Langsung Terjadi, Risiko Berat di Dunia jika Kita Lalai Mendoakan Orang Tua Kata Gus Iqdam

Pendakwah kondang asal Blitar yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Blitar, Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam mengungkapkan jika kita lalai atau tidak pernah mendoakan kedua orang tua.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Mar 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2024, 12:30 WIB
Gus Iqdam ceritakan rutinan bareng Soimah di markas ST Pusah hampir gagal (SS: YT Este Nyell)
Gus Iqdam ceritakan rutinan bareng Soimah di markas ST Pusah hampir gagal (SS: YT Este Nyell)

Liputan6.com, Cilacap - Pendakwah kondang asal Blitar yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Blitar, Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam mengungkapkan jika kita lalai atau tidak pernah mendoakan kedua orang tua akan merasakan resiko berat ketika di dunia.

Kesediaan mendoakan kedua orang tua, baik yang masih hidup atau telah meninggal merupakan salah satu ciri dari anak saleh. Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ 

Artinya: Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 (perkara), yakni sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa untuknya.

Pentingnya mendoakan orang tua, terlebih jika keduanya telah wafat menyebabkan kedua orang tuanya akan merasakan manfaat dari doa yang dipanjatkan oleh anak saleh.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Risiko Beratnya Dirasakan di Dunia

Gus Iqdam berkali-kali menekankan bahwa mendoakan orang tua tidak main-main dan sangat serius. Sebab jika kita lalai, maka risiko berar bukan hanya dirasakan di akhirat kelak, namun balasannya kontan di dunia.

Ia pun menanyakan kepada jemaah perihal kesulitan-kesulitan yang dialami dalam kehidupan, baik di tempat kerja atau di tempat-tempat lainnya.

“Tolong diingat ya, kalian semua, tadi siang saya pas ngaji ini, kita kadang kan kesulitan ya, kalian pernah tidak kesulitan bekerja?” tanya Gus Iqdam.

Ia mencontohkan kesulitan-kesulitan seperti ketika bertani dan berbisnis hasilnya tidak seuai harapan karena tanah ataupun lokasi bisnis yang kita tempati tidak membawa keberuntungan.

“Bercocok tanam, tanahnya yang dibuat bertanam sulit, bisnis, tanah yang untuk bisnis itu susah," terangnya.

Menurutnya, hal ini disebabkan karena kita lalai mendoakan kedua orang tua dan para leluhur kita. Meskipun terlihat sepele ini akan beimbas kepada keberhasilan hidup kita di dunia dan tentu saja di akhirat kelak.

“Saya beritahu, biasanya kamu kurang mendoakan orang tuamu dan kakek nenekmu,” sambungnya.

“Ini serius!" tandasnya.

Kewajiban Mendoakan Kedua Orang Tua

Ilustrasi doa
Ilustrasi doa. Photo by Freepik

Menukil NU Online, anak diwajibkan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Mereka diperintahkan untuk menjadi anak yang saleh terhadap kedua orang tuanya. Mereka juga dianjurkan untuk selalu mendoakan kedua orang tuanya. Adapun berikut ini adalah doa untuk kedua orang tua baik masih hidup maupun sudah wafat.

Doa berikut ini dapat dibaca sekurang-kurangnya setiap selesai sembahyang lima waktu:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā.

Artinya, "Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil." 

Kewajiban untuk berbakti kepada kedua orang tua dapat kita temukan dalam Al-Qur’an, salah satunya pada Surat Al-Isra’ ayat 23:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Artinya, “Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya…” (Surat Al-Isra’ ayat 23). T

entu ada lagi ayat Al-Qur’an dan hadits nabi yang memerintahkan dan menerangkan keutamaan berbakti kepada kedua orang tua. Sedangkan mendoakan kedua orang merupakan hanya salah satu jalan anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Wallahu a’lam.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya