Liputan6.com, Jakarta - Sebelum manusia diciptakan oleh Allah, terlebih dahulu Allah telah menciptakan musuh-musuh manusia, seperti iblis, setan, dan jin.
Allah menciptakan setan itu sebagai musuh yang nyata bagi manusia, hal tersebut dinyatakan dalam Q.S. Yusuf: 5.
Sementara, dalam Q.S. Fatir: 6, Allah juga berfirman, “Sungguh setan itu adalah musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”.
Advertisement
Ternyata setan tidaklah bodoh. Dia pintar, hanya saja sombong.
Alasan sombong inilah setan dihukum oleh Allah SWT. Tipuan-tipuan pun terus dilancarkan setan agar manusia kena tipu dayanya.
Di antara setan, ternyata ada yang hafal Ayat Kursi. Padahal, salah satu faedah ayat Kursi adalah mengusir setan.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Kisah Abu Hurairah yang Diajari Ayat Kursi Oleh Setan
Mengutip eramuslim.com Abu Hurairah berkata: “Rasulullah pernah menugaskan diriku untuk mengajaga kurma zakat, lalu tugas itu aku jalankan. Ketika aku sedang bertugas, tiba-tiba muncullah seorang lelaki yang sudah tua mendahuluiku, lalu mengambil kurma dan memasukkannya ke dalam wadahnya. Aku tangkap dia, tetapi dia mengadu kepadaku bahwa yang membuatnya berbuat demikian adalah anak-anaknya kelaparan, sedang dia orang miskin dan tidak mampu. Akhirnya, aku kasihan juga kepadanya dan kulepaskan dia dengan syarat tidak mengulangi lagi perbuatannya.
Pada malam yang kedua dia datang lagi, lalu aku tangkap dia. Ia mengadu lagi kepadaku, tetapi kali ini dia tidak kubiarkan dan aku bertekad akan menyerahkannya kepada Rasulullah.
Lelaki itu berkata: ‘Lepaskanlah Aku! Aku akan mengajarkan kepadamu suatu ayat bila kamu membacanya pada malam harimu, maka akan ada penjaga yang memelihara kamu dari gangguan setan.” Para sahabat adalah orang-orang yang sangat getol kepada kebaikan. Oleh karena itu, Abu Hurairah bertanya: ” Ayat apakah itu?’ Setan pun membaca ayat Kursi, yaitu firman-Nya:
‘Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah, selain Dia yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya…'” (QS. Al-Baqarah (2): 255) hingga akhir ayat.
Sesudah itu, Abu Hurairah melepaskannya. Selanjutnya, Abu Hurairah pergi dan menceritakannya kepada Rasul, lalu Rasul tersenyum dan bersabda: “Tahukah kamu, siapakah yang kamu ajak bicara sejak tiga malam terakhir, hai Abu Hurairah?” Abu Hurairah menjawab: “Tidak, wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda:
“Dia adalah setan. Ketahuilah sesungguhnya dia berkata benar kepadamu, sedang dia adalah pendusta. (HR. Bukhari dan Muslim)
Advertisement
Pelajaran Besar yang Dapat Diambil
Setan berkata benar kepadamu tentang ayat Kursi. Tidaklah sekali-kali kamu membacanya, melainkan kamu berada dalam penjagaan Allah dan setan tidak akan dapat mendekatimu. Akan tetapi, setan selamanya adalah pendusta.”
Di sini terdapat pelajaran besar yang menunjukkan bahwa manusia tidak akan dapat selamat dari setan, kecuali berkat kemurahan Tuhan Yang Maha Esa dan dzikir kepada Allah. Selain itu, kita boleh mengambil hikmah sekalipun dari orang yang kafir lagi sesat, karena hikmah itu adalah barang yang dicari oleh orang mukmin. Kita boleh mengambilnya di mana pun kita menemukannya.
Pelajaran lain yang dapat kita ambil adalah bahwa setan itu mempunyai godaan dan gangguan dan di antara hikmah Allah ialah Dia mencipatakan manusia untuk membedakan antara yang buruk dan yang baik dan Allah mencipatakan di sana surga bagi kekasih-kekasih-Nya dan neraka bagi musuh-musuh-Nya.
Rasulullah telah bersabda:
“Setan datang kepada manusia, lalu berkata kepadanya: ; Jangan kamu masuk Islam, karena kalau kamu masuk Isam, kamu akan menanggung berbagai beban.’ Akan tetapi, manusia mendurhakainya dan masuk Islam. Setan pun datang lagi, lalu berkata:’Janganlah kamu hijrah, karena sesungguhnya jika kamu hijrah, kamu akan meninggalkan anak dan istrimu,’ maka manusia mendurhakainya dan hijrah. Selanjutnya, setan datang lagi dan berkata: ‘Janganlah kamu berjihad, karena sesungguhnya jika kamu berjihad, kamu akan terbunuh dan darahmu dialirkan.’ maka manusia mendurhakainya dan berjihad.” (HR. Ahmad dan Nasa’i). Wallahu A'lam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul