Seberapa Istimewa Meninggal di Bulan Ramadhan?

Meninggal di bulan Ramadhan, benarkah lebih baik? Adakah dalilnya?

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mar 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2024, 12:30 WIB
Ilustrasi Ramadhan
Ilustrasi Ramadhan (Sumber: Pexels.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sesungguhnya kita semua adalah milik Allah, dan kepada-Nya lah kita semua pasti akan kembali.(Q.S Al-Baqarah: 156). Sudah pasti semua akan meninggal atau wafat dan kembali kepadaNya.

Kehidupan dan kematian dianggap sebagai bagian tak bisa dipisahkan dari rencana ilahi yang ditetapkan oleh Allah SWT. Mati adalah suatu kepastian bagi setiap manusia, dan saat kematian tiba, tidak ada cara untuk menghindarinya atau meminta penundaan. Ayat-ayat Al-Qur'an secara jelas menyatakan bahwa setiap jiwa akan merasakan mati, dan tidak ada pengecualian dari hukum ilahi ini.

Ayat-ayat dalam Al-Qur'an, seperti Surah Al-Ankabut (29:57), menyebutkan, "Tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, kemudian hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan." Pesan ini menegaskan bahwa mati adalah suatu keniscayaan dan setiap individu akan menghadapinya. Oleh karena itu, dalam Islam, meminta penundaan atau menghindari kematian tidak dianggap sebagai opsi, karena hal ini berada di bawah kebijaksanaan Allah yang Maha Kuasa.

Sebagai manusia biasa, kita tidak akan pernah tahu akan meninggal dengan cara bagaimana, kapan waktunya, semuanya rahasia Illahi. Hanya Allah SWT yang tahu.

Pertanyannya adakah keistimewaan jika meninggal pada bulan Ramadhan, lalu jika ada seperti apa keistimewaannya?

 

Simak Video Pilihan Ini:

Tak Ada Dalil Khusus soal Meninggal di Bulan Ramadhan

Ilustrasi Meninggal Dunia
Ilustrasi Meninggal Dunia (Image by Rob van der Meijden from Pixabay)

Menukil voaislam.com, Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,

إنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34)

Tidak ditemukan dalil khusus keistimewaan wafat di bulan Ramadhan. Kecuali orang yang wafat dalam kondisi puasa. Ini berlaku di Ramadhan dan luar Ramadhan. Karena ia akhiri hayat dengan amal shalih.

Dari Hudzaifah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Siapa mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah berharap wajah Allah (keridhaan-Nya) dan ditutup hayatnya dengan kalimat ini pasti ia masuk surga. Siapa puasa satu hari mengharap wajah Allah, meninggal dalam kondisi puasa, pasti ia masuk surga. Siapa bersedekah mencari wajah Allah dan meninggal di atasnya, pasti ia masuk surga.” (HR. Ahmad. Dihassankan Al-Haitsami di Majma’ al-Zawaid, dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani di Ahkam al-Janaiz)

Kemulian di Akhirat Tergantung Amal

[Bintang] Jadwal Sholat, Imsakiyah, dan Buka Puasa Hari ke-7, 23 Mei 2018
Ilustrasi Ramadhan. (Ilustrasi: ultrahdwalls.com)

Kemuliaan seseorang di akhirat sangat ditentukan oleh amalnya. Surga yang dijanjikan untuknya bersyarat dengan amal shalihnya. Jika hayatnya diakhiri dengan amal shalih ini bertanda kebaikan untuk dirinya. "Amal seseorang ditentukan pada penutupnya," hadits shahih. Tidak semata-mata meninggal di bulan Ramadhan lalu seseorang mendapat kemuliaan; padahal dirinya jauh dari amal shalih.

Fatwa Syaikh bin Bazz Rahimahullah, tentang wafat di Ramadhan, ..

وكذلك إذا مات في رمضان ما أعلم فيه شيئا يدل على فضل خاص، لكن يرجى له، إذا مات وهو صائم مستقيم يرجى له الخير العظيم، ولكن لا أعلم شيئا خاصا في موت رمضان

”Begitu juga apabila ia meninggal di Ramadhan, aku tidak mengetahui ada dalil dalam masalah ini yang menunjukkan keutamaan secara khusus. Tetapi, apabila meninggal dalam kondisi berpuasa yang benar diharapkan ia amendapatkan kebaikan yang besar. Tetapi, saya tidak tahu ada dalil khusus tentang meninggal di Ramadhan....” (Fatawa Nuur A’la al-Darbi, Ibnu Bazz: 13/477)

Allah telah istimewakan 70 ribu dari hamba-Nya dengan janji masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab. Tidak lain, karena mereka memurikan tauhidnya kepada Allah dan memantapkan tawakkalnya kepada-Nya. Ini yang menjadi sebab dasar untuk mendapatkan kemuliaan saat wafat. Bukan semata wafat di Ramadhan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya