Kisah Abu Thalhah yang Jazadnya Utuh Seperti Orang Tidur, Ternyata Ini Amalannya Semasa Hidup

Jasad Abu Thalhah tetap utuh selama berhari-hari, ini rahasianya.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Apr 2024, 04:30 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2024, 04:30 WIB
Ilustrasi puasa
Ilustrasi puasa. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Ada kisah luar biasa dari sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Thalhah. Sesudah meninggal selama berhari-hari jasadnya tetap utuh.

Semasa hidup Abu Thalhah merupakan sosok yang sangat rajin menunaikan ibadah puasa.

Melalui riwayat Anas bin Malik, diceritakan bahwa Abu Thalhah selalu berpuasa sepeninggalan Nabi Muhammad SAW selama 40 tahun.

Dalam buku Ensiklopedia Sahabat Rasulullah yang ditulis oleh Wulan Mulya Pratiwi dkk, dijelaskan Abu Thalhah tidak menunaikan puasa hanya pada hari-hari yang diharamkan, seperti hari besar, atau saat ia sedang sakit.

Selain rajin menunaikan puasa, Abu Thalhah juga tak pernah meninggalkan sholat malam dan selalu berjihad di jalan Allah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Meninggal Berhari-hari Jasadnya Utuh, Seperti Orang Tidur

Ilustrasi - Kafilah pada masa Arab zaman Jahiliyah. (Foto: Tangkapan layar film The Message)
Ilustrasi - Kafilah pada masa Arab zaman Jahiliyah. (Foto: Tangkapan layar film The Message)

Ia tak pernah lelah menegakkan ajaran Allah SWT dalam keseharian hidupnya, bahkan hingga sudah berusia lanjut yang renta. Anak-anaknya memperingatkan dengan menasihati Abu Thalhah perihal umurnya yang sudah renta, namun ia tetap bulat akan tekadnya untuk berjihad dan berlaut bersama pasukan pengembara Muslim lainnya.

Seorang anak dari Abu Thalhah berujar:

“Semoga Allah memberikanmu rahmat selalu, wahai ayah kami. Kau sekarang sudah amat tua. Sudah berjuang bersama Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar. Mengapa kau tidak rehat saja dan biarkan kami melanjutkan jihadmu?”

Segera Abu Thalhah menimpali melalui firman Allah SWT dalam QS At-Taubah ayat 41:

ٱنفِرُوا۟ خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Infirụ khifāfaw wa iqālaw wa jāhidụ bi`amwālikum wa anfusikum fī sabīlillāh, żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn

Artinya: "Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui,"

Sayangnya, Abu Thalhah wafat dalam perjalanan tersebut. Ia wafat dalam keadaan menjalani ibadah puasa.Di waktu itu, para pasukan Muslim tidak menemukan pulau untuk bersandar agar bisa mengebumikan jenazahnya.

Selama tujuh hari mereka mencari pulau, jenazah Abu Thalhah tetap utuh dan tidak berubah. Jasadnya terlihat seperti orang yang tertidur. Oleh karenanya, dipercayalah bahwa jasad utuhnya itu disebabkan amalan berpuasa yang rajin dilakukannya.


Puasa Sangat Baik Bagi Organ Tubuh

Adanya Larangan Berpuasa pada Hari Tasyrik
Ilustrasi Muslimah mengisi waktu saat berpuasa. Credit: pexels.com/Mikhail

Untuk diketahui, berpuasa secara teratur telah dikaitkan dengan berbagai manfaat bagi kesehatan organ tubuh. Salah satu manfaatnya adalah meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.

Puasa intermiten atau puasa yang dilakukan secara teratur telah terbukti dapat membantu mengatur kadar gula darah dengan lebih efektif. Ini dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2 dan meningkatkan kesehatan jantung.

Selain itu, puasa juga telah terbukti dapat membantu mengurangi resistensi insulin, yang dapat menjadi penyebab utama diabetes dan obesitas.

Selain itu, berpuasa juga dapat membantu dalam proses detoksifikasi tubuh. Saat berpuasa, tubuh memiliki kesempatan untuk membersihkan diri dari racun dan zat-zat yang tidak diinginkan.


Fadhilah Puasa bagi Kesehatan Tubuh

Arab Saudi
Ilustrasi Puasa di Arab Credit: shutterstock.com

Selama periode puasa, tubuh beralih ke proses metabolisme yang berbasis lemak, yang dapat membantu dalam pengeluaran racun-racun yang terakumulasi dalam tubuh. Proses detoksifikasi ini dapat membantu meningkatkan fungsi organ-organ vital seperti hati dan ginjal, serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Selain itu, puasa juga telah terbukti memiliki efek positif pada sistem pencernaan. Saat berpuasa, tubuh memiliki waktu istirahat dari proses pencernaan makanan yang biasanya berlangsung sepanjang hari. Ini memberikan kesempatan bagi sistem pencernaan untuk pulih dan berkembang dengan lebih baik.

Beberapa studi menunjukkan bahwa puasa dapat membantu meningkatkan fungsi usus, mengurangi peradangan, serta meningkatkan keseimbangan bakteri baik dalam usus. Ini dapat mengurangi risiko terjadinya gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus atau penyakit Crohn, serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

 Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya