Liputan6.com, Jakarta - Umrah bagi seseorang adalah hal yang luar biasa, memiliki arti tersendiri bagi masing-masing individu yang melaksanakan.
Baru-baru ini jemaah Majelis Ta'lim Sabilu Taubah yang sebagian dari kalangan 'garangan' menjadi tamu Allah SWT di Baitullah. Ada saja kisah menarik yang bisa menjadi pelajaran
Saat rutinan Senin Malam di Markas ST Pusat Blitar Gus Iqdam membeberkan dua kisah santri pendereknya yang cukup unik.
Advertisement
Kisah pertama yang ia ceritakan adalah pengawal Gus Iqdam bernama Pak Tato, atau nama aslinya Adven. Dia seorang mualaf atau baru masuk Islam.
Dipanggil Tato, karena sebagian besar tubuhnya penuh tato. Kemana-mana Gus Iqdam dikawal oleh Pak Tato ini.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Gus Iqdam Ceritakan Anekdot Pengawal Tato Saat Umrah
Keberangkatan dirinya yang baru mualaf belum lama ini pun mengharukan. Dia diberangkatkan umrah oleh Ketua Koni Kabupaten Blitar, yang Nasrani.
Gus Iqdam mengisahkan, Tato dan Gus Iqddam pada satu waktu ngobrol mengenai hal-hal yang mengesankan saat umrah, atau yang bikin terenyuh Tato.
"Saat umrah sing paling terenyuh opo to," tanya Gus Iqdam kepada Tato yang diceritakan Gus Iqdam saat rutinan, seperti yang live di chanel YouTube Gus Iqdam Official.
"Towaf, kowe terenyuh ora?," kata Gus Iqdam.
"Terenyuh tapi, mboten nemen," kata Tato yang ditirukan Gus Iqdam.
"Sai kowe terenyuh? tak takoni ngono," kata Gus Iqdam.
"Lumayan gus, marem pas njenengan potong rambut kulo, tahalul diketok rambute,"
Advertisement
Habis Maghrib Jumping-jumping Pakai Motor
Tato menurut Gus Iqdam menyatakan saat paling membuat ternyuh adalah saat dikumandangkannya Adzan di setiap menjelang sholat.
"Tapi ingkang paling terenyuh, wekdal adzan dikumandangkan, semua toko tutup, aktivitas berhenti, semua jamaah sholat berjamaah," kata Tato.
"Kowe terenyuh To," ujar Gus Iqdam.
Dalam, keterangannya Gus Iqdam bercerita ternyata Pak Tato dan jemaah lainnya saat umrah ada yang sengaja mengamati kejadian semua toko dan aktivitas terhenti dan melaksanakan ibadah sholat berjamaah.
"Pas kui, Tato plonga plongo kalih Haqi njajal ngrokok ra jamaahan, ra sholat jemaah ternyata isin," kata Gus Iqdam.
"Niku sing damel kulo terenyuh, wong kok jemaah kabeh," kata Tato kepada Gus Iqdam.
"Opo neng Indonesia diusumke koyo ngono, bar adzan diseragamkan untuk jamaah semua madep kiblat njuk sholat berjamaah koyo neng Arab,"tanya Gus Iqdam kepada Pak Tato.
"Nggih cocok niku gus" jawab Tato dengan cepat.
"Lha gayane cocok. Cocok piye, wong bar maghrib niku Tato numpak motor jumping-jumping. Bar maghrib kulo mbukak kitab Tato jumping-jumping,"Â Serentak seluruh jemaah yang hadir tertawa bersama tanpa komando.
Â
Kejadian Unik Margono Berangkat Umrah
Kisah lain yang diceritakan Gus Iqdam mengenai jemaahnya yang super unik. Dia yang sering dipanggil Margono oleh Gus Iqdam dan jemaah lain.
Ini merupakan jemaah yang dulunya anak bengkel yang jika setting motor suka gak pakai bojo, dan akrab dengan minuman keras. Namun setelah istiqamah rutinan, semua perlahan berubah. Sekarang lebih banyak menjadi sopir Gus Iqdam.
"Sing apik ceritane iki Margono pas mangkat umrah. Di pesawat itu kan perjalanan 10 jam, sikile keju (kakinya capek-pen)," kata Gus Iqdam.
"Margono, wong biasa naik avanza, kok dotumpakke pesawat. Sejak awal demo, tak indangi, No aman?," tanya Gus Iqdam.
"Kapale panggah dipanasi ora mangkat- mangkat. Nek ngomongke pesawat ki kapal. Mari niku pessawat munggah, Margono keju sikile margono turu neng ngisor," kata Gus Iqdam, sambil tersenyum ingat tingkah jemaahnya.
"Turu nang ngisor, santai. Lha pramugarine plonga plongo. Neng batin ngomong pramugarine, iki umate kanjeng nabi sing model piye," kata Gus Iqdam, otomatis semua tertawa.
"Lha tangi-tangi wis meh landing. Margono baru diduk di atas lagi," ungkap Gus Iqdam.
"Muga-muga umrah mereka dan saya mabrur dan makbul, bisa ke sana lagi. Ya Allah akeh cerita-cerita sing unik," tandas Gus Iqdam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement