Liputan6.com, Jakarta - Kapan baca niat puasa Ramadhan? Ini pertanyaan yang sering muncul ketika menjelang bulan suci bagi umat Islam. Menurut Mazhab Syafi'i, waktu baca niat puasa Ramadhan harus dilakukan di malam hari sebelum terbit fajar, sedangkan Mazhab Hanbali memiliki pendapat serupa, namun menetapkan waktu niat dari waktu maghrib hingga sebelum terbit fajar.
Pandangan yang berbeda muncul dari Mazhab Hanafi, yang mengizinkan waktu niat puasa Ramadhan dari masuknya waktu maghrib hingga sebelum separuh siang. Sementara pendapat Imam Malik memperbolehkan membaca niat puasa Ramadhan untuk sebulan penuh, yang dilakukan pada malam pertama bulan Ramadhan.
Baca Juga
Hukum membaca niat puasa Ramadhan sendiri, menurut mayoritas para ulama adalah wajib. Lalu, beberapa ulama sepakat bahwa baca niat puasa Ramadhan bisa dilakukan dalam hati tanpa harus diucapkan.
Advertisement
Pentingnya memahami kapan baca niat puasa Ramadhan menjadi bagian penting dalam mempraktikkan ibadah puasa dengan benar. Meskipun terdapat perbedaan pendapat antar mazhab, kesadaran akan waktu niat dan pemahaman hukumnya adalah kunci utama dalam menjalankan puasa Ramadhan agar sah dan diterima Allah SWT.
Berikut Liputan6.com ulas penjelasan lengkapnya, Rabu (6/3/2024).
Waktu Baca Niat Puasa Ramadhan
Menurut Mazhab Syafi'i dan Hanbali
Waktu baca niat puasa Ramadhan menurut pendapat dari mazhab-mazhab fikih ada dua perbedaan, yakni bisa baca niat puasa Ramadhan setiap hari atau untuk sebulan penuh. Menurut Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Mazhab Syafi'i menekankan bahwa waktu baca niat puasa Ramadhan sebaiknya dilakukan di malam hari sebelum terbit fajar.
Pendapat ini senada dengan mazhab Hanbali, yang juga mengatakan bahwa niat puasa fardu dapat dibaca setiap malam antara waktu maghrib hingga sebelum terbit fajar, sebagaimana disampaikan melalui website resmi Baznas Jawa Barat.
Begini bacaan niat puasa Ramadhan yang dibaca setiap hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin an adai fardhi syahri ramadhana haadzhihis sanati lillahi taala.
Arti bacaan niat puasa Ramadhan harian:
“Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Taala.”
Menurut Mazhab Hanafi
Pendapat dari mazhab Hanafi memberikan variasi waktu yang sedikit berbeda. Menurut mereka, niat puasa sebaiknya dilakukan setiap hari antara masuknya waktu maghrib hingga sebelum separuh siang (nisf al-nahar). Siang dalam pandangan fikih dimulai sejak munculnya sinar di ufuk timur saat terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Menurut Mazhab Maliki
Tafsir Imam Malik memperbolehkan melafalkan niat puasa sebulan penuh. Bacaan niat puasa Ramadhan penuh sunah disarankan dibaca pada malam pertama di bulan Ramadhan atau Ramadhan hari pertama, seperti yang tertuang dalam kitab "Sabîl al-Hudâ" karya KH A Idris Marzuki.
Begini bacaan niat puasa Ramadhan yang dibaca sebulan penuh:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jamî’i syahri ramadlâni hadzihissanati taqlîdan lil imâm mâlikin fardlan lillâhi ta’âlâ.
Arti bacaan niat puasa Ramadhan sebulan penuh:
“Saya berniat puasa selama satu bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah taala.”
Advertisement
Syarat Sah Puasa Ramadhan
Berikut adalah penjelasan mengenai syarat sah puasa Ramadhan melansir dari Baznas RI:
- Islam: Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi umat Islam. Seorang yang ingin melaksanakan puasa Ramadhan haruslah seorang Muslim, karena puasa merupakan salah satu dari rukun Islam yang hanya diperintahkan kepada umat Islam. Orang non-Muslim tidak diwajibkan untuk berpuasa karena puasa adalah bagian dari ibadah dalam agama Islam.
- Sehat Jasmani dan Rohani: Untuk menjalankan puasa Ramadhan, seseorang harus berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani dan rohani penting agar seseorang mampu menjalankan puasa dengan baik dan penuh kesadaran. Jika seseorang sakit, baik secara jasmani maupun rohani, maka ia diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan dapat menggantinya di kemudian hari.
- Baligh: Puasa Ramadhan tidak diwajibkan bagi anak-anak yang belum mencapai usia baligh atau pubertas. Orang yang belum baligh masih dianggap sebagai anak-anak dan belum memenuhi syarat untuk menjalankan puasa Ramadhan.
- Mukallaf: Seseorang harus mencapai tingkat akal baliq atau mukallaf untuk diwajibkan menjalankan puasa Ramadhan. Mukallaf adalah orang yang telah mencapai usia baligh dan memiliki akal yang sempurna, sehingga mampu memahami dan menjalankan kewajiban agama dengan baik.
- Rukun Puasa Ramadhan:
- Niat: Puasa Ramadhan harus dimulai dengan niat yang tulus di dalam hati sebelum terbit fajar. Niat ini merupakan bagian penting dari pelaksanaan puasa dan dapat dilakukan secara batin tanpa harus diucapkan.
- Tahan diri untuk makan, minum, dan hal yang membatalkan puasa: Selama puasa, seseorang harus menahan diri dari makan, minum, dan melakukan aktivitas yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
- Menjauhi perilaku yang merusak ibadah puasa: Selain menahan makan dan minum, seorang Muslim harus menjauhi perilaku yang dapat merusak ibadah puasa seperti berkata kasar, berbohong, dan melakukan perbuatan dosa lainnya.
- Memiliki kesadaran untuk beribadah: Rukun terakhir puasa Ramadhan adalah memiliki kesadaran dalam menjalankan ibadah, yaitu menjalankan puasa dengan penuh kesadaran akan tujuan dan makna di balik ibadah puasa Ramadhan sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT.