Liputan6.com, Jakarta Jemaah haji Indonesia diimbau menjaga kesehatan menjelang persiapan menghadapi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina yang sudah semakin dekat. Salah satunya dengan memperhatikan jam makan yang telah ditentukan.
Jemaah haji Indonesia diimbau mengonsumsi makanan yang telah disediakan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sesuai dengan waktu yang disarankan. Hal ini penting dilakukan agar jemaah terhindar dari masalah kesehatan yang diakibatkan oleh kerusakan makanan.
Baca Juga
"Jemaah haji penting untuk mematuhi rentang waktu yang aman pada makanan untuk dikonsumsi. Anjuran rentang waktu aman konsumsi sudah ada di tutup kemasan makanan yang dibagikan kepada jemaah," ujar Koordinator Tim Sanitasi dan Food Security, Dedy Kurniawan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.
Advertisement
Meski sampel makanan tersebut sudah lolos uji organoleptik oleh tim sanitasi dan food security, namun jemaah haji perlu mewaspadai faktor risiko lain yang disebabkan dari kerusakan makanan. Jika makanan rusak dikonsumsi, pastinya akan menimbulkan masalah kesehatan.
Dedy menyampaikan bahwa salah satu faktor risiko kerusakan makanan yang terjadi di penyelenggaraan haji yaitu terkait penyimpanan makanan. Makanan dapat rusak karena mikroba seperti bakteri dan jamur yang berkembang biak pada suhu 5 hingga 60 derajat celsius.
Selain suhu, waktu penyimpanan yang lebih lama akan mengakibatkan perkembangan mikroba lebih banyak lagi.
"Kerusakan makanan untuk jemaah haji yang sering kami deteksi adalah karena disimpan di tempat terbuka yang mudah terkontaminasi bakteri atau jamur dalam waktu yang cukup lama," ucapnya.
Jadwal Distribusi Makanan dan Waktu Aman Konsumsi
Ketika makanan tidak disimpan dengan baik, maka akan mudah terkontaminasi mikroba, sehingga makanan cepat rusak. Selain itu mikroba juga mudah berkembang biak pada udara yang lembab dan suhu yang hangat.
Kerusakan makanan biasanya ditandai dengan perubahan di aroma dan tekstur makanan seperti menjadi lembek, berlendir, dan berbau kurang sedap alias basi. Namun, ada juga kerusakan makanan yang tidak ditandai dengan adanya perubahan tekstur dan bau. Kerusakan seperti inilah yang perlu diwaspadai.
Oleh karenanya, jemaah haji diimbau untuk mengonsumsi makanan dalam waktu yang dianjurkan. Jemaah haji harus memperhatikan masa aman konsumsi yang ada di setiap kemasan makanan.
Masa waktu yang ditetapkan oleh Bidang Layanan Konsumsi PPIH Arab Saudi adalah waktu yang sudah dipertimbangkan makanan tersebut siap saji sampai dikonsumsi, itu dianggap masa aman.
Pada masa aman konsumsi, tidak perlu khawatir karena mikroba jumlahnya masih sedikit dan tidak berbahaya. Namun, jika dikonsumsi lewat dari masa waktunya maka kemungkinan mikroba sudah berkembang banyak di makanan tersebut, sehingga besar kemungkinan makanan sudah rusak.
Adapun makanan untuk sarapan pagi didistribusikan jam 05.00-07.00 dengan waktu aman maksimal dikonsumsi jam 09.00. Distribusi makan siang pukul 12.00-14.00, maksimal konsumsi 16.00. Kemudian makan malam didistribusikan jam 17.00-19.00 dengan waktu maksimal konsumsi pukul 21.00.
Advertisement
PPIH Miliki Jejaring Pengamanan Makanan untuk Jemaah Haji
Pada penyelenggaraan haji tahun ini, PPIH sudah memiliki jejaring pengamanan makanan untuk jemaah haji. Jejaring ini mulai dari daerah kerja (Daker) disiagakan seksi konsumsi dan tim sanitasi dan food security. Tim ini telah memeriksa kesiapan dari hulu yaitu mulai dari lokasi tempat pemrosesan makanan atau dapur katering.
Di sektor juga ada pengawas konsumsi dan di kloter ada Tenaga Kesehatan Haji (TKH). Di tingkat sektor dan kloter ini diharapkan mereka menjadi garda terdepan dari proses pengamanan makanan. Sebelum makanan dikonsumsi jemaah haji, diharapkan mereka dapat memastikan makanan tersebut aman.
Bila jemaah haji mendapatkan makanan rusak walaupun masih dalam masa aman untuk dikonsumsi, jemaah diimbau untuk segera lapor kepada petugas yang ada di kloter dan jangan konsumsi makanan tersebut.
Petugas juga bisa meminta bantuan kepada seksi konsumsi serta tim sanitasi dan food security untuk memastikan keamanan makanan tersebut. Jika terbukti rusak, maka makanan akan segera diganti dengan yang baru.
“Jemaah haji yang merasa makanan yang diterima rusak, jangan dikonsumsi dan segera lapor ke TKH kloter. TKH akan memastikan apakah betul makanan sudah rusak. Jika betul rusak makan akan diganti,” ungkap Dedy.