10 Tanda Akhir Zaman Menurut Hadis, Mirip dengan Kondisi Saat Ini

Tanda-tanda ini bukanlah suatu ketentuan yang mutlak, namun dapat menjadi bahan renungan bagi umat Islam agar lebih menyiapkan bekal untuk hari akhir.

oleh Putry Damayanty diperbarui 25 Feb 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2024, 10:30 WIB
[Bintang] 5 Tanda-tanda Kiamat Sudah Dekat!
5 Tanda-tanda Kiamat Sudah Dekat! | via: 2.bp.blogspot.com

Liputan6.com, Jakarta - Kiamat merupakan suatu kepastian yang akan terjadi. Pada hari itu manusia akan menghadapi kehancuran alam semesta yang paling mengerikan.

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ 

"Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur". (QS. Al-Hajj: 7)

Jika dicermati, telah banyak tanda-tanda yang menunjukan kiamat semakin dekat. Di antaranya disebutkan dalam Al-Qur'an maupun hadis.

Di antara tanda-tanda akhir zaman bahkan sudah ada sejak abad pertama kelahiran Islam. Kelahiran Nabi Muhammad SAW sendiri, menurut keterangan hadis, juga menunjukkan akhir zaman.

Mengutip dari laman hidayatullah.com, berikut dikemukakan 10 tanda akhir zaman yang mirip dengan kondisi saat ini. 

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Pertama, Terangkatnya IImu

Maksud dengan terangkatnya ilmu di sini adalah banyaknya ulama yang diwafatkan. Kematian ulama disebut sebagai tanda akhir zaman. Ketika mereka banyak yang meninggal, maka itu artinya sebagian ilmu dicabut Allah dari bumi. Akibat sosialnya, masyarakat kehilangan suluh untuk menerangkan setiap persoalan agama yang ingin mereka tanyakan.

Ada beberapa hadis terkait tanda ini, di antaranya:

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ: أَنْ يُرْفَعَ العِلْمُ وَيَثْبُتَ الجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا

“Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan dan diminumnya khamer serta praktek perzinahan secara terang-terangan.” (HR. Bukhari)

Dalam hadis lain, yang dimaksud diangkatnya ilmu bukanlah sekaligus, tapi dengan diwafatkannya ulama. Sabda Nabi:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ العِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ العِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

“Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari).

Tanda Kedua hingga Kelima 

(2) banyak terjadi gempa, (3) waktu terasa berjalan cepat, (4) timbul berbagai fitnah, (5) banyak terjadi pembunuhan. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah ﷺ.

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ العِلْمُ، وَتَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ، وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ، وَتَظْهَرَ الفِتَنُ، وَيَكْثُرَ الهَرْجُ – وَهُوَ القَتْلُ القَتْلُ – حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمُ المَالُ فَيَفِيضَ

“Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al Haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian.” (HR. Bukhari).

Fenomena gempa yang ada bisa dijadikan pemantik untuk mengingat dahsyatnya hari kiamat sehingga semakin gencar beramal shalih.

Selain itu, sebelum era digital, orang sudah banyak yang merasa waktu terasa cepat. Di era digital seperti itu, waktu terasa semakin singkat dan cepat. Apa-apa sangat dimudahkan dimanjakan oleh kecanggihan teknologi. Seoalah-olah waktu sudah seperti dilipat; terasa tidak ada jarak meski secara teritorial berjauhan.

Jika diperhatikan dewasa ini, betapa fitnah memang sedang gencar-gencarnya. Di dalam negeri betapa sesama umat Islam saja kadang tak jarang yang saling tuduh. Beda orientasi politik saja sudah bermusuhan seolah-olah bukan saudara sesama Muslim. Pemebelahan internal umat terlihat dengan kasat mata. Umat Islam seolah dipaksa untuk berkubu-kubu: kalau tidak di kubu A, bararti divonis kubu B dan seterusnya.

Peristiwa pembunuhan sudah sangat banyak diberitakan oleh berita-berita kriminal. Terlebih setelah pandemi, betapa banyak terjadi pembunuhan. Seorang ibu membunuh tiga anaknya lalu bunuh diri akibat kesusahan ekonomi dan masih banyak yang lainnya.

Tanda Keenam sampai Sepuluh

(6) pemimpin bodoh (7) banyak aparat yang tak adil (8) hukum diperjual belikan (9) darah ditumpahkan dengan mudah (10) Saling memotong silaturahmi.

بَادِرُوا بِالْمَوْتِ سِتًّا: إِمْرَةَ السُّفَهَاءِ، وَكَثْرَةَ الشُّرَطِ، وَبَيْعَ الْحُكْمِ، وَاسْتِخْفَافًا بِالدَّمِ، وَقَطِيعَةَ الرَّحِمِ، وَنَشْوًا يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ يُقَدِّمُونَهُ يُغَنِّيهِمْ، وَإِنْ كَانَ أَقَلَّ مِنْهُمْ فِقْهًا

“Bersegeralah melakukan enam hal sebelum datang kematian: dari pemimpin bodoh, banyaknya ajudan (aparat yang tak menjalankan hokum dengan adil), hukum diperjualbelikan, darah tertumpah dengan mudah, saling memotong tali silaturrahmi, dan keturunan yang menjadikan Al Qur’an bagaikan seruling, mereka dahulukan siapa saja yang bisa menyanyikannya walaupun dia adalah orang yang tidak mengerti persoalan agama.”  (HR. Ahmad).

Di sini kita tidak hendak menuduh siapa-siapa, fenomena seperti jauh sebelum pandemi juga sudah banyak: bagaimana seorang pemimpin dipilih bukan berdasarkan keahlian dan kapasitasnya, tapi lebih dipilih karena citra dan elektabilitasnya, sehingga yang menang tidak otomatis yang layak dan patut mengemban kekuasaan. Ini bisa direnungkan di berbagai lini.

Bahan Renungan dan Introspeksi Diri

Demikian juga ketidak adilan juga banyak dijumpai. Hukum tegak hanyak ke bawah dan tumpul ke atas. Hanya ditegakkan kepada orang yang bersebrangan, tapi kepada kawan dan sejawat sendiri, tiba-tiba menjadi lunak.  Demikian pula kasus penumpahan darah dengan sangat mudah.

Fenomena memutus silaturahim juga sangat gencar diera digital. Memang kemajuan teknologi membuat silaturahim semestinya lebih gampang dan mudah. Namun, juga sangat gampang terputus. Hanya karena beda pendapat, beda pilihan politik, beda dukungan dan perbedaan kecil lainnya yang seharusnya tak semestinya memutus silaturahim, akhirnya terputus dan berkelanjutan di media sosial. Saling sindir, bully, nyinyir dan lain seabagainya.

Sebenarnya, masih banyak hadis-hadis lain mengenai fenomena akhir zaman. Hanya saja, 10 tanda ini sekiranya cukup untuk dijadikan pelajaran bahwa kiamat semakin dekat.

Tanda-tanda kecilnya sudah banyak terjadi. Melihat tanda-tanda ini, seyogianya membuat umat Islam kian mengintrospeksi diri, memperbanyak amal shalih, menjaga persatuan dan kesatuan serta sibuk menyiapkan bekal untuk akhirat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya