Liputan6.com, Cilacap - Pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah atau ST Pusat, Muhammad Iqdam Kholid alias Gus Iqdam ini membeberkan penyebab dirinya tidak bersedia hadir untuk mengisi pengajian.
Baca Juga
Advertisement
Info pusat ini penting diketahui sebab berkaitan dengan sukses atau tidaknya mengundang Gus berparas tampan ini.
Ia menegaskan bahwa pertimbangan materiil yang menyebabkan ia tidak hadir sama sekali tidak benar. Sebab selama ini ia tidak pernah memasang tarif atau amplop untuk ceramahnya.
“Ngaji seperti ini coba anda tanya panitia mana saja, tanya semua, apa pernah Gus Iqdam ini narif begitu,” jelasnya dikutip dari tayangan YouTube Chapung Pusat ST Sabtu (11/11).
Ia juga menampik anggapan kesediaannya menghadiri undangan pengajian ini atas dasar pertimbangan besar kecilnya acara tersebut.
“Lalu Gus Iqdam nanti kalau acaranya kecil-kecilan tidak bersedia hadir, lihat acara sekarang ini apa besar?” tandasnya.
“Tidak,” jawab para jemaah.
“Lihat acara kamu ini, apa besar? Tapi ya saya datang,” tegas Gus Iqdam.
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Penyebab Hadir atau Tidaknya Gus Iqdam
Gus Iqdam menegaskan perihal penyebab ia hadir atau tidak ketika diundang untuk mengisi tausiyah atau pengajian. Menurutnya, ia hadir atau tidak yang menjadi pertimbangan utama ialah faktor kesehatan.
“Saya hadir atau tidak, pertama tergantung badan saya sehat atau tidak,” jelasnya.
Selain itu, faktor panitia yang datang kepadanya juga menjadi penentu ia hadir atau tidak. Jika panitia yang sowan dirasa kurang nyaman, maka dipastikan ia tidak bersedia hadir.
“Kedua, panitia yang sowan ini enak atau tidak, ini kalau megelne (bikin mangkel---pen), walaupun membawa uang satu koper, saya pasti tidak akan datang,” tandasnya.
Advertisement
Tidak Suka Orang Sombong
Ia juga tidak menyukai sikap panitia yang sombong dan gaya bicaranya yang tinggi seakan-akan mau menggergaji langit saja.
“Pusing biarin saja, saya tega, pokoknya panitianya engkres, mau perempuan atau laki-laki, bongol seperti itu, kemlelet (sombong—pen), lah mau ngundang Kiai kok seperti mau taruhan saja, kadang kemlelet, omongannya seperti mau menggergaji langit setelah itu ababe kecing, males aku, mesti aku tidak kuat, Jebor sudah saya kasih tahu, sehat atau tidak sehat tidak usah berangkat,” paparnya.
Gus Iqdam kembali menandaskan bahwa faktor amplop atau besar kecilnya acara tidak menjadikan pertimbangan ia hadir atau tidak.
“Tapi meskipun acara kecil, amplopnya jelas atau tidak, saya juga tidak pernah ngitung amplop, kamu tanya Pak Toyo ini luh, berapa nyangoni saya untuk acara seperti ini, kamu tanya sekali-kali,” jelasnya.
“Jadi biar nanti tidak membully saya,” tandasnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul