Bukan Isra Mi’raj, Ini Sebab Rajab Menjadi Bulan Mulia Menurut Mbah Moen Zubair

Ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen semasa hidupnya pernah menyampaikan terkait sebab kemuliaan bulan Rajab. Menurut dia, yang membuat Rajab mulia bukan karena peristiwa Isra Mi’raj yang menghasilkan turunnya perintah salat.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 18 Jan 2024, 10:53 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2024, 09:41 WIB
KH Maimun Zubair atau Mbah Moen
KH Maimun Zubair atau Mbah Moen. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen semasa hidupnya pernah menyampaikan terkait sebab kemuliaan bulan Rajab. Menurut dia, yang membuat Rajab mulia bukan karena peristiwa Isra Mi’raj yang menghasilkan turunnya perintah salat.

Mbah Moen mengatakan, yang menjadi sebab mulianya bulan Rajab adalah lahirnya nur (cahaya) Nabi Muhammad SAW. Kelahiran nur Kanjeng Nabi saat bersamaan "kumpulnya" Sayyid Abdullah dengan Siti Aminah pada malam Jumat tanggal 10 Rajab. 

“Kelahiran nur ini penting. Enggak ada hari yang mulia dibuat sejarah oleh Nabi Muhammad, kecuali bulan Rajab,” katanya dikutip dari YouTube ppalanwarsarang, Kamis (18/1/2024).

Setelah lahir nur Nabi Muhammad SAW, lanjut Mbah Moen, enam bulan kemudian tepatnya tanggal 10 Muharram datang ruh nabi. Lalu pada 12 Rabiul Awal-nya Nabi Muhammad SAW lahir ke dunia.

“Jadi Kanjeng Nabi itu lahir dua kali. Selain Nabi Muhammad lahirnya cuma sekali.  Sebab tidak melahirkan apa pun, nafsu (badan) saja tidak terasa,” katanya.

“Akan tetapi, Sayyid Abdullah merasakan kalau melahirkan karena adanya nur. Makanya, Rajab ini dimuliakan oleh Allah sebab permulaan segala hal adalah nur-nya Nabi Muhammad,” ujarnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Sebab Kemuliaan Rajab

mba moen
Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) KH Maimun Zubair atau Mbah Moen.

Oleh karenanya, Rajab termasuk bulan Istimewa. Banyak orang yang berpuasa di bulan ini, terutama pada 10 hari pertama. Kemuliaan bulan Rajab ini berawal dari nur-nya Nabi Muhammad SAW.

“Sekarang Nabi Muhammad di Isra Mi'raj-kan, (tapi) kemuliaan bulan Rajab ini bukan karena Isra Mi’raj, bulan Rajab ini memang bulan ini (mulia). Kenapa mulia? Karena awal mula Allah membuat nur-nya baginda nabi,” ungkapnya. 

“Jadi sekarang bulan Rajab makanya dimuliakan. Rajab dimuliakan, di bulan paling mulia ini Allah meng-Isra Mi’raj-kan nabi kita, Muhammad SAW,” tambahnya.

“Jadi awalnya bulan yang mulia itu bulan Rajab. Disusun dengan bulan Dzulqa'dah , Dzulhijjah, dan Muharram,” ujar Mbah Moen. 

Bulan mulia dari Rajab itu tersambung ke tiga bulan haram yang berturut-turut. Dari Rajab, kemudian Sya’ban, Ramadhan, Syawal, lalu ke tiga bulan mulia yang berurutan.

Rajab ditambah Sya’ban, Ramadhan, Syawal. Jadi Kanjeng Nabi diutus bawa bulan mulia tiga ini. Tiga ini untuk menyambung  antara Rakab dengan Dzulqa’dah. Jadi sekarang bulan yang mulia itu ada tujuh bulan,” tuturnya. 

 

Memuliakan Rajab dengan Puasa

Maemoen Zubair
Maemoen Zubair atau dikenal Mbah Moen wafat di Makkah (Foto: nu.or.id).

Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa Rajab adalah bulan mulia, maka cara memuliakannya menurut Mbah Moen dapat dengan berpuasa. 

“Yang belum puasa ya besok harus puasa. Barangsiapa puasa sehari saja dijanjikan masuk surga, itulah mulianya bulan Rajab,” ungkapnya.

“Barangsiapa yang berpuasa sehari saja di bulan Rajab kelak (di surga) akan diberi minuman yang lehih manis daripada madu, lebih putih dari susu, lebih wangi dari misik.  Ini yang dinamakan minuman surga,” katanya mengutip  hadis keutamaan puasa di bulan Rajab.

Namun, untuk bisa masuk surga tidak cukup hanya puasa di bulan Rajab. Kata Mbah Moen, harus dibarengi dengan ibadah-ibadah lainnya seperti berdzikir atau bisa dekat dengan para wali Allah. Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya