Rentetan Gempa Sumedang dan Jepang Awal 2024, Lindu Kiamat Lebih Mengerikan

Peristiwa gempa bumi, baik itu yang terjadi di Sumedang maupun Jepang merupakan sebagian kecil dari gambaran kiamat yang lebih mengerikan. Tak hanya gempa bumi, pada hari kiamat juga gunung-gunung meletus dan seluruh alam semesta hancur.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 02 Jan 2024, 11:30 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2024, 11:30 WIB
Retakan terlihat di tanah di Wajima, prefektur Ishikawa, Jepang pada 1 Januari 2024 setelah gempa bumi. (Foto: Berita Kyodo melalui AP)
Retakan terlihat di tanah di Wajima, prefektur Ishikawa, Jepang pada 1 Januari 2024 setelah gempa bumi. (Foto: Berita Kyodo melalui AP)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi terjadi di dua negara berbeda di hari pertama tahun 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa dangkal berkekuatan Magnitudo 4,5 terjadi di wilayah Sumedang, Jawa Barat pada Senin (1/1/2024) pukul 20.46 WIB. 

“Episenter terletak pada koordinat 6.82 LS dan 107.92 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4 km Utara Kabupaten Sumedang, Jabar pada kedalaman 10 km," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada wartawan, Senin (1/1/2024) dikutip dari kanal News Liputan6.com.

Gempa Sumedang tercatat beberapa kali menggetar wilayah tersebut. Sejak Minggu (31/12/2023) wilayah Sumedang diguncang sebanyak enam kali gempa.

"Hingga pukul 21.15 WIB (Senin, 1 Januari 2024) hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 6 kali aktivitas gempa bumi di Sumedang," ujar Daryono.

Selain di Indonesia, gempa juga melanda Jepang di awal tahun 2024. Mengutip kanal Global Liputan6.com, gempa dahsyat Jepang yang terjadi pada Senin (1/1/2024) pukul 16.19 waktu setempat berkekuatan Magnitudo 7,4.

Guncangan lindu tersebut memicu peringatan tsunami besar di Prefektur Ishikawa, Jepang. Warga didesak untuk segera mengungsi ke dataran lebih tinggi. 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Gempa Bumi dalam Islam

Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi gempa bumi. (Gambar oleh Angelo Giordano dari Pixabay)

Dalam Islam, gempa bumi merupakan bentuk tanda kebesaran Allah SWT. Gempa bumi termasuk bencana alam yang sewaktu-waktu bisa terjadi kapan saja. Tidak ada satupun makhluk yang mampu mencegah gempa bumi selain kehendak Allah SWT.

Bencana-bencana seperti gempa bumi sebenarnya sudah tercatat dalam Lauhul Mahfudz. Sebagaimana terkandung dalam surah Al-Hadid ayat 22. Allah SWT berfirman:

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

Peristiwa gempa bumi, baik itu yang terjadi di Sumedang maupun Jepang merupakan sebagian kecil dari gambaran kiamat yang lebih mengerikan. Tak hanya gempa bumi, pada hari kiamat kelak gunung-gunung hancur seperti bulu yang diterbangkan. Seluruh alam semesta juga akan hancur.

Sebagai bahan renungan, berikut ini gambaran hari kiamat dalam Al-Qur’an

Gambaran Hari Kiamat dalam Al-Qur’an

Arti Kiamat
Ilustrasi Kiamat Credit: pexels.com/Kaijia

1. Surah al-Kahfi Ayat 7

وَيَوْمَ نُسَيِّرُ ٱلْجِبَالَ وَتَرَى ٱلْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَٰهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا

Artinya: “Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.

Berdasarkan tafsir Tahlili Kemenag, dalam ayat ini Allah SWT menerangkan berbagai peristiwa yang terjadi pada hari kiamat. Peristiwa-peristiwa itu antara lain: Pada hari itu, Allah SWT mencabut gunung-gunung dari cengkeraman bumi, sehingga hancur menjadi debu lalu diterbangkan ke udara sebagaimana Allah menerbangkan awan.

Pada hari itu, Allah SWT mengumpulkan umat manusia dari zaman awal sampai akhir, sesudah dibangkitkan dari kuburnya masing-masing. Tidak seorang pun pada hari itu yang ketinggalan untuk diperiksa, baik raja maupun rakyat. 

Gambaran Hari Kiamat dalam Al-Qur’an

Ilustrasi kiamat, hari akhir
Ilustrasi kiamat, hari akhir. (Image by liuzishan on Freepik)

2. Surah al-Waqi’ah Ayat 4-6

إِذَا رُجَّتِ ٱلْأَرْضُ رَجًّا

وَبُسَّتِ ٱلْجِبَالُ بَسًّا

فَكَانَتْ هَبَآءً مُّنۢبَثًّا

Artinya: “Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya. Dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya. Maka jadilah ia debu yang beterbangan.

Berdasarkan tafsir Tahlili Kemenag, ayat 4 surah al-Waqi’ah menjelaskan bahwa pada hari Kiamat akan timbul gempa bumi yang sangat dahsyat dengan guncangan-guncangan yang hebat di segenap pelosok bumi, menghancurkan benteng-benteng dan gunung-gunung, merobohkan rumah-rumah dan bangunanbangunan, serta apa saja yang terdapat di permukaan bumi.

Ayat 5-6 mengungkapkan bahwa pada hari Kiamat gunung-gunung dihancur-luluhkan sehancur-hancurnya menjadi tumpukan tanah yang bercerai-berai, menjadi debu yang beterbangan seperti daun kering yang diterbangkan angin. 

Ringkasnya, gunung-gunung akan hilang dari tempatnya sesuai pula dengan ayat 9 al-Ma'arij/70. Dan gunung-gunung bagaikan bulu (yang beterbangan). (al-Ma'arij/70: 9) Dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya. (al-Waqi'ah/56: 5)

Gambaran Hari Kiamat dalam Al-Qur’an

Ilustrasi Kiamat (Image by liuzishan on Freepik)
Ilustrasi Kiamat (Image by liuzishan on Freepik)

3. Surah al-Haqqah Ayat 15-18

فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ ٱلْوَاقِعَةُ

وَٱنشَقَّتِ ٱلسَّمَآءُ فَهِىَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ

وَٱلْمَلَكُ عَلَىٰٓ أَرْجَآئِهَا ۚ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَٰنِيَةٌ

يَوْمَىِٕذٍ تُعْرَضُوْنَ لَا تَخْفٰى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ

Artinya: “Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat. Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu). Tidak ada sesuatu pun dari kamu yang tersembunyi.

Berdasarkan tafsir Tahlili Kemenag, pada saat terjadinya hari Kiamat itu, langit dalam keadaan lemah sehingga terbelah. Jika diperhatikan hukum-hukum Allah yang berlaku di ruang angkasa, maka yang dikemukakan ayat ini sesuai dengan hukum itu. 

Masing-masing planet di ruang angkasa itu mempunyai daya tarik-menarik. Dengan adanya daya tersebut, maka seluruh planet-planet menjadi selalu beredar pada garis edar yang tetap, tidak jatuh dan tidak menyimpang. 

Seandainya salah satu saja di antara planet yang banyak itu bergeser dari falaknya, maka hilanglah keseimbangan tarik-menarik yang ada antara planet-planet itu, sehingga planet yang kecil tertarik oleh planet yang besar. Terjadilah tabrakan antara planet-planet itu yang menghancurkan seluruh alam ini. 

Pada hari Kiamat, para malaikat berada di segenap penjuru langit. Delapan malaikat menjunjung 'Arsy Allah di atas kepalanya. Persoalan malaikat dan 'Arsy ini adalah persoalan yang gaib, tidak seorang pun yang mengetahuinya. 

Tidak dijelaskan bentuk 'Arsy yang dipikul para malaikat itu, dan ke mana mereka membawanya. Oleh karena itu, kita menerima semuanya itu berdasarkan iman kita kepada Allah.

Pada hari Kiamat itu seluruh manusia dihadapkan ke hadirat Allah, untuk dihisab dan ditimbang amal dan perbuatannya. Tidak ada satu pun perbuatan dan amal manusia yang luput dari pengetahuan Allah sejak dari yang sekecil-kecilnya sampai kepada yang sebesar-besarnya, sejak dari yang tersembunyi dan yang nyata, yang halus dan yang kasar; semuanya diketahui Allah. 

Pada hari itu yang dapat menolong seseorang hanyalah Allah semata. Pertolongan itu diberikan berdasarkan amal mereka selama hidup di dunia.

Itulah beberapa ayat Al-Qur’an dan penjelasannya yang bicara tentang peristiwa kiamat. Semoga kita termasuk orang-orang yang beriman. Aamiin. Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya