Mengenal 7 Aliran dengan Pandangan Berbeda dalam Islam

7 jenis aliran dalam islam.

oleh Putry Damayanty diperbarui 01 Sep 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2023, 20:30 WIB
Ilustrasi islam, syubhat (sumber: freepik)
Ilustrasi islam, syubhat (sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW, dikatakan bahwa kelak Islam akan terpecah menjadi 73 golongan. Setiap golongan akan memahami Islam sesuai versi mereka masing-masing. Bahkan tak jarang dari setiap aliran Islam yang kini ada, memiliki pemikiran dan pendapat yang berbeda-beda.

Salah satu contohnya persoalan hukum musik, bidang fiqih, politik, tasawuf, aqidah, maupun aspek lainnya. Memahami seluruh aliran Islam akan memudahkan kita sebagai muslim untuk mengidentifikasi ideologi dan nilai yang diyakini oleh setiap golongan. Bahkan tidak dengan mudahnya melabelisasi pemikiran kelompok lain.

Di zaman Rasulullah SAW, berbagai perbedaan pandangan pasti dikonsultasikan secara langsung kepada beliau. Tak dapat dipungkiri, semenjak sepeninggal Nabi SAW, perbedaan pandangan mulai bermunculan, hingga akhirnya membentuk aliran, mazhab, atau sub mazhab. Termasuk dengan momen hadirnya para nabi palsu.

Di Indonesia, sebagian besar Muslim mengikuti pandangan Ahlussunnah wal Jamaah. Dengan aqidah Asy’ariyah, mazhabnya Syafiiyah dalam bidang fiqih, serta bertasawuf dengan mengikuti ajaran Imam Al-Ghazali.

Lalu apa saja aliran Islam yang kini masih ada? Simak mengenai 7 aliran Islam dengan pandangan yang berbeda berikut ini, sebagaimana dihimpun dari laman merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Aliran dalam Islam

1. Khawarij

Aliran Islam yang pertama adalah Kaum Khawarij. Sebagai sekte Islam pertama yang dapat diidentifikasi. Mereka muncul ketika para pengikut Nabi Muhammad SAW berusaha untuk menentukan sejauh mana seseorang dapat menyimpang dari norma-norma perilaku yang ideal dan tetap disebut Muslim.

Mereka adalah mantan pendukung Khalifah Ali yang memberontak sebagai protes. Mereka menegaskan bahwa "penghakiman hanya milik Tuhan", yang menjadi moto mereka. Ali dibunuh pada tahun 661 oleh seorang Khawarij yang berusaha membalas dendam.

Kaum Khawarij percaya bahwa setiap Muslim, terlepas dari keturunan atau etnisnya, memenuhi syarat untuk peran khalifah, asalkan mereka secara moral tidak tercela. Menurutnya, tugas umat Islam untuk memberontak dan menggulingkan para khalifah yang berdosa.

2. Syiah

Aliran Syiah adalah cabang Islam terbesar kedua. Pandangan ini terutama kontras dengan Islam Sunni, yang penganutnya percaya bahwa Nabi Muhammad SAW tidak menunjuk seorang pengganti sebelum kematiannya.

Islam Syiah didasarkan pada sebuah hadis. Syiah percaya Ali seharusnya menjadi penerus Muhammad sebagai pemimpin spiritual dan politik Islam. Keyakinan ini kemudian berkembang menjadi konsep Imamah, gagasan bahwa keturunan tertentu Rasulullah SAW, disebut Ahl al-Bayt, adalah penguasa atau imam yang sah.

3. Muktazilah

Muktazilah disebut juga Ahl al-ʿAdl wa al-Tawḥīd, adalah kelompok Islam yang muncul pada awal sejarah dalam perselisihan tentang kepemimpinan Ali. Setelah wafatnya khalifah ketiga, Utsman bin Affan.

Mereka mengambil posisi tengah antara Khawarij dan Syiah. Pada abad ke-10 M, istilah ini juga merujuk pada aliran teologi spekulatif (kalām) Islam Sunni yang berkembang di Basra dan Baghdad (abad ke-8-10).

Aliran ini mengembangkan jenis rasionalisme Islam, sebagian dipengaruhi oleh filsafat Yunani Kuno, yang didasarkan pada tiga prinsip dasar yaitu keesaan dan keadilan Tuhan, kebebasan bertindak manusia dan penciptaan Al-Qur'an. Kelompok yang terkenal karena menolak doktrin Al-Qur'an, sebagai tidak diciptakan dan sama-sama abadi dengan Tuhan.

Aliran Lainnya

4. Murjiah

Murji'ah berpendapat bahwa hanya Tuhan yang berhak menilai apakah seorang Muslim telah murtad atau tidak. Akibatnya umat Islam harus mempraktekkan penundaan penghakiman pada pelaku dosa besar dan tidak membuat tuduhan kafir.

Mereka juga percaya bahwa perbuatan baik atau kelalaian dari manusia tidak mempengaruhi iman seseorang. Lalu orang yang tidak melakukan tindakan ketaatan lain tidak akan dihukum di akhirat selama mereka berpegang pada iman yang murni.

5. Qadariyah

Qadariyah adalah istilah yang awalnya menghina para teolog Islam awal, yang menyatakan bahwa manusia memiliki kehendak bebas. Istilah ini berasal dari (qadar), "kekuatan".

Sumber-sumber abad pertengahan yang menjadi dasar informasi tentang Qadariya termasuk Risālat al-qadar ilā Abd al-Malik.

6. Jabariyah

Aliran dalam Islam selanjutnya yang berbanding terbalik dengan Qadariyah. Jabriyah adalah aliran filsafat Islam awal yang didasarkan pada keyakinan bahwa manusia dikendalikan oleh takdir, tanpa memiliki pilihan atau kehendak bebas.

Jabariyah berasal dari Dinasti Umayyah di Basra. Istilah ini berasal dari akar kata bahasa Arab j-b-r, dalam arti yang memberi arti seseorang yang dipaksa atau dipaksa oleh takdir.

7. Ahlus Sunnah wal Jamaah

Aliran Ahlussunnah wal Jama'ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadis, dan ahli fikih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan sunnah khulafaurrasyidin. Sebagian besar umat muslim di tanah air diajarkan dalam ideologi dari kelompok ini.

Pola pikir Ahlus Sunnah wal Jamaah yang mengambil jalan tengah antara Nash (Al-Qur'an dan Hadis) dengan Akal (Ijma' dan Qiyas). Kelompok ini dikenal juga dengan julukan Penganut Islam Sunni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya