Penting! Pahami Love Language Agar Baterai Cinta Suami-Istri Selalu Penuh

Memahami kebutuhan bahasa cinta pasangan membuat hubungan lebih awet

oleh Kartika diperbarui 24 Jan 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2024, 16:30 WIB
Penting! Pahami Love Language Agar Baterai Cinta Suami-Istri Selalu Penuh
Ilustrasi Relationship Couple Moeslem (Foto: freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dr. Gary Chapman memperkenalkan bahasa cinta atau love language ke dalam lima jenis. Penulis buku Five Love Language asal Amerika Serikat ini membagi lima bahasa cinta yaitu words of affirmation (kalimat-kalimat positif), quality time (waktu berkualitas), gift (memberi hadiah), act of service (memberikan pelayanan), dan psysical touch (memberikan sentuhan).

Ustazah dr Aisah Dahlan pun membagikan tips bagi pasangan suami istri untuk memahami bahasa cinta demi kelanggengan rumah tangga. Menurutnya, setiap orang memerlukan kelima bahasa cinta namun dengan urutan yang berbeda-beda.

Menurutnya, memahami bahasa cinta atau love language pasangan sangat penting untuk menghindari konflik rumah tangga atau bahkan perselingkuhan yang kerap menjadi ujian bagi pasangan. Ustazah Aisah menjelaskan, sebelum memahami love language perlu dipahami ada baterai bahasa cinta yang berbeda di setiap orang.

"Tubuh kita kan ini energi semua, kan listrik semua nah di otak ada sumber listrik, beberapa ahli ya terutama Pak Adi Gunawan, guru hypnoterapi kami ya salah satunya memberi konsepnya baterai. Namanya baterai harus di-charge setiap hari, pakai apa? ya bahasa kasih sayang," beber dr Aisah Dahlan dalam Podcast Curhat Bang Denny Sumargo, beberapa waktu lalu.

Namun, yang membedakan ada urutan kebutuhan bahasa cinta setiap orang berbeda. Ada yang paling penting bersentuhan, ada yang penting memberikan kata-kata positif, atau waktu berkualitas. Sebaliknya, pasangannya membutuhkan urutan bahasa cinta yang berbeda sehingga sering kali menimbulkan salah paham dan menganggap pasangan sudah tidak mencintainya.

"Biasanya punya suami nanti beda baterai pertamanya, jadi urutannya ini yang beda-beda, lima semuanya ada di otak cuma urutan baterai-baterainya itu beda-beda," tambahnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Belajar Memahami Pasangan

Karena itu pula, Ustazah Aisah menyarankan agar setiap pasangan saling belajar watak pasangannya. Pasalnya secara alami, kata dia, laki-laki dan perempuan yang menikah memiliki watak yang berbeda.

"Waktu saya lihat suami saya melayani saya harus tahu bahwa itu tandanya dia cinta sama saya tapi karena baterai pertama sentuhan fisik saya menganggap dia cinta kalau dia gandeng saya kah, peluk saya," ujarnya.

Karena itu, solusi mengatasi kesalahpahaman adalah memahami watak pasangan dan bahasa cinta masing-masing. Jika dalam hubungan di luar pernikahan, perbedaan watak dan bahasa cinta ini kerap diselesaikan dengan perpisahan.

Namun dalam pernikahan, uniknya adalah diikat dengan janji kepada Allah SWT. "Asiknya kalau sudah diikat dengan pernikahan walau kesel tapi takut sama Tuhan, kalau enggak takut, ada orang lain yang baterai love language sama akhirnya selingkuh," ungkapnya.

Dia pun mengingatkan konsep dalam Islam adalah sempurnanya agama seseorang adalah dengan menikah. Sebagaimana sabda dari Rasulullah SAW yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik RA: “Jika seseorang telah menikah, berarti ia telah menyempurnakan separuh agama. Maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah pada separuh sisanya.”

Teknik Mengelola Emosi

Ustazah Aisah pun mengakui perbedaan watak dan bahasa cinta setiap orang sering kali menimbulkan konflik. Namun ketika sudah menikah maka penanganan konflik jangan sampai dengan perpisahan namun memahami dan belajar kelemahan dan kelebihan watak dan bahasa cinta pasangan.

Selanjutnya, dia menyarankan jika sedang emosi untuk mengubah posisi ke lebih rendah. Misalnya jika sedang berdiri maka mengambil sikap duduk saat emosi. Atau ketika duduk dan masih emosi maka bisa dengan rebahan untuk menenangkan diri.

"Berdasarkan pengalaman tenang dulu, manajemen emosi, tenang itu rupanya disiasati dengan ubah posisi dan olah napas. Kalau masih marah tambah ke bawah tiduran, rebahan. Ini teknik, plus olah napas sekarang ada teknik-teknik olah napas perut supaya oksigen penuhi paru-paru karena emosi itu juga ada di otak di bagian tengah," katanya yang juga Clinical Hypnotherapist ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya