Liputan6.com, Jakarta - Ayah dan ibu adalah sosok yang sangat berjasa dalam kehidupan seseorang. Ibu telah mengandung dan melahirkan, sementara ayah yang banting tulang mencari nafkah untuk sama-sama membesarkan anaknya
Keduanya merupakan orangtua tak kenal lelah dalam mendidik anaknya. Meski terkadang sang anak nakal, namun orangtua tetap menganggap dia sebagai anaknya dan mengarahkannya ke jalan yang benar dengan penuh kesabaran.
Jasa orangtua tak akan bisa tergantikan. Ia bak pahlawan dalam kehidupan yang rela mengorbankan dirinya untuk anaknya.
Advertisement
Baca Juga
Oleh karena itu, berbakti kepada orangtua merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan seorang anak. Dalam Islam, berbakti pada orangtua termasuk perbuatan yang sangat mulia dan bernilai pahala.
Meski demikian, tak dapat dipungkiri jika masih ada saja anak yang durhaka pada orangtuanya. Sebagai pengingat, berikut ini kami sajikan materi khutbah Jumat tentang berbakti kepada orangtua sepanjang hayat.
Dalam naskah khutbah Jumat ini, khatib akan banyak membahas tentang pentingnya berbakti kapada orangtua sepanjang hayat. Semoga teks khutbah Jumat 2023 yang dinukil dari dakwah.id ini bermanfaat untuk masarakat luas.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا طَيِّبًا كَثِيْرًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَمَرَ بِبِرِّ الْوَالِدَيْنِ، وَجَعَلَ ذَلِكَ مِنْ أَسْبَابِ مَرْضَاتِهِ وَالْخُلُوْدِ فِيْ دَارِ النَّعِيْمِ، وَجَعَلَ الْعُقُوْقَ سَبَبًا لِلشَّقَاءِ فِيْ الدُّنْيَا وَمُوَصِّلًا إِلَى الْجَحِيْمِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَـهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى كُلِّ رَسُوْلٍ أَرْسَلَهُ.
أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ اللهِ فَإِنِّيْ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ اَلْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ التَّنْزِيْلِ: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.
Sidang jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Segala puji hanya milik Allah, Rabb yang melimpahkan kita beribu-ribu kebaikan. Atas karunia dan limpahan rahmat-Nya, kita menjadi hamba beriman yang semoga kita juga diberi keistikamahan dalam beriman dan bertakwa hingga akhir hayat.
Mari, kita memanjatkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Begitu juga kepada keluarga, sahabat, dan umat beliau yang istikamah dalam menjalankan ajarannya hingga hari kiamat.
Khatib mewasiatkan wasiat takwa kepada diri khatib dan jamaah sekalian. Marilah kita meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah, sebab takwa adalah bekal terbaik yang kita bawa ketika menghadap Allah kelak.
Perintah Birrul Walidain
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia
Setiap kita menghendaki kebaikan dunia dan akhirat. Maka ketahuilah, ada satu amalan yang Allah jadikan sebagai kuncinya. Yaitu Birrul Walidain, berbakti kepada kedua orang tua. Seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya pasti kehidupannya terpuji. Bakti kepada orang tua adalah berkah di dunia dan akhirat.
Mereka adalah orang yang paling berjasa bagi kita. Orang pertama yang berbahagia dengan kehadiran kita di dunia. Paling tulus dalam memberi, tanpa mengharapkan ganti. Kita ada di posisi sekarang, memiliki banyak skill dan talenta, karena sebab perjuangan orang tua kita. Lelah kita belum bisa mengalahkan betapa kerasnya usaha orang tua membesarkan kita.
Maka tak heran jika Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepada keduanya. Bahkan Allah menyandingkan, mendampingkan, bakti kepada keduanya dengan tauhid dalam banyak ayat-Nya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat al-Isra` ayat 23—24,
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ
“Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’”
Dalam Surat al-Baqarah ayat 83,
وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, ‘Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua.’”
Dalam Surat an-Nisa ayat 36,
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua.”
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Di antara bentuk bakti kita kepada orang tua ketika mereka masih hidup adalah dengan mendoakan mereka, berbuat baik kepada keduanya, menaati perintah mereka, melayani keperluan mereka, mengakui keutamaan mereka, mencukupi kebutuhan mereka, duduk bersama mereka, merendahkan suara di hadapan mereka, menjawab panggilan mereka, dan mendengarkan dengan seksama jika mereka berbicara kepada kita.
Sungguh bakti kepada orang tua adalah di antara cara terbaik mendekatkan diri kepada Allah, amalan yang paling Allah azza wajalla cintai. Oleh karenanya, kita wajib bersungguh-sungguh dalam berbakti kepada mereka.
Keutamaan Birrul Walidain
Begitu banyaknya nash yang memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua, menunjukkan bahwa ia memiliki banyak sekali fadhilah atau keutamaan.
Pertama: Jalan menuju surga
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia meriwayatkan, aku bertanya, “Wahai Nabi Allah, apa amalan yang paling mendekatkanku menuju Janah?”
Rasulullah menjawab, “Mengerjakan shalat tepat waktu.”
“Kemudian apa?” tanyaku kembali.
Rasulullah menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.”
Aku bertanya, “Kemudian apa?”
Rasulullah menjawab, “Jihad di jalan Allah.” (HR. Muslim no. 85)
Dalam hadits lain, Juhaimah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Ya Rasulullah, aku ingin ikut pergi berjihad. Dan aku datang ke sini untuk meminta nasihatmu terkait dengan keinginanku ini.” Rasulullah bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?” Jahimah menjawab, “Ya.” Maka Rasulullah bersabda, “Tetaplah bersama ibumu, karena surga berada di bawah telapak kakinya.” (HR. An-Nasai no. 3104).
Kedua: Sebab mendapatkan ridha Allah
Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الْوَالِدِ وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
“Ridha Allah ada pada ridha orang tua, dan marahnya Allah ada pada marahnya orang tua.” (HR. At-Tirmidzi no. 1899).
Ketiga: Sebab dipanjangkan umur dan dilapangkan rezeki
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa yang ingin rezekinya dilapangkan dan ajalnya diakhirkan, maka sambunglah silaturahmi.” (HR. Al-Bukhari no. 5640).
Kita tahu, orang tua adalah keluarga yang paling dekat dengan kita sehingga paling berhak untuk kita jalin silaturahmi dengannya.
Advertisement
Lanjutan Khutbah I
Cara Berbakti Kepada Orangtua yang Telah Meninggal
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Sesungguhnya, berbakti kepada kedua orang tua tidak semata terbatas ketika mereka masih hidup. Pintu berbakti tidak tertutup ketika orang tua telah wafat. Rasulullah mengajarkan kita cara berbakti kepada orang tua setelah mereka tiada.
Dalam hadits sahih dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ صِلَةَ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ
“Sesungguhnya, termasuk sebaik-baik berbakti adalah menyambung hubungan keluarga kepada kenalan baik ayahnya setelah meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 2552).
Seorang anak yang memintakan ampunan untuk kedua orang tuanya yang telah wafat, maka istigfar tersebut bermanfaat bagi mereka.
Disebutkan, seorang lelaki dari bani Salamah bertanya, “Ya Rasulullah, apakah masih ada bentuk baktiku kepada orang tuaku setelah mereka meninggal dunia?”
Rasulullah menjawab, “Ya, ada. Yaitu dengan mendoakan keduanya, beristigfar atau memintakan ampunan untuk keduanya, menunaikan janjinya, menyambung silaturahmi yang terjalin oleh sebab keduanya, dan memuliakan teman-temannya.” (HR. Abu Dawud no. 5142).
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan, “Ibu Saad bin Ubadah meninggal, ketika itu Saad tidak berada di sisinya. Maka Saad berkata, ‘Ya Rasulullah, ibuku telah meninggal dan saat itu aku tidak berada di sisinya. Apakah ibuku mendapatkan pahala jika aku bersedekah atas namanya?’ Rasul menjawab, ‘Ya’ Saad berkata, ‘Saksikanlah, kebunku yang penuh bebuahan ini aku sedekahkan atas namanya.’” (HR. Al-Bukhari no. 2605).
Hadits-hadits ini menunjukkan kewajiban berbuat ihsan kepada kedua orang tua setelah meninggal dunia. Juga amalan-amalan seorang anak yang bermanfaat bagi orang tuanya, yang telah meninggal.
Orang tuanya akan mendapatkan pahala yang besar. Maka dalam alam kubur mereka heran; dari manakah mereka mendapatkan pahala besar ini. Maka seorang malaikat berkata: ini dari istigfar anak kalian, ini adalah doa kebaikan anak kalian, dan ini adalah sedekah dari anak kalian setelah kalian wafat.
Alangkah beruntungnya orang tua yang memiliki anak saleh yang terus berbakti hingga akhir hayat, baik ketika orang tuanya masih hidup maupun setelah wafat. Di dunia mereka hidup bahagia, di alam kubur pahala terus mengalir kepadanya.
Balasan Durhaka Kepada Orangtua
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كُلَّ الذُّنُوْبِ يَغْفِرُ اللهُ مِنْهَا مَا شَاءَ إِلَّا عُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ فَإِنَّهُ يُعَجَّلُ لِصَاحِبِهِ فِيْ الْحَيَاةِ قَبْلَ الْمَمَاتِ
“Allah mengampuni semua dosa bagi para pelakunya, kecuali durhaka kepada kedua orang tua. Dosa durhaka kepada orang tua hukumannya didahulukan bagi pelakunya di dunia sebelum ia mati.” (Syaikh al-Albani berkata: Diriwayatkan oleh al-Hakim dan lainnya, sanad di dalamnya ada rawi yang dhaif).
Maksudnya adalah, hukuman bagi orang yang durhaka disegerakan. Allah akan menghukumnya di dunia, sebelum Ia memberikan hukuman kepadanya di akhirat.
Jika seorang ibu atau bapak memerintah atau melarang anaknya mengerjakan suatu perkara mubah, maka anak wajib taat.
Adapun jika orang tua memerintahkan kepada maksiat, maka haram menaatinya. Dari Ali radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah azza wajalla.” (HR. Ahmad No. 1098).
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
“Tiga doa mustajab: doa orang yang dizalimi, doa seorang musafir, doa keburukan orang tua kepada anaknya.” (HR. At-Tirmidzi no. 3448).
Maka marilah kita waspada jangan sampai berbuat buruk kepada orang tua, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Sebab durhaka kepada keduanya termasuk perbuatan dosa besar.
Dalam hadits sahih riwayat Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda bahwa dosa besar yang paling besar adalah “Syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” (HR. Al-Bukhari no. 2511)
Demikian materi khutbah Jumat tentang Birrul Walidain pada kesempatan siang ini. Semoga Allah menjadikan kita dan anak-anak kita orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya sepanjang hayat.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
إنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَشْكُرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ءَالِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ءَالِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ. رَبِّ أَوْزِعْنِيْ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضَالِّيْنَ وَلَا مُضِلِّيْنَ، اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وَءَامِنْ رَوْعَاتِنَا وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَنَا. رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. اُذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ يَزِدْكُمْ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ، وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Advertisement