Top 3 Islami: Ketakjuban Gus Kautsar kepada Gus Iqdam, Jusuf Hamka Gantikan Mardani Maming

Gus Kautsar mengaku bangga karena salah satu santri Ploso bisa menyebarkan kebaikan kepada sesama. Gus Kautsar juga mengomentari kegantengan Gus Iqdam yang menurutnya menjadi salah satu daya tarik

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 15 Sep 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2023, 06:30 WIB
Gus Kautsar Gus Iqdam
Gus Kautsar Gus Iqdam (tangkap layar YouTube/Nugroho Purbo)

Liputan6.com, Jakarta - Lima tahun yang lalu, barangkali tidak banyak orang yang mengenal Gus Iqdam. Namun, kini Gus Iqdam makin populer, dan kerap muncul di beranda lini massa.

Dengan model dakwahnya yang khas, Gus Iqdam membetot perhatian khalayak. Pengajiannya selalu dihadiri oleh puluhan ribu orang.

Populernya Gus Iqdam ini tak luput dari pantauan KH Abdurrahman Al Kautsar atau Gus Kautsar. Gus Kautsar adalah gus sekaligus guru Gus Iqdam sewaktu di Ponpes Al Falah, Ploso.

Gus Kautsar merasa takjub dengan perubahan Gus Iqdam yang sewaktu di pondok biasa-biasa saja, namun setelah lulus begitu fenomenal.

Gus Kautsar mengaku bangga karena salah satu santri Ploso bisa menyebarkan kebaikan kepada sesama. Gus Kautsar juga mengomentari kegantengan Gus Iqdam yang menurutnya menjadi salah satu daya tarik.

Tulisan mengenai Gus Kautsar ini menjadi salah satu dari tiga artikel yang meyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com.

Sementara, dua artikel lainnya yakni mengenai penatapan pengurus baru PBNU 2022-2027 di mana salah satunya pergantian Bendahara PBNU, Mardani Maming ke M Jusuf Hamka.

Artikel ketiga adalah peresmian pesantren berbasis buah durian oleh Mustasyar PBNU KH Said Aqil Siradj.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami

 

Simak Video Pilihan Ini:

1. Saat Gus Kautsar Puji Kegantengan Gus Iqdam, Pesona Dakwah Kekinian

Ulama muda KH Muhammad Abdurrahman Al Kautsar (Gus Kautsar), Ponpes Al Falah Ploso, Kediri. (Foto: SC NU Channel)
Ulama muda KH Muhammad Abdurrahman Al Kautsar (Gus Kautsar), Ponpes Al Falah Ploso, Kediri. (Foto: SC NU Channel)

Pesona dan nama Agus Muhammad Iqdam Kholid alias Gus Iqdam makin populer saja beberapa waktu terakhir.

Mubaligh muda alumni Ponpes Al Falah Ploso, Kediri, ini kini begitu menyita perhatian masyarakat dari seluruh pelosok negeri.

KH Abdurrahman Al Kautsar atau akrab disapa Gus Kautsar putra KH Nurul Huda Djazuli, pengasuh Ponpes Al Falah Ploso yang terkenal tampan juga turut memuji kegantengan Gus Iqdam.

Tak mengherankan jika Gus Iqdam selain karena kedalaman ilmu, pengajian yang menarik serta pesona yang dimilikinya ini membuat masyarakat terpesona, dan menginginkannya untuk mengisi pengajian di berbagai daerah.

Selengkapnya baca di sini

2. Penetapan Pengurus Baru PBNU 2022-2027, Jusuf Hamka Gantikan Mardani Maming

Pengusaha muslim keturunan Tionghoa Jusuf Hamka
Pengusaha muslim keturunan Tionghoa Jusuf Hamka. (Liputan6.com/ Jusuf Hamka)

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melakukan pergantian kepengurusan antar waktu masa khidmah 2022-2027. Hal ini disahkan melalui terbitnya Surat Keputusan PBNU Nomor 01.b/A.II.04/06/2023 tentang Pengesahan Pergantian Antar Waktu Pengurus PBNU Masa Khidmat 2022-2027. Surat ini dikeluarkan PBNU pada Rabu (13/6/2023).

Dalam surat tersebut, PBNU memberhentikan dengan hormat KH Amiruddin Nahrawi, H Ulyas Taha, dan H Robikin Emhas dari jabatan ketua PBNU. PBNU juga memberhentikan H Mardani H Maming dari jabatan bendahara umum PBNU dan H Ahmad Nadzir, H Burhanuddin Mochsen, dan H Ashari Tambunan dari bendahara PBNU.

Pemberhentian ini disertai dengan ucapan terima kasih atas pengabdiannya selama ini. Selain itu, PBNU juga menetapkan KH Masyhuri Malik yang semula menjabat sebagai a’wan PBNU menjadi Ketua PBNU, H Nusron Wahid yang semula Wakil Ketua Umum PBNU menjadi Ketua PBNU, dan H Amin Said Husni yang semula Ketua PBNU menjadi Wakil Ketua Umum PBNU.

PBNU menetapkan H Mohammad Jusuf Hamka yang semula Ketua PBNU menjadi Bendahara PBNU, H Gudfan Arif yang semula Bendahara PBNU menjadi Bendahara Umum PBNU, dan H Fahmy Akbar Idries semula Bendahara PBNU menjadi Ketua PBNU.

Sementara itu, H Mohammad Faesal yang semula Wakil Sekretaris Jenderal PBNU ditetapkan menjadi Ketua PBNU. PBNU juga menetapkan A Suaedy dan KH Ulil Abshar Abdalla sebagai Ketua PBNU, serta Hj Safira Machrusah, H Amir Ma’ruf, dan H Ahmad Ginanjar Sya’ban sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PBNU.

Selengkapnya baca di sini

3. Mustasyar PBNU KH Said Aqil Siradj Resmikan Pendirian Pesantren Berbasis Durian di Cilacap

Mustasyar PBNU Prof DR KH Said Aqil Siradj didampingi Ketua Yayasan El Bayan dan El Muslim, Prof DR KH Fathul Amin Aziz menandatangani prasasti pendirian pesantren berbasis pendirian berbasis pertanian durian. (Foto: Dok SMK Komputama)
Mustasyar PBNU Prof DR KH Said Aqil Siradj didampingi Ketua Yayasan El Bayan dan El Muslim, Prof DR KH Fathul Amin Aziz menandatangani prasasti pendirian pesantren berbasis pendirian berbasis pertanian durian. (Foto: Dok SMK Komputama)

Mustasyar PBNU, Prof Dr KH Said Aqil Siradj MA menandatangani prasasti pendirian pesantren berbasis pertanian durian El-Bayan II dan PP El-Muslim Pesahangan, di kampus STMIK Komputama, Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (13/9/2023).

Pesantren berbasis pertanian ini merupakan program kolaborasi multipihak dan melibatkan berbagai disiplin ilmu, mulai dari kalangan pesantren, perguruan tinggi dan praktisi. 

Kiai Said yang juga mantan Ketua Umum PBNU meminta mahasiswa STMIK Komputama untuk merebut dan menguasai science. Tepatnya ilmu pasti seperti para peneliti Islam di masa lampau.

Lebih khusus lagi bagi mahasiswa STMIK Komputama yang banyak belajar ilmu IT. Mereka kini menjadi harapan agar masyarakat bisa terbebas dari belenggu fitnah dari media sosial dan internet.

“Mahasiswa harus lebih kuat dari yang tua. Pinter itu wajib. Kalo bodoh ya dosa,” katanya, saat Stadium General di STMIK Komputama, Rabu (13/9/2023).

Terlebih saat era digital seperti sekarang. Mahasiswa dan juga masyarakat terbelenggu dengan informasi di media massa dan internet.

Internet, menurutnya ada 2 sisi yang harus dipahami. Satu sisi membawa manfaat besar bagi masyarakat. Google atau YouTube mampu menyimpan banyak ilmu pengetahuan. Termasuk karya-karya pemikir besar Islam.

Selengkapnya baca di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya