Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) telah menerima hasil investigasi yang dilakukan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi terkait sejumlah permasalahan layanan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menuturkan, pihaknya telah menerima hasil investigasi salah satunya yang dilakukan Nazaha atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Arab Saudi.
Baca Juga
"Kami sudah menerima hasil investigasi dari Pemerintah Saudi atas kejadian di Muzdalifah, Arafah, dan Mina. Kita masih pelajari hasil investigasi itu, karena memang panjang itu, dan nanti akan kita sampaikan ke publik," ujar Menag saat menyambut kedatangan petugas haji PPIH Arab Saudi Daker Makkah di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Kamis (27/7/2023) kemarin.
Advertisement
Lembaga antikorupsi Saudi itu mengusut dugaan pelanggaran yang dilakukan penyelenggara layanan Masyair atau Armuzna. Diketahui, layanan Masyair selama prosesi puncak haji tahun ini sangat mengecewakan. Hal ini tidak hanya dirasakan jemaah haji Indonesia, tapi juga beberapa negara lain.
"Kami menangkap konklusinya. Bahwa investigasi yang dilakukan KPK sana, yakni Nazaha Saudi, mereka memang menemukan kekurangan-kekurangan pelayanan yang disediakan pihak ketiga yang ada di Saudi," tutur Yaqut.
Problem yang paling dirasakan jemaah terjadi di Muzdalifah, yakni ketika ada keterlambatan pengangkutan jemaah menuju Mina. Akibatnya, banyak jemaah yang terlantar di bawah terik Matahari.
Selain itu, pelayanan konsumsi jemaah yang dilakukan Masyariq selaku penyelenggara layanan Masyair ini juga bermasalah. Persoalan-persoalan ini tidak hanya dialami jemaah haji Indonesia, tapi juga negara-negara lain, seperti Malaysia, Libya, Nigeria, dan Singapura.
"Saya juga membaca kemarin sebentar bagian dari temuan yang didapatkan oleh Nazaha. Nanti kita akan baca dulu, kita akan kaji apa temuan mereka secara utuh, baru akan kita sampaikan kepada publik," kata Menag Yaqut Cholil Qoumas ini menandaskan.
Â
RI - Saudi Sepakat Investigasi Layanan Puncak Haji
Sebelumnya diberitakan, Kemenag RI bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sepakat membetuk Tim Investigasi untuk menangani masalah selama fase Masyair. Ikhtiar ini disepakati setelah Menag Yaqut menyampaikan masalah layanan Masyair kepada Menteri Haji dan Umrah Saudi Taufiq F Al Rabiah pada 30 Juni 2023 lalu.
Sejak awal, Kemenag menyoroti Masyariq sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas sejumlah masalah yang mewarnai layanan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, Mina. Masyariq adalah perusahaan penyedia layanan di Masya’ir (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) untuk jamaah haji. Masyariq merupakan pengembangan bentuk kelembagaan dari muasasah.
Sebelum 2022, penyedia layanan bagi jamaah haji Indonesia di Masyair dikenal dengan nama Muasasah Asia Tenggara (Muasasah Janub Syarq Asia). Saat itu, pelayanannya terbatas kepada negara-negara Asia Tenggara.
Setelah menjadi perusahaan, namanya berubah menjadi Masyariq dan layanannya lebih luas, tidak terbatas negara Asia Tenggara tapi juga bisa untuk kawasan lainnya.
Beberapa persoalan yang muncul pada layanan Massyair tahun ini, antara lain adalah tenda Arafah yang sempat dimasuki jamaah nonkuota, keterlambatan pemberangkatan dari Muzdalifah ke Mina sehingga jamaah kepanasan, masalah saluran air bersih dan sanitasi di Mina, hingga keterlambatan katering untuk jamaah haji.
Advertisement