Seruan Boikot Produk Israel Berujung PHK, Ini Jawaban Tegas Buya Yahya

Seruan boikot produk Israel dan pendukung-pendukungnya menggema di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia. Ini Jawaban Buya Yahya

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2023, 07:30 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2023, 07:30 WIB
Buya Yahya tentang boikot produk Israel dan pendukung-pendukungnya (SS: YouTube Al-Bahjah TV)
Buya Yahya tentang boikot produk Israel dan pendukung-pendukungnya (SS: YouTube Al-Bahjah TV)

Liputan6.com, Jakarta - Seruan boikot produk Israel dan pendukung-pendukungnya menggema di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia.

Namun, di balik seruan boikot ini, melahirkan masalah baru yakni, potensi terjadi PHK, sehingga nantinya akan banyak yang kehilangan pekerjaannya.

Masalah ini juga menjadi pertanyaan salah seorang jemaah di pengajian Buya Yahya.

"Izin bertanya Buya, sekarang lagi marak yaitu pemboikotan produk-produk dari Yahudi, kalau misalkan ternyata kita sudah mulai memboikot sedemikian rupa dan ternyata saudara-saudara kita akhirnya kehilangan pekerjaan Buya, solusinya bagaimana?” tanya salah seorang jemaah, dikutip dari tayangan YouTube Al-Bahjah TV, Jumat (17/11/2023).

 

Simak Video Pilihan Ini:

Sadisnya Genosida Rakyat Palestina

Israel Bombardir Gaza Palestina
Bola api meletus saat Israel membombardir Kota Gaza, Palestina, Senin (9/10/2023). Israel memberlakukan pengepungan total di Jalur Gaza dan memutus pasokan air karena terus mengebom sasaran-sasaran di daerah kantong Palestina yang padat penduduknya sebagai tanggapan atas serangan mendadak Hamas yang disamakan dengan serangan 9/11. (MOHAMMED ABED/AFP)

Pengasuh LPD Al Bahjah ini tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut, melainkan terlebih dahulu menguraikan kengerian peristiwa genosida atau pembantaian besar-besaran atas rakyat Palestina ini yang menjadi penyebab lahirnya seruan boikot ini.

"Adapun masalah pemboikotan, sebetulnya gini wahai hamba Allah yang terpenting adalah menghidupkan hati, jangan sampai hati Anda mati, anda di sini enak makan, Anda bisa bercanda ria dengan anak itu. Tapi hari ini di Palestina anak kecil kepalanya retak, anak kecil tangannya patah anak kecil diperban, begini masih bisa berkata Allah Allah," paparnya.

Peristiwa ini menurut Buya Yahya bukan hanya masalah umat Islam saja, melainkan masalah kemanusiaan secara umum tanpa memandang agama.

"Anak kecil diperban setengah mati, masih ingin berjihad tangannya masih begini, ingin ngajak perang. Dibom dihancurkan, mana hati nurani Anda. Jangan hanya bercerita tentang Palestina, Palestina bukan untuk diceritakan tapi untuk kita peduli dengan Palestina. Ini bukan masalah orang Islam saja ini masalah kemanusiaan mana nurani Anda ini kemanusiaan," terangnya.

Jawaban Tegas Buya Yahya

Menanggapi pertanyaan jemaah tadi, Buya Yahya memberikan jawaban tegas perihal efek boikot produk Israel yang menyebabkan terjadinya banyak PHK.

"Kemudian kita lanjutkan ceritanya, ini sudah berkali-kali kami ditanya masalah ini kalau anda bisa lihat-lihat baik, kemudian ada yang bertanya. Kalau memang nanti kita memboikot produk-produk tapi kan yang banyak bekerja orang-orang kita di negeri kita ini orang-orang kita lalu kerjaannya bagaimana nanti?" kata Buya Yahya mengulangi pertanyaan yang diajukan salah seorang jemaah.

Buya Yahya menjelaskan bahwa boikot ini merupakan salah satu bagian dari perjuangan untuk rakyat Palestina atas penjajahan Israel yang sangat kejam.

"Ketahilah, bukankah tugas kita mengajak semuanya untuk bisa berjuang di saat ada musuh yang yang seperti itu. Berjuang itu macam-macam hai hamba Allah, ada yang berjuang dengan jiwanya, ada orang rela mati di sana," jawabnya

"Kalau kita dari kejauhan tidak bisa berjuang dengan nyawa, kita paling tidak kita dengan panjatan doa,  dengan harta kita. Kan begitu? Kalau anda dengan harta anda tidak mampu, paling tidak Anda jangan membantu orang yang musuhi kemanusiaan," imbuhnya

"Loh ini yang bekerja ini bagaimana diajak juga yang bekerja. Dengan saya tidak bekerja di tempat ini saya niatkan ini adalah perjuangan saya karena apa, kalau saya tetap membesarkan perusahaan ini maka sesungguhnya saya akan memerangi saudara saya," tandasnya.

Sisi Positif Boikot Produk Israel Ini Menjadi Solusi Masalah PHK

Kampanye Anti-Israel
Sebuah tanda di dinding di kota Bethlehem, West Bank, menyerukan pemboikotan produk Israel dari permukiman Yahudi, pada 5 Juni 2015. (Thomas Coex/AFP)

Lebih lanjut Buya Yahya juga menjelaskan sisi positif gerakan boikot produk Israel dan pendukung-pendukungnya ini. Hal ini bisa menyebabkan produk-produk dalam negeri akan berkembang menjadi besar. Dan geliat ini satu sisi akan sangat menguntungkan Indonesia.

"Kemudian kalau kita lanjutkan lagi hikmah di balik ini semuanya apa? Kita ingin membesarkan produk saudara-saudara kita," paparnya

"Mohon maaf kita kita melihat produk-produk saudara kita dari Barat ke Timur dari Sabang Merauke saya ngelihat orang-orang kita punya produk bagus-bagus dan banyak, kenapa produk ini tidak maju karena anda lebih senang beli produknya orang-orang yang membela Israel sehingga air tetangga anda enggak laku," tandasnya.

Selama ini yang terjadi sebaliknya, masyarakat Indonesia tidak mencintai produk dalam negeri dan bangga menggunakan produk luar negeri. Ini yang menurut Buya Yahya keliru.

"Lihat gara-gara anda tidak beli kepada mereka. Lebih baik saya haus, harus berani begitu daripada saya harus membeli produk orang yang musuhi Islam," jelasnya.

Buya Yahya menegaskan bahwa dengan membeli produk Israel dan kroni-kroninya ini secara otomatis mendukung penjajahan Israel atas Palestina.

"Saya akan cari produk saudara saya, itu iman mana hati nurani anda Anda akan tega meminum air barangkali rupiahnya ini akan jadikan peluru di sana," ujarnya.

Buya Yahya kembali menandaskan bahwa dengan menghindar dari produk-produk Israel itu akan memberikan dampak baik bagi produk-produk dalam negeri.

"Paling tidak begini, jika anda menghindar dari produk-produk itu, lihat akan muncul produk-produk saudara kita yang kaya siapa? saudara kita," jelasnya.

Adapun masalah PHK dengan cara ini otomatis akan terselesaikan. Menurutnya, hal ini telah ada dan berhasil melakukannya.

"Mungkin ada kebanyak di antara toko produk mereka, gak ada masalah, setelah itu kita kosongkan dari produk mereka kita masukkan produk saudara kita, karyawannya tetap bisa kok dan sudah ada yang melakukan kenapa pusing, yang jadi masalah kita berhujah," tandasnya.

 

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya