Liputan6.com, Jakarta - State of the Global Islamic Economy (SGIE) sempat menjadi pembahasan pasca-debat Calon Wakil Presiden pada Jumat (22/12/2023). Sebab, salah satu cawapres yakni Gibran Rakabuming Raka bertanya kepada Cawapres Muhaimin Iskandar mengenai SGIE dalam sesi debat tersebut.
Cak Imin pun berterus terang dengan mengatakan tidak memahami apa itu SGIE. Hal ini langsung dijawab oleh Gibran yang mengatakan Indonesia saat ini tengah fokus mengembangkan ekonomi syariah. "Otomatis kita juga harus ngerti juga masalah SGIE yaitu State of Global Islamic Economy misalnya yang sudah masuk peringkat 10 besar adalah makanan halal dan skincare halal kita, fashion kita, itu yang saya maksud Gus," kata Gibran di JCC, Jakarta, Jumat lalu.
Selang beberapa hari atau pada Selasa (26/12/2023) laporan terbaru SGIE kembali diterbitkan. Menariknya, posisi Indonesia pun naik dari sebelumnya di peringkat empat menjadi peringkat tiga. Indonesia menggeser Uni Emirat Arab yang pada Laporan SGIE 2022 berada di posisi tiga, kini tahun 2023 berada di posisi 4.
Advertisement
Indonesia tercatat memiliki skor 80,1. Adapun peringkat 1 adalah Malaysia dengan skor 193,2 dan Saudi Arabia di peringkat 2 dengan skor 93,6. Kenaikan peringkat Indonesia dalam perkembangan ekonomi halal ini dipengaruhi oleh kenaikan peringkat di beberapa sektor ekonomi Islam.
Baca Juga
Untuk diketahui, SGIE adalah laporan perkembangan kondisi ekonomi Islam yang dirilis oleh DinarStandar, sebuah perusahaan asal Dubai. Adapun sektor ekonomi Islam yang diukur adalah makanan dan minuman, keuangan Islam, media dan rekreasi, fashion, serta kosmetik dan obat-obatan.
Laporan SGIE 2023 menyebutkan, Indonesia berhasil mempertahankan posisi kedua dalam industri halal di sektor pangan dan posisi ketiga dalam Modest Fashion. Menariknya, Indonesia tercatat mengalami kenaikan tinggi pada sektor Media dan Rekreasi yakni dari posisi 23 menjadi posisi 6.
Adapun di sektor keuangan syariah, Indonesia berada di posisi 7. Lalu di sektor farmasi dan kosmetik RI berada di peringkat 5. Sayangnya, di sektor Muslim-Friendly Travel, RI belum masuk pada 10 besar.
Simak Video Pilihan Ini:
Pusat Modest Fashion Dunia
Lebih lanjut, SGIE 2023 mencatat ekspor Indonesia ke negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) adalah senilai US$13,38 miliar pada tahun 2022. Indonesia menjadi salah satu dari dua negara anggota OKI selain Turki yang menjadi negara dengan 10 eksportir terbesar ke OKI. Indonesia juga mendapat jumlah tertinggi investasi terkait ekonomi Islam pada periode 2022-2023. Di mana arus modal asing kedua terbesar di antara negara OKI dan peringkat ke-19 terbesar modal asing secara global.
Indonesia secara aktif juga menjalin kemitraan dengan beberapa negara secara global untuk menyediakan layanan jaminan halal. Misalnya kerja sama dengan Republik Islam Iran dalam bidang jaminan produk halal melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Lima negara-negara yang menandatangani MoU tersebut dengan Indonesia sebelumnya: Chile, Argentina, Hongaria, Belarusia, dan Turki.
Selama G20 kepresidenan, Indonesia membentuk Forum Halal 20 (H20), yang merupakan tonggak penting dalam pengembangan ekosistem dan industri halal global, serta global kemitraan halal. Laporan juga mencatat industri gaya hidup Islam juga mengalami perkembangan signifikan di Indonesia.
Di mana Kementerian Perdagangan telah menetapkan target Indonesia sebagai pusat global Modest Fashion. Kemendag juga telah memulai beberapa kemitraan dengan kementerian lain dan sektor swasta untuk mencapai target tersebut. Bahkan, Jakarta Muslim Fashion Week telah menjadi gelaran rutin utama yang digagas oleh kementerian.
Ke depan, Indonesia berencana mengeluarkan peraturan baru yang akan memungkinkan outlet media mendapat kompensasi melalui digital platform atau agregator yang menampilkan materi dari pemerintah. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan perolehan keuntungan antar perusahaan teknologi dan penyedia konten. Pemerintah juga telah memberikan dukungan yang besar terhadap UMKM lintas sektor. Targetnya, sebanyak 30 juta UMKM memasuki platform digital pada tahun 2024 dan mendorong perkembangan ekonomi Islam.
Survei SGIE ini sendiri melibatkan 81 negara. Di mana pada 2022 tercatat nilai belanja produk halal global mencapai US$ 2,29 triliun atau sekitar Rp 35,29 kuadriliun, naik 9,5% secara year on year (tahunan). Selain itu, dalam hal keuangan Islam, aset keuangan syariah global diperkirakan mencapai US$ 3,96 triliun atau Rp 61,04 kuadriliun hingga akhir 2021. Aset ini diperkirakan bakal naik menjadi US$ 5,96 triliun atau Rp 91,86 kuadriliun pada 2026 mendatang.
Advertisement