi lagi (hilang ingatan)," kata Imran.

Siapa pun yang mendampingi jemaah lansia tersebut, kata Imran, harus bisa membantu mengembalikan ingatannya. Meski bukan keluarga, namun jika paham kondisi lansia tersebut sebelumnya, hal itu akan sangat membantu.

"Kalau misalnya tetangga, atau orang dikenal saat di asrama haji sudah kenal, itu bisa," ujar Imran.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya