Khutbah Idul Adha Muhammadiyah Singkat: Mengambil Ibrah dari Kisah Nabi Ibrahim

Materi khutbah Idul Adha kali ini mengambil tema kisah perjalanan Nabi Ibrahim. Dari kisah nabi yang bergelar Ulul Azmi tersebut umat Islam dapat mengambil ibrahnya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 27 Jun 2023, 11:30 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2023, 11:30 WIB
20150923-Salat Idul Adha Muhammadiyah-Jakarta
Ribuan warga Muhamadiyah melaksanakan Salat Idul Adha 1436 H di halaman Kampus UHAMKA, Jakarta, Rabu (23/9/2015). Muhammadiyah meminta pemerintah menetapkan libur dua hari karena adanya perbedaan waktu pelaksanaan. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Warga Muhammadiyah akan melaksanakan sholat Idul Adha 1444 H pada Rabu, 28 Juni 2023. Dalam kesempatan ini, redaksi menyajikan teks khutbah Idul Adha versi Muhammadiyah.

Materi khutbah Idul Adha kali ini mengambil tema kisah perjalanan Nabi Ibrahim. Dari kisah nabi yang bergelar Ulul Azmi tersebut umat Islam dapat mengambil ibrahnya.

Kisah perjalanan Nabi Ibrahim sejatinya menjadi teladan bagi umat Islam masa kini. Terlebih teladan dalam membangun peradaban bangsa.

Naskah khutbah Idul Adha versi Muhammadiyah ini disusun oleh Ketua Majelis Pustaka Informatika dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, Jawa Timur, Taufiqur Rohman.

Mengutip pwmu.co, berikut Liputan6.com sajikan khutbah Idul Adha Muhammadiyah singkat. Semoga teks khutbah Idul Adha ini bermanfaat untuk masyarakat luas dan menjadi amal saleh bagi yang menyusunnya.

 

Khutbah Idul Adha Muhammadiyah

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، 

قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ. اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ 

الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوۡتُنَّ اِلَّا وَاَنۡـتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَ

Hadirin Rahimakumullah

Mari kita bersyukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya, kita dapat melaksanakan shalat Idul Adha di tanah lapang ini. Setelah kemarin kita berpuasa Arafah di tanggal 9 Dzulhijjah. Dan mulai bakda Subuh di hari itu pula kita sudah mulai melantunkan kalimat takbir untuk membesarkan asma Allah. Kalimat tahlil untuk mentauhidkan Allah. Tidak ada tuhan melainkan Allah, serta bertahmid untuk mensyukuri nikmat Allah.

Allahuakbar Allahuakbar walillahilhamdu

Hadirin Rahimakumullah

Di momentum Idul Adha 1444 ini saya mengajak hadirin untuk meningkatkan ketaKwaan kepada Allah. Karena dengan asas takwa inilah amal perbuatan kita akan diterima oleh Allah. Di samping itu mari kita mengingat bahwa tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk menjadi Khalifah fil ard (wakil Allah di muka bumi). Sebagaimana petikan firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 30.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ 

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”

Khalifah memiliki arti pemimpin, pengganti, dan penguasa. Semua arti itu merujuk pada fungsi penciptaan manusia sebagai pemakmur bumi. Oleh karena itu, umat Islam sebagai warga bangsa, sudah selayaknya berkomitmen kuat untuk menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang berkeadaban. Ini sejalan dengan hadis Nabi Muhammad SAW

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

Sesungguhnya aku (Rasulullah saw) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR Ahmad)

Maka di momen yang baik ini, mari kita gunakan untuk merefleksi diri. Sudah sejauh manakah kita mengusahakannya?

 

Lanjutan Khutbah Idul Adha Muhammadiyah

Ibrahim Sosok Teladan

Hadirin Rahimakumullah

Nabi Ibrahim AS dapat kita jadikan sebagai sosok teladan dalam membangun peradaban bangsa. Dari kisah perjalanan kehidupannya dapat kita mengambil ibrahnya.

Pertama, mengokohkan keyakinan tauhid. Hendaknya ini dimulai dari diri terlebih dulu, ifdak binafsik. Inilah yang dilakukan pertama kali oleh Ibrahim untuk mengemban tugas kekhalifahan. Teguhkan ketauhidan dalam diri. Ini yang akan memperkuat sikap kita dalam ikhtiar mewujudkan bangsa yang berkeadaban. 

Hanya manusia yang kuat tauhidnya yang akan mampu mengemban amanat memakmurkan bumi. Orang yang dhalim dan musyrik, justru akan menghianati amanat itu. Sehingga mereka hanya akan membuat fasadkerusakan di muka bumi.

Hal ini ditegaskan Allah dalam al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 72:

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Maka, semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dhalim dan amat bodoh.” (al-Ahzab: 72).

Kedua, merestorasi bangunan keluarga pada asas takwa. Jika hal ini mampu kita lakukan, maka ini akan memberikan energi baru dan lebih menguatkan perjuangan. Kita belajar pada nabi Ibrahim yang berdakwah dengan mendapat support dari istri dan anaknya. Yaitu Hajar dan Ismail. Mereka ridha dipisahkan oleh jarak dan waktu demi tegaknya kemakmuran di muka bumi ini. Bahkan Ismail rela mengorbankan jiwa raganya untuk menjalankan perintah Allah. Inilah pentingnya asas takwa.

Ketiga, mengajak umat untuk bersama-sama mewujudkan bangsa yang berkeadaban. Tugas ini tidak mudah, karena sudah mencakup komunitas yang lebih luas dan kompleks. Maka, harus dilakukan dengan metode dakwah yang tepat.

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah, pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (an-Nahl 125)

Cara dakwah inilah yang harus kita tempuh. Dakwah dengan bil hikmah. Sampaikan dengan terang benderang, Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Melindungi segenap warga bangsa. Selanjutnya dengan mauidhah hasanah (nasihat yang baik). Dan yang tidak kalah pentingnya dengan mengedepankan dialog antar warga untuk kemaslahatan bersama. Inilah cara terbaik yang diajarkan Sang Mahahakim.

Allahuakbar Allahuakbar walillahilhamdu

Hadirin Rahimakumullah

Setelah semua itu diupayakan dengan kesungguhan, berdoalah kepada Allah untuk kemaslahatan bersama. Barulah yang terakhir kita tawakal kepada Allah.

Akhirnya, mari kita berdoa, semoga bangsa ini menjadi bangsa yang berkeadaban. Bangsa yang baldatun thayibatun warabbun ghafur.

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّــهُمَّ صَلِّ عَـلـٰى مُحَمَّدٍ وَعَــلـٰى أَلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسِلِّـمْ

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻠْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤَﺎﺕ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ

 ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ ﺍﻟْﺄَﺣْﻴَﺎﺀِﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍﻟْﺄَﻣْﻮَﺍﺕ

ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻲ ﻭَﻟِﻮَﺍﻟِﺪَﻱَّ ﻭَﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻲﻥَ ﻳَﻮْﻡَ ﻳَﻘُﻮﻡُ ﺍﻟْﺤِﺴَﺎﺏُ

رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا وَّارْزُقْ اَهْلَهٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ

رَبَّنَغْفِرْلَنَ وَلِ اِخْوَانِنَاَّذِنَ سَبَقُونَبِلْ اِيمَن وَلاتَجْعَلْ فيقُلوبِنَ غِلَّلِلَّذِينَ آمَنُ رَبَّنَ اِنَّكَرَءُفُرَّحِمْ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ

Saksikan Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya